Part one (REVISI)

3.9K 147 3
                                    



Happy reading...

💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻



"Banna, kenapa kamu ajak aku ketemuan disini? tumben banget deh"

"Iya, lagi nyari suasana baru, bosen  kalo liat suasana cafe terus"

"Hahaha.. Bisa aja kamu"

"Sil, masih ingatkan kata-kata aku disetiap kita telponan?"

"Iya masih, kenapa Bann?"

"Suatu saat nanti kalo aku ninggalin kamu tanpa alasan yang pasti, aku mohon sama kamu untuk menetap hujan yang sedang turun" Banna mengehela napasnya sebentar.

"Karna saat hujan turun itu adalah rindu yang aku titipkan pada tuhan untuk kamu saat aku jauh dari kamu Sil" Lanjut Banna.

Satu tetesan lolos
keluar dari mata Banna. Namun dengan cepat ia menghapusnya sebelum Silvy melihat air mata itu jatuh. Dia begitu terluka saat mengatakan hal seperti ini pada Silvy. Dia benci akan dirinya sendiri yang selalu, selalu dan selalu menyakiti Silvy.

"Bann, kamu kenapa ngomong kayak gini? Apa kamu beneran mau ninggalin aku?" Tanya Silvy dengan suara yang bergetar. Namun masih dapat ia tahan.

"Aku ngga akan pernah ninggalin kamu Sil, itu hanya perumpaan aja. Udah ah jangan cengeng jadi cewek" hibur Banna, meskipun saat ini hatinya tidak tenang.

"Aku ngga akan pernah se-cengeng ini kalo ngga sama kamu" ucap Silvy seraya menghapus air mata-nya.

Banna menatap lekat di kedua bola mata Silvy. Tangan-nya menghapus sisa air mata yang jatuh dari mata kekasihnya.

"Maafin aku ya, kalau udah buat kamu cengeng hanya karna aku."

Silvy menggelengkan kepala-nya atas perkataan Banna.

"Kamu ngga perlu minta maaf untuk hal aku cengeng karna kamu, karna. Kamu ngga pernah buat aku cengeng. Kamu selalu buat aku menangis hanya karna kebahagiaan. Kamu ngga pernah biarin aku menangis karna kesedihan Bann. Aku cengeng, hanya kebahagian yang kamu buat untuk aku Bann. Aku sayang kamu." Silvy langsung memeluk Banna dengan erat. Ia sunguh sangat menyayangi Banna. Ia tak ingin kehilangan Banna. Sungguh tak ingin!

"Kalo mau peluk bilang-bilang dong, kan aku-nya kaget, tapi aku ngga denger nih kalimat terakhir yang kamu bilang, bisa diulang ngga?"

"Ngga ada kata pengulangan"

"Oh gitu? Yauda aku ngambek" rajuk Banna, dan melepaskan pelukkannya.

"Bodo!" acuh Silvy.

"Banna" panggil Silvy.

Banna hanya melirik Silvy sekilas, Silvy menghentak-hentakkan kakinya di rerumputan. Ia kesal dengan Banna yang mendiamkan-nya.

"Banna" panggil Silvy lagi.

Jika tadi Silvy memanggil Banna dibalas hanya dengan lirikan. Tapi tidak dengan kali ini yang sama sekali tidak dilirik.

Silvy menarik napasnya, lalu ia mendekat ke arah kuping Banna dan..

"Banna.. Kalo orang manggil itu di sahut" teriak Silvy dengan kencang.

Spontan. Banna langsung menjauhkan kuping-nya dari Silvy, dan mengusap-ngusapnya.

Banna menatap Silvy dengan tatapan yang sangat tajam. Silvy melihat Banna menatapnya dengan tajam, ia menelan salivanya susah payah.

Banna melangkahkan kakinya mendekat ke arah Silvy, ia terus memberikan tatapan tajamnya pada Silvy. Melihat Banna yang seperti itu, membuat Silvy menundukkan kepalanya.

"Ban.. Banna, aku minta maaf. Tadi ak....Aku kesel sama kami. A.. Abisnya kamu aku panggilin cuek mulu."Silvy merasa takut sekarang, kunci Banna membuat Silvy patuhnya hanya dengan tatapan tajam yang dimilikinya. Jika sudah ditatap tajam oleh Banna, dapat dipastikan Silvy selalu merasa ketakutan. Seperti sekarang ini. Tapi, lain hal nya jika mood Silvy sedang buruk, ia tidak akan takut dengan tatapan Banna. Malah Banna yang akan takut pada Silvy. Lucu deh mereka haha

Silvy terus menundukkan kepalanya, ia tak berani melihat Banna. Sungguh. Karna Banna lebih menyeram dari pada vampire jika sudah seperti sekarang.

Banna sekarang berdiri tepat didepan Silvy yang sedang menunduk. Ia tersenyum melihat Silvy yang takut padanya. Lalu, tangan-nya mengelus lembut rambut Silvy.

Silvy mendongak saat Banna mengelus rambutnya— ditambah lagi dengan Banna yang sekarang tengah tersenyum padanya.

"Kenapa nunduk?" Tanya Banna.

"Aku takut sama tatapan tajam kamu" balas Silvy jujur.

Banna tersenyum lagi. Ia merasa bersalah sekarang, karna telah membuat gadis-nya takut hanya karna tatapan tajam yang dia beri.

"Kamu jangan pernah takut sama tatapan aku tadi, aku cuma bercanda kok. Aku ngga mau kamu terlalu takut sama aku Sil, gimana nanti kalo aku ngga ada disamping kamu hm? Masa sama tatapan begitu aja kamu takut." Ucap Banna lembut pada Silvy.

"Tapi tatapan kamu buat jantung aku berdetak kencang Bann, aku takut sama mata tajam kamu. Lagian aku tadi kan ngga tahu, kalo kamu lagi bercanda gimana sih! Aku tu ngga pernah takut dengan tatapan tajam orang sama aku. Kecuali kamu, aku juga ngga tau kenapa bisa takut"

"Apa mungkin kamu jelmaan setan valak ya Bann?" Lanjut Silvy.

Banna langsung mendaratkan sentilan di jidad Silvy.

"Aw- sakit bego"

"Tau kan itu sakit? Jadi gitu juga sama aku, masa aku disamain sama valak? Sakit ni hati tau" ucap Banna dengan nada yang mendrama.

💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻

Vote + coment kalian diharapkan guys... 👍🏻

Banna, where are you?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang