Happy reading...06.20 pm
Ting.
Suara bel pintu masuk cafe berbunyi.
Silvy berjalan masuk dengan gontai dan menuju meja yang selalu ia duduki saat bersama Banna.Sudah lama rasa-nya ia tidak mengunjungi cafe favorit-nya dan Banna dulu. Kini dia kembali datang berkunjung di cafe favorit mereka. Namun kini berbeda, jika dulu ia berkunjung ke cafe ini selalu bersama Banna— namun sekarang ia hanya seorang diri mengunjungi cafe ini.
Silvy rindu Banna.
Silvy kangen dibuat nangis haru oleh Banna.
Silvy kangen ketika ngambek di pujuk oleh Banna.
Silvy kangen semua tingkah konyol Banna pada-nya.Silvy menatap luar jendela. Melihat jalanan yang dipenuhi kendaraan-kendaraan yang sedikit macet.
"Eh mba silvy mau pesan apa?" Tanya pelayan cafe yang bername tag Tari— jangan tanyakan lagi mengapa mereka saling kenal. Karna dihampir pelayan cafe ini Silvy tahu siapa nama-nya dan begitu pun dengan pelayan-nya yang mengenal Silvy.
Silvy menoleh dan tersenyum sebentar pada Tari.
"Pesan minuman kayak biasa aja Tar"
"Udah ini saja mba?"
Silvy mengangguk.
"Tari sebentar"
"Iya, ada yang mau dipesan lagi?"
"Oh ngga bukan itu! Apa kamu sering lihat Banna kesini lagi?"
"Ngga mba. Saya ngga pernah lihat mas Banna kesini lagi. Kan sudah lama juga mba Silvy dan mas Banna tidak berkunjung kemari. Kan biasa-nya kalian setiap minggu selalu kemari. Emang-nya kenapa mba?"
"Oh gitu ya Tar. Ngga papa! Sekarang kamu boleh pergi" ucap Silvy dan dibalas anggukkan oleh Tari.
Silvy kembali menolehkan wajahnya kearah jalanan sore kota Solo.
"Takdir emang jahat ya Bann? Dia yang mempertemukan kita dengan begitu dekat. Sampai kita saling jatuh cinta dan sayang. Tapi takdir juga yang memisahkan kita seperti saat ini. Aku ngga pernah nyalahin takdir Bann. Karna jika kamu tahu aku menyalahkan takdir, maka kamu akan marah dan nasehati aku! Tapi sekarang aku malah ingin sekali menyalahkan takdir, agar kamu datang dan marahin aku seperti dulu" ucap Silvy seorang diri.
"Tapi aku harus kuat, mungkin tuhan emang gariskan takdir aku sama kamu seperti ini. Agar aku dan kamu tahu bagaimana arti kehilang dan menahan rindu sesungguh-nya. Aku akan tetap cari kamu kok Bann! Tanpa bantuan orang lain sedikit pun" lanjut-nya yakin namun begitu menyakitkan di hati saat ia mengatakan hal seperti itu.
"Mba ini pesenan-nya"
"Oh iya Tari, taruh aja disitu" ucap Silvy yang tak mau menoleh ke arah Tari saat ini. Karna iya tak ingin jika Tari melihat-nya sedang menangis seorang diri sekarang.
"Baik mba" balas Tari dan berlalu dari meja Silvy duduki.
Ting.
Bel masuk cafe berbunyi. Itu menandakan ada orang yang baru saja datang ataupun keluar. Namun Silvy menghiraukan-nya. Ia lebih nyaman dengan tatapan yang sedang ia tatap sekarang.
"Silvy?" Ucap orang itu. Silvy yang dipanggil nama-nya pun menoleh.
"Eh lo Ka, ngapain lo kesini? Oh iya disana masih banyak kursi kosong! Dan lo masih bisa duduk disana" ucap Silvy sinis.
Semenjak kejadian kemarin, Silvy tak ingin ataupun bertemu lagi dengan Raka. Karna ia kesal dengan Raka yang masih orang baru saja ia sudah mencampuri urusan-nya.
Raka yang mendengar ucapan sinis dari Silvy pun hanya terkekeh.
"Ada yang mau gue omongin sama lo Sil. Tapi terlebih dahulu, gue mau lo ngebolehin gue duduk disini"
"Ngga usah basa basi, sebelum lo minta izin ke gue untuk duduk disini, lo udah duduk terlebih dahulu disini! Jadi jangan muter-muter"
Raka kembali terkekeh dengan setiap ucapan sinis Silvy pada-nya. Raka tau kemarin adalah kesalahan-nya. Seharus-nya ia tidak ikut campur akan urusan Silvy saat itu. Tapi rasa penasaran Raka pada Silvy begitu besar. Ia tidak hanya melihat satu dua kali-nya Silvy berada didepan bangunan minimalis itu. Melainkan setiap sore hari ia melihat Silvy didepan bangunan minimalis itu. Dari Silvy yang teriak-teriak tidak jelas, hingga Silvy menangis dengan tiba-tiba-nya.
"Oh oke oke. Lo ngga usah sinis gitu kali sama gue, sakit ni hati gue lo gituin" ucap Raka sedikit menghibur.
"Kalo masih mau basa basi, sorry gue ngga ada waktu untuk ladenin lo" balas Silvy dan bangkit dari tempat duduknya.
Namun, Raka menahan lengan Silvy.
"Et! Bercanda kali Sil. Oke, sekarang gue ngomong! Tapi sekarang gue mau lo duduk" ucap Raka dan— Silvy menurut apa kata Raka.
"Pertama, gue minta maaf atas apa yang gue katakan kemarin. Ngga seharusnya gue ikut campur atas apa yang lo lakuin.
Kedua, gue cuma mau bilang gue siap bantuin lo jika lo butuh bantuin gue. Ketiga, sorry gue bukan mau masuk kedalam apa yang lo lakuin Sil. Tapi gue selalu sering liat lo teriak-teriak ngga jelas didepan rumah itu, kadang gue juga liat lo nangis tiba-tiba disana. Gue ngga ada mata matain lo! Tapi gue sering lewat disana saat sore hari. Dan yang gue heran sama lo, setiap kali-nya gue jalan sore didaerah rumah itu, gue selalu nemuin lo dengan keadaan yang sama seperti lo yang gue jumpain lalu-lalu. Sil, kalo lo butuh tempat cerita, lo butuh sandaran. Disini ada gue Sil! Meskipun gue dan lo baru kenal tapi lo bisa kasih gue kepercayaan untuk bantuin lo."💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻
Vote + coment dong ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Banna, where are you?
Novela Juvenil[COMPLETED] SUDAH DI REVISI YA😊 Banna dan Silvy adalah 2 insan remaja yang saling mencintai, menyayangi, dan juga melindungi. Cinta yang dimiliki mereka berdua tidak dapat diragukan lagi. Namun, disetiap hubungan memang tidak dapat untuk kita hind...