Part three (REVISI)

1.6K 71 0
                                    


Happy reading...

💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻



"Ish.. Ngatain orang kepo, padahal dia sendiri yang buat gue kepo." Gumam Silvy pelan, namun masih dapat di dengr oleh Banna.

"Ngapain berhenti?" Tanya Silvy.
Ia bingung mengapa Banna berhenti berjalan. Padahalkan ini masih disekeliling hutan.

Banna membalikkan badannya— yang kini berhadapan dengan Silvy. Banna melepaskan genggaman tangannya.

"Sekarang, coba kamu lihat kearah pohon disini. Dan lihat satu persatu perbedaannya." Ucap Banna. Dan langsung, Silvy mengikuti perkataan Banan. Ia melihat pohon-pohon disekitarmya sekarang, dan mencari perbedaan diantaranya disana. Dan tap! Rumah pohon? Silvy mengucek kedua bola matanya pelan, untuk memastikan apa yang ia lihat sekarang.

"Bann.. Banna! Jangan bilang kamu sengaja untuk aku cari perbedaan dipohon pohon disini, dan nyatanya perbedaanya adalah rumah pohon?" Ucap Silvy teriak pada Banna. Banna tersenyum saat melihat Silvy  bahagia seperti itu. Banna melihat wajah yang Silvy tunjukkan pada Banna sekarang. Ia melihat Silvy bahagia sekarang, matanya berbinar saat melihat ada rumah pohon di depannya.

Silvy terus memandang rumah pohon didepannya seperti bocah yang sedang mendapatkan hadiah mainan yang sangat banyak. Silvy memang sangat menginginkan mempunyai rumah pohon sejak dulu. Dan sekarang, ia milikinya atas pemberian Banna untuknya.

Silvy menoleh kesampingnya. Ia menatap Banan— yang kebetulan sedang menatapnya. Silvy tersenyum, Banna pun tersenyum. Banna mengelus rambut Silvy dengan lemut dan sayangnya.

"Sekarang, rumah pohon ini buat kamu. Sekarang impian kamu punya rumah pohon udah tercapaikan? Ini hadiah aku di hari jadian kita yang kedua tahunnya." Ucap Banna. Banna menarik napasnya, lalu ia hembuskan perlahan sebelum ia melanjutkan ucapannya.

Kini Banna meraih kedua tangan Silvy. Lalu....

"Sebelumnya, aku mau ucapin makasih sama kamu Sil, makasih untuk kamu udah selalu ada buat aku, udah selalu bisa ngertiin aku. Udah selalu buat aku bahagia dan nyaman saat berada sama kamu. Mungkin aku belum sempurna buat kamu Sil, tapi menurut aku, kamu udah sempurna buat aku. Aku sayang kamu." Ucap Banna dengan tulus pada Silvy.

Kini mata Silvy sudah berkaca-kaca saat Banna mengucapkan kata-kata manis untuknya. Mungkin sedikit lebay dan alay untuk dikatakan pada posisi Silvy sekarang. Tapi inilah Silvy, ia tak tahu lagi harus berkata apa-apa lagi sekarang pada Banna. Lagi. Silvy dibuat menangis bahagia oleh Banna.

Banna menghapus air mata Silvy yang telah berhasil jatuh dari kelopak mata indah itu.

"Aku ngga tahu harus ngomong apa lagi sama kamu Bann, kamu selalu buat aku merasakan bahagia, kamu selalu buat aku tak pernah merasakan kesepian. Kamu juga ngga pernah biarin aku jatuhin air mata karna kesedihan Bann. Bukan aku yang sempuran untuk kamu Bann, tapi kamu yang sempurna untuk aku." Ucap Silvy dengan suara yang bergetar.

Banna menempelkan tangannya dibibir Silvy.

"Ssstt.. Itu semua udah tugas aku jadi pacar kamu untuk selalu buat kamu bahagia. Kalo aku buat kamu nangis karna kesedihan, itu sama saja aku menyakitkan hati ibu ku sendiri. Karna kalian wanita, dan aku terlahir dari rahim seorang wanita. Kamu orang yang paling aku sayang setelah mama Sil, dan aku ngga akan pernah biarin kalian berdua merasakan kesedihan. Dan sekarang jangan nangis lagi, ini hari jadi kita yang ke 2 tahunnya. Happy Anniversarry honey, i hope you stay with me forever." Ucap Banna seraya memeluk Silvy dengan erat dan mencium kening Silvy dengan lembut.

Silvy hanya pasrah sekarang dengan semuanya. Sekarang, ia sangat bersyukur pada tuhan karna telah mempertemukannya dengan Banna dan mempersatukan dirinya dan Banna seperti sekarang. Silvy membalas pelukan Banna tak kalah eratnya. Ia juga sedikit terisak didalam dekapan Banna. Ia bahagia, sungguh bahagia untuknya hari ini.

Mungkin cinta memang terlihat sulit untuk dibayangkan. Namun cinta akan mudah jika kita rasa kan dan tanpa kita jadikan cinta itu beban untuk kita. Karna cinta, sumber kebahagian yang sederhana bagi manusia.

Banna melepaskan pelukannya, lalu ia menatap Silvy dengan lekat, begitupun dengan Silvy. Mereka saling menatap satu sama lain sekarang.

"Sekarang kamu rasain gih rumah pohonnya." Suruh Banna. Silvy tersenyum, lalu ia menganggukkan kepalanya sebagai jawabannya pada Banna.

Silvy berlari kearah kerumah pohon, ia langsung menaikki tangga rumah pohon itu dengan semangat 45. Dengan gembira, ia bersorak saat ia telah sampai di atas— dirumah pohonnya. Banna hanya menggelengkan kepalanya saat ia melihat tingkah Silvy yang sekarang. Lalu ia menyusul Silvy naik keatas.

"Banna sini deh, disini kayanya cantik kalo dibuat hiasan lambu tumblr gitu, terus juga dilambu tumblrnya itu digantungin poto-poto kita." seru Silvy yang terus memposisikan hiasan yang tepat untuk ia hiasikan dirumah pohonnya.

"Iya, semuanya akan cantik kalo Silvy yang buat kok." Ucap Banna yang disertai senyum diakhir kalimatnya. Silvy mencubit perut Banna cepat.

"Aku lagi serius tauk"

"Iya, aku juga serius kok sama ucapan aku tadi"

"Bodo ah" kesal Silvy dan langsung keluar dari dalam rumah pohonnya. Silvy menatap langit yang sudah hampir gelap.

"Banna balik yuk, udah hampir gelap ni" teriak Silvy dari teras rumah pohon itu.

Banna keluar dri dalam rumah pohonnya, lalu ia menatap langit. Dan benar hampir gelap. Batin Banna

"Yaudah yuk, buru turun. Ntar kita kemalaman sampai rumah." ucap Banna dan dianggukki oleh Silvy.


💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻

Vote + coment kalian sangat diharapkan

Banna, where are you?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang