Part thirteen (REVISI)

771 30 0
                                    




Happy reading...


💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻

Silvy mendengar dengan baik dan teliti disetiap kata yang di ucapkan Raka pada-nya. Silvy tak menyangka ada orang yang memperhatikan kegiatan-nya selama ini didepan bangunan minimalis itu. Karna, bangunan minimalis itu terletak di komplek yang penghuni-nya itu masa bodo akan apa yang terjadi di sekitar-nya. Tapi bukan berarti komplek itu tidak punya rasa kemanusiaan, hanya saja mereka tidak ingin mencampuri urusan setiap orang lain lakukan. Lain jika kereka memang membutuhkan bantuan mereka, jika tidak mereka akan masa bodo.

"Ka, jadi selama ini lo tahu apa yang gue lakuin didepan rumah itu?" Tanya Silvy memastikan.

"Iya gue tahu yang lo lakuin setiap kali lo datang ke rumah itu"

"Apa yang lo tahu selama gue lakuin didepan rumah itu Ka?"

"Gue ngga tahu pasti apa yang lo lakuin disana, tapi yang gue sering dengar setiap kali lo teriak, nangis, lo ngga pernah lepas dari nama orang. Siapa ya–"

"Banna maksud lo?" Tanya Silvy membenarkan nama yang sedang Raka pikirkan.

"Nah iya! Banna. Cuma nama itu yang sering gue dengar saat lo teriak dan nangis didepan rumah itu"

"Apa saat hujan turun begitu deras kemarin itu dan sampai gue pingsan, lo juga ngeliat gue?" Tanya Silvy penasaran.

"Iya gue liat semuanya. Dan pas gue lihat lo numbangkan diri lo begitu aja, gue langsung lari kearah lo! Dan benar batin gue, kalo lo pingsan saat itu. Makanya lo pas sadarin diri ada dirumah gue"

"Makasih Ka atas bantuan lo kemarin. Mungkin kalo ngga ada lo disana, gue mungkin akan sadar dari pingsan dibawah hujan yang telah reda"

"Nyante aja kali Sil. Sil, gue boleh nanya sesuatu ngga sama lo?"

"Tanya aja"

"Banna itu siapa lo sih Sil? Kok sampe se-begitu ngga mau kehilangan-nya lo sama dia?"

Silvy menatap Raka sebentar lalu ia tersenyum tulus pada Raka.

"Lo mau tahu se-berapa penting-nya Banna bagi gue?" Ucap Silvy.

Raka mengangguk-kan kepalanya sebagai balasan dari ucapan Silvy.

"Banna itu pacar gue" ucap Silvy dengan menghela napas-nya dengan kasar. Lalu ia melanjutkan ucapan-nya.

"Dia yang selalu berusaha buat gue tersenyum. Dia yang selalu buat gue lupa akan masalah yang sedang gue hadapi! Dia semangat hidup gue. Dia selalu ada saat gue butuh! Dia selalu buat gue tangis haru akan hal yang di lakuin-nya ke gue. Dia yang paling ngerti kondisi gue, mood gue! Dia cowok yang sempurna dimata gue. Gue beruntung saat gue bisa pacaran sama dia! Gue bangga jadi pacar dia. Tapi sekarang gue ngga tau dia dimana. Dia menghilang gitu aja seperti ditelan bumi! Setiap pulang sekolah gue selalu cari dia dikota ini, dan sampai gue capek untuk cari dia disekeliling kota ini, gue datang ke rumah yang sering lo liat gue ada disana. Rumah itu, rumah Banna. Tapi selama ini gue ngga pernah lihat dia lagi disana. Seakan semua keluarga termasuk Banna sendiri itu ditelan bumi! Lo tahu gue cari dia berapa lama Ka? Gue udah cari dia selama 5 bulan ini! Tapi yang gue dapatin semua nya ngga ada hasil sama sekali. Gue benci diri gue yang ngga becus jadi pacar Banna! Gue benci diri gue yang ngga pernah bisa seperti Banna lakuin ke gue! Bahkan gue udah cari Banna di luar kota ini. Sekalipun itu sampai keluar negri !" Jelas Silvy dengan diakhiri isak-kan yang begitu pilu saat didengar. Silvy menceritankan apa yang ia rasakan selama ini pada Raka. Ngga tahu kenapa Silvy merasa lega saat ia menceritakan semuanya pada Raka.

Raka yang melihat Silvy menangis seperti itu, iya pun menarik Silvy dengan sedikit ragu kedalam dekapannya

"Sekarang gue ngga tahu pasti apa yang lo rasain selama ini. Tapi setelah lo cerita, apa yang lo rasain. Gue ikut terhanyut akan rasa sakit yang lo rasa Sil. Silvy dengar ya, semua ini mungkin ujian dari tuhan untuk hubungan lo dan Banna. Agar kalian tahu arti kehilangan dan kerinduan yang tertahan. Mungkin tuhan sedang merencanakan pertemuan yang lebih bahagia saat lo dan Banna bersama lagi nanti-nya. Dan kebahagian yang tuhan rencanakan buat lo itu— hanya waktu yang menjawab. Jadi, lo ngga boleh lemah kayak gini! Lo buktikan ke Banna kalo lo masih bisa nyari keberadaan dia, lo buktikan ke Banna kalo cinta dan sayang lo itu lebih besar dari cinta dan sayangnya dia ke lo" ucap Raka dan terus tangannya mengelus-ngelus lembut kepala Silvy.

Silvy melepaskan pelukkan Raka padanya.

"Makasih Ka lo udah buat gue sedikit tenang sekarang. Sorry kalo gue udah kasar sama lo" ucap Silvy seraya tersenyum pada Raka.

"Iya sama sama. Kalo butuh bantuan untuk cari Banna, gue siap bantuin lo! Sekarang lo mau anggap gue temen lo ngga Sil?"

Silvy terkekeh mendengar perkataan terakhir Raka.

"Iya sekarang gue anggap lo temen gue. Eh btw, udah jam 8 malam nih! Gue balik dulu ya, ke asik-kan ngobrol jadi lupa waktu kita nih"

"Eh iya yaudah balik bareng yuk, lo naik apa balik?"

"Gue naik taksi Ka"

"Bareng gue aja, sekalin gue mau tau rumah lo"

"Pinter banget modus lo"

"Biar deh lo bilang modus yang penting gue tau rumah lo"

"Serah! Yaudah yuk balik"


💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻

Jangan lupa vote + coment ya 😊

Banna, where are you?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang