Part four (REVISI)

1.3K 55 1
                                    



Happy reading....


💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻


Pagi ini, pagi yang sangat bahagia untuk Silvy. Bagaimana tidak? Ketika bangun, ia sudah menemukan sang kekasih hatinya berada di ruang tamu bersama papa dan mamanya.

Silvy tersenyum kearah Banna, saat ia sudah berada di ujung tangga.

"Ngapain pagi gini datang kerumah?" Ucap Silvy seraya duduk bergabung dengan mereka.

Malik dan Siska saling menatap saat Silvy sudah duduk bersama mereka. Maluk dan Siska bangkit, mereka tak ingin menganggu dua remaja didepannya. Hmm pengertian sekali orangtua Silvy ya hehe.

"Loh ma, mau kemana?" Tanya Silvy saat ia lihat kedua orangtuanya bangkit dari duduk.

"Mama sama papa mau keatas sayang, mau berduaan juga." Gurau Siska pada Silvy yang kini mencibir gurauan Siska padanya.

Terkadang Silvy iri melihat papa dan mamanya, sudah tua pun mereka masih terlihat mesra. Silvy pernah berpikir, ia ingin rasanya suatu saat nanti jika ia dan Banna berjodoh, ia ingin seperti mama dan papanya.

"Jangan gitu ah mukanya, jelek tau! Ngga malu apa sama Banna." Ucap Malik— papa Silvy.

"Papa apain sih."

Banna terkekeh saat ia melihat wajah pacarnya di goda oleh camer(calon mertua).

"Udah ah, papa sama mama ke atas dulu ya." Pamit Malik. Dan kini diangguki oleh keduanya.

"Kenapa pagi gini udah ke rumah?" Tanya Silvy lagi.

"Aku mau ajak kamu ngumpul bareng keluarga aku, mau ya please." Ajak Banna penuh harap.

"Tapi kan aku belum mandi Bann, kenapa dadakan gini?"

"Ya karna aku ngga mau kasih tau kamu di waktu jauh hari, karna aku tahu kamu pasti bakal repot, milih baju inilah, sepatu ini lah, make up yang cocok gimanalah." Cerocos Banna dengan nada yang sedikit mempraktekkan gaya perempuan.

"Apaan sih, aku ngga segitu lebay nya ya." elak Silvy. Ia merasa malu karna Banna kini semakin hari semakin tahu bagaimana dirinya.

"Ia ngga lebay, tapi alay." Ceplos Banna. Dan langsung didapatkan jitakkan kuat dari Silvy.

"Enak aja bilangin aku alay! Kamu tuh yang alay."

"Dih bilangin aku alay, kamu tuh yang alay."

"Aku ngga alay tauk!" Ucap Silvy dengan nada yang kini sedikit berubah manja.

Banna terkekeh mendengar nada bicara Silvy seperti itu, ia mengelus rambut Silvy yang sedikit berantakkan.

"Yaudah gih sana mandi, habis itu dandan yang cantik. Aku tunggu kamu disini." Suruh Banna lembut. Silvy menganggukkan kepalanya. Lalu ia berjalan menaikkan tangga menuju kamarnya.

"Mereka mesra banget ya pa, semoga aja mereka jodoh." Ucap Siska.

Mereka berdua sedari tadi memperhatikan kedua remaja yang sedang duduk dan mengobrol di ruang tamu. Siska dan Malik hanya ingin tahu bagaimana gaya pacaran kedua remaja itu. Dan ternyata sangat manis dan lucu dimata mereka.

Banna, where are you?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang