Happy reading....💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻
Hari ini tepat dimana hari anniversarynya Silvy dan Banna yang ke 3. 1 bulan ini, Silvy telah melihat semua isi flasdisk yang Banna beri untuknya. Ia terharu akan sosok Banna yang masih menyempatkan dirinya untuk membuat vidio begitu banyak dan yang sangat romantis dimata Silvy.
Pagi ini Silvy sudah siap dengan pakainya yang serba hitam. Ia ingin datang di tempat peristirahatan Banna. Silvy keluar dari kamarnya dan menuruni anak tangga dirumahnya.
"Kakak mau ke pemakaman?" Tanya Sila saat ia melihat Silvy— kakaknya mengenakan pakaian serba hitam.
Silvy tersenyum, lalu ia menganggukan kepalanya atas pertanyaan yang adiknya lontarkan.
"Aku ikut ya"
"Ngga usah, lo dirumah aja"
"Tapi aku pengen ikut kak!"
"Gue bilang ngga usah ya ngga usah" Silvy langsung menutup pintu mobilnya. Ia menancapkan kendali gasnya sedikit kencang.
TPU MELATI JAYA
Sekarang Silvy telah sampai di TPU. Ia turun dari mobil dan langsung melangkahkan kakinya kearah makam yang sangat berarti untuknya.
Silvy menatap batu nisan yang kini berada didepannya. Ia berjongkok disamping makam itu. Silvy mengelus batu nisan itu penuh kelembutan. Meneteskan air mata? Itulah yang Silvy lakukan kembali.
"Hai sayang! Aku datang, kamu ingat kan hari ini hari anniversary kita yang ke 3? Pasti kamu ingatlah! Kamukan ngga pernah lupa sama hari hari spesial bagi kita." Ucap Silvy seorang diri dengan batu nisan didepannya. Silvy menghapus air matanya, ia tersenyum rapuh saat ia membaca kembali nama yang tertulis di batu nisan hadapannya. Ia masih tidak menyangka dengan takdir yang tuhan gariskan untuk kekasih dan dirinya. Terasa singkat rasanya memiliki Banna dihidupnya. Terasa singkat rasanya waktu 2 tahun yang Silvy dan Banna habiskan.
"Happy anniversary yang ke 3 kalinya sayang. Doa aku dihari spesial kita ini, semoga kamu tenang disana ya. Aku sayang kamu Bann, slalu dan selalu sayang kamu! Oh iya Bann, aku mau ucapin makasih ni sama kamu! Makasih ya udah buatin aku vidio yang romantis gitu, terus juga makasih loh hadiah yang kamu kasih ke aku! I love you my budek!" Silvy terkekeh pelan saat ia menyadari dirinya hanya bercerita seorang diri.
"Banna udah tenang disana sayang, dia bilang sama tante dia ngga mau lihat kamu dan tante sedih karna kepergiannya, sekarang jangan sedih ya sayang. Kasihan Banna disana dia ngga tenang karna kita" ucap Yeni— mama Banna yang tidak tau sudah sejak kapan berada di samping Silvy.
Silvy terkejut dengan Yeni yang berada disampingnya. Dengan tatapan tidak percaya ia langsung memeluk Yeni dengan erat. Seperti anak yang sudah lama tidak berjumpa dengan ibunya. Yeni tersenyum dibalik pelukan Silvy, ia membalas pelukan kekasih yang dicintai anaknya itu.
"Maafin Silvy tan" ucap Silvy disela tangis dalam pelukannya dengan Yeni. Yeni mengelus lembut punggung Silvy, lalu ia melepaskan pelukkannya.
"Ini semua bukan salah kamu sayang, tapi ini semua udah takdir tuhan untuk kita semua. Banna anak yang baik dan pacar yang baik. Maafin tante ya sayang, karna tante juga menghilang setelah kamu sadar dari sakit" Silvy menggelengkan kepalanya.
"Ini semua bukan salah tante, tante ngga harus minta maaf sama Silvy tan. Seharusnya Silvy yang minta maaf sama tante! Karna Silvy, tante kehilangan anak tante!"
"Ngga sayang, tante ngga merasa kehilangan kok! Karna yang didepan tante sekarang adalah anak tante, Silvy Afrianti. Yang memiliki jantung anak laki laki tante" Silvy kembali memeluk Yeni dengan erat. Ia begitu haru melihat kekuatan yang Yeni tunjukkan padanya. Dalam hati, kenapa ia tidak sekuat Yeni— mama Banna yang bahkan sangat kehilangan. Kenapa ia tidak bisa sekuat Yeni? saat ia mengizinkan anaknya mendonorkan sebuah nyawa untuk orang lain. Kenapa ia tidak bisa seperti Yeni? yang tangguh dan sabar atas apa yang sudah terjadi padanya.
Silvy melepas pelukkannya. Lalu ia menghapus airmatanya. Ia tersenyum pada Yeni, "tante mau jiarah juga?" Tanya Silvy.
"Ia tante kangen sama Banna"
"Sekali lagi maafin Silvy ya tan"
"Jangan ucapin kata maaf lagi sayang, karna ini ngga salah kamu" Silvy tersenyum lalu menganggukkan kepala mendengr ucapan Yeni.
"Gue minta maaf atas kata kata kasar yang sering gue ucapin saat ketemu sama lo" ucap seseorang yang kini ada di belakang Silvy.
Silvy menoleh. "Azad?"
"Sorry atas apa yang udah gue lakuin sama lo" ucap Azad yang kini sudah didekat Silvy.
"Ia ngga papa, gue ngerti atas apa yang lo lakuin ke gue" ucap Silvy seraya tersenyum.
Azad membalas senyuman Silvy. "Lo gadis yang baik, ngga seharusnya gue sakiti lo seperti dulu! Banna nyuruh gue untuk jagain lo, tapi gue sendiri yang nyakiti lo. Gue sepupu yang ngga guna untuk Banna! Dia baik sama gue, dan gue liat? Untuk jagain bidadarinya aja gue ngga bisa" Azad menghapus air matanya. Ia menangis? Ia sangat menyesal dengan semua yang telah ia lakukan pada bidadari sepupunya.
Silvy memegang pundak Azad. "Semuanya udah terlanjur, yang lalu biarkan berlalu. Dan sekarang yang kita lihat kejadian sekarang. Gue udah maafin lo sebelum lo minta maaf ke gue. Jadi sekarang lo ngga perlu lagi minta maaf terus ke gue ya"
"Bann, lo liatkan betapa baiknya hati bidadari lo ini? Gue minta maaf atas perlakuan gue ke bidadari lo ya. Jangan datangin gue ya Bann! Gue takut." Ucap Azad yang dengan suara seperti sedang ngomong dengan orangnya langsung dan sedikit mengeluarkan suara yang sedikit candaan. Silvy dan Yeni terkekeh saat mendengar Azad yang sedikit melawak itu.
Mereka bertiga tersenyum. Dan langsung membacakan ayat ayat al-quran di depan makam Banna. Dengan merdu mereka bacakan ayat per ayat di depan makam Banna.
Silvy menatap langit yang begitu cerah saat ini. Ia tersenyum. Dan berucap dalam hati.
Kini aku sadar, ngga sepenuhnya kita hidup selalu bersama.
Kini aku sadar, doa kita telah dikabulkan oleh tuhan, jika kita berpisah hanya maut yang memisahkan kita.
Kini, aku merasa bahagia dan bangga pernah memiliki dan disayang sama kamu Bann!
Banna i love you! Your mine and i'm yours!
END
💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻
Dan akhirnya ni cerita kelar jugak! Dan makasih buat readers💋💋💋💋
KAMU SEDANG MEMBACA
Banna, where are you?
Fiksi Remaja[COMPLETED] SUDAH DI REVISI YA😊 Banna dan Silvy adalah 2 insan remaja yang saling mencintai, menyayangi, dan juga melindungi. Cinta yang dimiliki mereka berdua tidak dapat diragukan lagi. Namun, disetiap hubungan memang tidak dapat untuk kita hind...