Part eightteen (REVISI)

688 25 0
                                    




Happy reading....


💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻

"Silvy!"

Silvy menoleh saat ada orang yang memanggil namanya.

Silvy terdiam saat siapa yang memanggil dirinya.

"Ba- Banna!" Tatah Silvy dengan suara yang bergetar.

Banna tersenyum pada Silvy, dan berjalan mendekat kearahnya.

"Bann, ini beneran kamu?" Tanya Silvy dengan nada yang masih tidak percaya.

Banna tersenyum menanggapi ucapan Silvy. Ia menunduk kan kepalanya agar bisa melihat wajah Silvy lebih dekat.

"Iya, ini Banna. Pacar yang paling kamu sayang."

"Apaan sih kamu! Siapa juga kamu pacar yang aku sayang?"

"Oh jadi aku sekarang ngga di sayang lagi?"

"Eh bukan gitu Bann."

"Jadi kalo bukan gitu, gimana dong?"

"Ya ngga gimana mana."

Silvy menundukkan kepalanya.

"Kenapa?" Tanya Banna

"Kamu kemana aja selama 9 bulan ini Bann? Aku cari kamu sekeliling kota, diluar kota, dirumah kamu. Bahkan sampai keluar negri. Kamu tiba tiba ngilang gitu aja kayak ditelan bumi Bann. Sebenarnya kamu kemana selama ini? Aku rindu kamu Bann, kamu tahu? aku selalu uring-uringan selama kamu ngga ada. Aku sering di omelin mama yang selalu pulang basah-basahan karna mandi hujan. Kamu tahu Bann? Sekarang aku punya teman baru yang selalu setia bantuin aku untuk cari keberadaan kamu! Dia selalu marahin aku, kalo aku selalu sedih. Aku bakal kenalin kamu kedia Bann. Pasti dia seneng deh bisa kenal sama kamu!" Tutur Silvy panjang pada Banna. Ia mengeluarkan semua apa yang ia rasakan selama ini pada Banna.

Banna mengelus rambut Silvy lembut.

"Maafin aku yang udah buat kamu sedih. Maafin aku yang ngga bisa jaga perasaan kamu lagi. Maafin aku juga, karna aku, kamu sering nangis. Dan lagi, kamu jangan terlalu sering dibawah hujan, karna itu bisa buat kamu sakit, dan kamu tau kalo aku ngga suka liat kamu sakit. Mulai sekarang kamu jangan pernah cari aku lagi ya. Karna aku akan selalu ada disini, dihati kamu. Aku sayang kamu Sil, kamu harus ingat itu! Dan bilang keteman baru kamu itu, ucapkan terima kasih aku kedia ya. Karna dia udah jaga pacar yang aku sayang ini." ucap Banna

Silvy tersenyum. Lalu iya memeluk Banna dengan erat.

"Sil, Silvy sadar! Lo kenapa?" Tanya Selvi dengan menepuk-nepuk kedua pipi.

Silvy membuka matanya.

"Lo kenapa Sil?" Tanya Rachel khawatir.

"Banna dimana?" Tanya Silvy.

Galuh, Selvi, Agustina dan Rachel— mereka menatap satu sama lain.

"Ngga ada Banna disini Sil, lo mimpiin Banna?" Tanya Galuh

"Ngga! Gue ngga mimpiin Banna, tapi gue ketemu langsung sama Banna. Tapi sekarang Banna dimana?" Ucap Silvy dengan yakin.

Mereka semua mengernyit kan dahi mereka. Namun mereka tahu, pasti Silvy habis mimpi bertemu dengan Banna.

"Sil, sekarang lo tenang dulu ya. Jangan kayak gini! Gue sedih liat lo yang begini." Jujur Agustina.

"Iya, sekarang lo tenang dulu. Semua ini cuman mimpi indah lo yang tuhan kasih ke lo Sil!" Sambung Galuh

"Iya bener, semua ini cuman bunga mimpi buat lo yang tuhan kasi. Tuhan tahu lo rindu banget sama Banna, maka dari itu tuhan kasih lo mimpi ketemu sama Banna Sil. Untuk mengurangkan sedikit rasa rindu lo ke Banna." Tutur Selvi.

"Tapi tadi gue berasa ini semuanya nyata. Jika gue tahu kalo ini mimpi, gue ngga akan pernah mau bangkit dari mimpi gue tadi!"

"Ssstt.. Lo ngga boleh ngomong gitu Sil, udah dong jangan gini. Kita sedih liat lo yang begini." Ucap Rachel.

Kini mereka ber-empat meneteskan air mata mereka. Mereka tidak sanggup melihat Silvy yang sekarang. Andaikan saja waktu dapat diputar dengan cepat, mungkin sudah di pastikan mereka akan memberitahu semuanya pada Silvy. Namun itu hanya hal yang mustahil untuk meraka lakukan.

Mereka memeluk Silvy yang sedang menangis. Mereka tau bagaimana rasanya jika saat mereka ada di posisi Silvy sekarang.

"Sekarang udah ya nangisnya, jngan nangis terus. Lo ngga kasihan liat kita yang ikut nangis juga?" Ucap Selvi yang berusaha menghibur.

"Iya, gue jadi cengeng begini ni, gegara lo yang nangis! Masa kita jadi cewek lemah sih? Kan lo sendiri yang bilang, kita itu jadi cewek jangan lemah. Masa sekarang kita nangis nangis gini sih!" Rajuk Agustina

Silvy berhenti menangis. Ia menatap satu persatu wajah-wajah sahabatnya.

"Lo semua kalo lagi nangis jelek banget sumpa gue ni." Ejek Silvy

"Yee resek lo! Kita nangis begini jugak karna lo ya" balas Galuh seraya menoyor kepala Silvy.

"Kalian memang sahabat aku yang terbest! Sayang kalian." Jujur Silvy seraya memeluk erat mereka semua.

💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻

Di mulmed ada Silvy endgeng ya guys!! Vote + coment kalian..

Banna, where are you?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang