Part ten (REVISI)

855 37 0
                                    



Happy reading...

💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻

"Selamat pagi anak-anak"

"Pagi pak"

"Hari ini kita kedatangan murid baru. Kamu! Silahkan perkenalkan diri kamu."

"Hai semua— kenalin nama gue Raka Emillio! Kalian bisa panggil gue Raka." Ucap Raka pada teman dan kelas barunya.

Silvy mendongak-kan kepalanya saat murid baru itu memperkenal kan dirinya.

"Raka?" Ucap Silvy spontan.

"Eh, hai Sil" balas Raka dengan senyum pada Silvy.

"Lo ngapain disini?"

"Ya sekolah lah, lo pikir mau ngapain?" Balas Raka dengan balik bertanya.

"Oh iya jugak ya. Yauda sana lo duduk."

"Ini juga gue mau duduk tapi lo-nya aja yang ajak gue ngomong mulu."

"Hehe sorry." Balas Silvy seraya menampilkan sederetan gigi putih dan rapih-nya.

"Ehem" dehem Mujio— wali kelas mereka.

"Sudah siap ngobrolnya?" Sentak Mujio.

"Eh udah kok pak! Ini juga mau duduk" balas Raka ramah.

"Ya sudah, kalian jangan ribut! Karna sebentar lagi mata pelajaran pertama akan segera dimulai. Selamat pagi" ucap Mujio dan berlalu dari kelas.

Kring.. Kring...

"Sil, lo kantin ngga?" Tanya Selvi— sahabat Silvy sekaligus teman satu bangku Silvy.

"Mm.. Gue nitip aja deh Sel, boleh ya?"

"Ogah! Kalo mau ayo ngikut. Kalo ngga yaudah kelaparan aja lo disini."

"Yah lo kok gitu sih mager ni."

"Bodo!"

"Luh! Lo kantin kan? Gue nitip ya." Pinta Silvy pada Galuh— Galuh juga sahabatnya Silvy. Namun tidak satu bangku dengan Silvy.

"Yaudah, mau nitip apa emang?"

"Nitip Our-risol aja 3"

"Makasih Galuh" lanjut Silvy.

"Hm"

"Hai Sil"

"Eh hai juga Ka"

"Lo ngga kantin?"

"Ngga Ka, gue udah nitip sama Galuh tadi."

"Oh gitu, yaudah gue kantin dulu ya."

"Oh iya Ka."

💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻

"Sil! Gue sama yang lain mau ngumpul ni. Lo ikutan ngga?" Tanya Rachel— sahabat Silvy yang dekat dengannya setelah Selvi.

"Ngga Chel. Hari ini aku mau kerumah Banna lagi"

"Sampe kapan sih Sil lo nyari keberadaan dia? Sampai kapan? Gara-gara lo yang sibuk nyari keberadaan dia, lo lupa kalo lo punya sahabat! Lo boleh nyari keberadaan dia. Tapi seharusmya lo juga mikir! Lo punya kehidupan, lo punya keluarga, lo punya sahabat yang rindu akan lo!" Geram Rachel pada Silvy. Dia kesal hanya karna Silvy sekarang seperti tak memiliki sahabat.

"Gue minta maaf sama kalian akan hal ini. Tapi gue mohon, izinin gue tetap nyari keberadaan Banna. Gue tau! Gue punya kehidupan. Gue punya kalian. Tapi please ngertiin gue untuk nyari Banna. Lo tau apa yang gue lakuin selama ini? Ngga cukup waktu singkat untuk nyari keberadaan Banna. Lo tau? Gue udah nyari dia selama 5 bulan akhir ini. Gue sayang dia. Gue masih ngarapin kehadiran dia disini. Gue butuh dia."

Kini Silvy tak bisa lagi menahan air matanya. Ia menangis— mengingat kembali usahanya bahkan tak pantas untuk dikatakan usaha. Karna sampai saat ini ia tidak pernah mendapatkan tanda tanda dimna keberadaan Banna.

"Iya kita rasain apa yang lo rasain sekarang Sil. Tapi lo juga ngga boleh gini. Lo harus bisa ikhlasin dia! Lo lepasin dia! Karna mungkin dia akan lebih tenang saat lo udah ikhlasin dia" ucap Agustina— sahabatnya.

"Maksud dari kata-kata lo apa Tin? Ikhlasin dan lepasin dia, agar dia lebih tenang?"

Rachel menginjak kaki Agustina.

"Aw— lo ngapainn si pijak pijak kaki gue! Sakit tauk"

"Sorry tadi ada semut dikaki lo" ambigu Rachel.

"Maksudnya dari kata si Agustina tadi itu gini Sil. Sekarang lo udah 5 bulan kan nyari ke beradaan Banna dimana, tapi ngga ketemu-ketemukan? Nah lo tau kan pikiran dia tu gimana? Jadi ya jangan lo ambil pusing lah omongan ngaco dia." Kata Selvi memperjelas.

Silvy masih tidak mengerti. Ia tetap menatap Selvi dengan tatapan masih meminta penjelasan.

"Udah deh ngga usah dibahas lagi! Mendingan lo cari Banna aja lagi sana! Sorry udah marah-marahin lo tadi. Nanti kalo lo udah capek nyari Banna lo datang aja kerumah Selvi. Kita akan nunggu lo disana sebelum matahari tenggelam." Ucap Rachel mengalihkan pembicaraan.

Silvy tersenyum bahagia.

"Jadi lo semua izinin gue cari Banna? Makasih! Lo semua emang sahabat gue yang bisa ngerti"

"Meskipun kita ngga izinin lo nyari Banna, pasti lo akan tetap nyari Banna kan? Yauda, udah hampir sore jugak. Kita duluan ya Sil." Pamit Galuh lalu mereka ber-empat meninggalkan Silvy di area parkiran sekolah.

💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻

Hmmm.. Jangan lupa vote + coment kalian ya.

Banna, where are you?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang