Part seven (REVISI)

982 48 0
                                    



Happy reading...

Banna menjelaskan semua yang dokter jelaskan pada Malik. Malik tidak menyangka dengan semua penjelasan Banna. Ia sungguh terkejut akan apa yang di derita putrinya sekarang. Ia sedih karena tidak bisa menjaga putrinya dengan baik.

"Tapi om tenang aja, saya akan mengatasi semua ini." Ucap Banna dengan nada tegas pada Malik.

Malik menggelengkan kepalanya. "Kamu ngga harus lakukan hal ini pada putri om nak, om tau kamu sangat mencintai putri om, tapi kamu punya keluarga nak. Jadi biarkan ini om yang menjadi urusan om."

"Ngga om, biarin ini jadi urusan saya. Ini kesempatan saya untuk buktikan rasa sayang saya pada putri om, masalah mama dan papa biar saya yang menjelaskan semuanya."

"Maaf, om tidak bisa mengizinkan kamu nak." Ucap Malik seraya bangkit dan berjalan masuk kembali kedalam ruangan putrinya.

Banna menatap kepergian Malik. Tidak lama Malik masuk kedalam ruang UGD, Banna pun masuk menyusul.

"Untuk semua yang ada disini, saya akan jelaskan kekalian semua atas apa yang dokter katakan pada saya. Kalian dengarkan baik baik, dan rasakan disetiap ucapan saya. Saya mau kalian merasakan apa yang saya rasakan saat menjelaskan apa yang dokter bilang pada saya tadi." Ucap Banna dengan suara yang tegas, namun masih dapat dirasakan nada lirik di ucapannya.

Semua orang yang berada di ruangan itu, mendengarkan Banna yang tengah menjelaskan. Mereka semua sama persis terkejutnya saat Banna dan Malik saat mendapatkan berita ini. Siska, kembali menangis saat mendengar semua ucapan Banna.

"Dan sekarang, tidak banyak waktu lagi untuk kita biarkan Silvy hidup dengan alat-alat dari rumah sakit. Karna itu sama saja kita membiarkan raga Silvy menderita." Banna menghela napasnya, dan menhapus air matanya.

"Ma, pa, izinkan Banna kasih kebahagiaan Banna untuk Silvy. Banna mohon sama mama dan papa, Mama pernah bilang sama Banna, mama akan bahagia jika Banna selalu melakukan kebaikkan untuk oranglain. Dan kali ini, Banna ingin melakukan kebaikkan itu untuk memberikan kebahagian Banna dengan orang yang Banna cinta ma, Banna mohon mama izin kan Banna melakukannya." Ucap Banna yang kini sudah memohon di kaki Yeni. Yeni menangis dengan histeris, ia mengangkat Banna untuk berdiri,

"Sayang, mama ngga tahu seberapa sayang dan cintanya kamu ke Silvy. Mama sayang kamu sayang, kamu pelindung mama setelah papa kamu." Ucap Yeni. Yeni menarik napasnya dan menatap wajah jagoan kecilnya yang sekarang sudah tumbuh dewasa ini.

"Setiap ibu ngga ingin kehilangan anaknya sayang, setiap ibu pasti selalu ingin anaknya berada didekatnya. Tapi mama tahu, meskipun mama tak mengizinkan kamu melakukan hal ini, mama bisa pastikan, kamu akan merubah hidup kamu lebih tertutupkan sayang? Jadi mau tidak mau, mama harus bisa ikhlaskan keputusan kamu ini sayang. Mama sayang kamu nak." Ucap Yeni dan langsung memeluk Banna dengan erat, keduanya menangis dalam dekapan satu sama lain.

"Makasih ma, makasih. Banna selalu sayang mama. Mama juga bidadari dihati Banna. Banna sayang mama, i love you mom, memang kamu yang selalu mengerti apa yang ku mau." Ucap Banna yang masih memeluk Yeni dengan erat.

Semua orang kembali menangis atas kejadian yang sekarang ada didepan mereka. Mereka semua menangis haru atas pengorbanan Banna dan Yeni. Ibu dan anak yang saling mengerti. Ibu dan anak yang saling sama sama tak ingin berpisah, namun mereka harus berpisah.

"Sekarang, Banna mau temuin dokter. Ma, lihat Banna, jangan pernah bilang apa apa atas hal ini sama Silvy ya. Banna ngga ingin Silvy sedih, dan sekarang, Banna mau mama ngga jatuhin air mata lagi. Banna sayang mama." Ucap Banna seraya menghapus air mata Yeni. Banna beralih menatap papanya.

"Pa, Banna titip mama. Maaf sebelumnya, Banna belum bisa bahagaian kalian. Banna sayang papa." Ucap Banna seraya memeluk Imron dengan erat. Imron membalas pelukkan putranya, kali ini imron yang memjatuhkan air matanya saat ia berpelukkan dengan putranya.

"Papa akan selalu jagain mama, kamu jangan bilang seperti itu, tanpa kamu sadari, papa bangga dengan apa yang kamu lakukan untuk orang yang kamu sayang nak." Ucap Imron.

Banna melepaskan pelukkannya dengan Imron. Ia beralih menatap para sepupu-sepupunya.

"Bann, gue tau lo cinta sama bidadari lo. Tapi lo ngga harus melakukan hal ini juga Bann, kita masih butuh candaan tawa lo, kita sayang lo Bann." Ucap Bima yang kini sudah menjatuhkan air matanya.

Banna tersenyum menanggapi ucapan Bima. Ia menepuk pundak Bima.
"Ini namanya pembuktian atas apa yang kita lakuin Bim, ini pembuktian rasa sayang dan cinta kita dengan seseorang."

"Tapi lo ngga harus lakuin hal ini Bann." Sahut Azad yang di samping Bima. Banna kembali tersenyum menanggapinnya.

"Kalo ngga gue yang lakuin ini, siapa lagi Zad, diantara lo dan Bima, lo yang dekat dengan bidadari gue. Gue harap lo bisa jagain bidadari gue selama gue ngga ada disampingnya oke?" Ucap Banna dengan suara yang pilu didengar.

Dokter sudah berada di ruang UGD. Banna sudah tak sabar dengan hal yang akan ia lakukan untuk bidadarinya.

"Sudah siap? Sekarang mari ikut saya nak. Kata Dokter pada Banna. Banna memgangguk, lalu ia mengikuti dokter dari belakang.

"Banna" panggil Siska

Banna memberhentikan langkahnya. Ia membalikkan badannya. Siska memeluk Banna dengan erat, ia menangis dibahu Banna.

"Makasih nak, makasih atas ini semua. Kamu rela ngelakuin ini untuk putri tante." Ucap Siska seraya melepaskan pelukkannya.

Banna menghapus air mata Siska.
"Tante, ini udah hal yang pantas untuk aku lakukan tan. Putri tante bidadari Banna yang selalu buat Banna merasa bahagia di setiap hari. Sebut aja ini pembuktian rasa sayang Banna yang besar untuk putri tante. Tapi, jangan kasih tahu hal ini pada Silvy ya. Banna ingin tante kasih tahu hal ini disaat anniversary kami yang 3 ya"

Banna keluar dari ruangan. Ia mengikuti dokter untuk mempersiapkan semuanya. Kini Silvy sudah dipindahkan keruangan operasi. Banna menuju keruang operasi, ia melihat keluarganya dan keluarga Silvy sudah berada di pintu yang berwarna hijau. Banna menghela napasnya, lalu ia lanjutkan berjalan menuju ke ruang operasi.

Banna sampai di depan ruang operasi saat ini. Keluarganya langsung menghambur ketubuhnya. Mereka memeluk tubuh Banna dengan erat. Mereka menangis dengan histeris. Kini, Banna juga ikut menangis. Jujur ia tidak menyangka jika ia akan secepat ini tidak bisa menjaga keluarganya. Tapi, ia juga tidak ingin melihat bidadari hatinya menderita.

"Saudara Banna, mari kita masuk." Ucap Dokter

"Baik dok"

"Banna masuk dulu ya, Banna sayang kalian." Banna melepaskan pelukan keluarganya. Ia melemparkan senyuman hangatnya pada keluarga yang sangat amat ia sayang. Lalu Banna masuk kedalam ruangan yang mendominasi berwarna hijau tersebut.

💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻

Mm.. Kira kira Banna mau ngapain ya guys?😁

Banna, where are you?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang