Part twenty (REVISI)

719 32 0
                                    





Happy reading....

💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻

Disini, Silvy kembali lagi ke bangunan minimalis yang telah lama tidak ia kunjungi. Silvy menatap lurus kearah bangunan didepan-nya.

Menetes kan air mata lagi? Itu lah yang dilakukan Silvy kembali.

Sakit memang, jika kita ditinggalkan dengan orang yang sangat kita sayang.

Sakit memang, jika kita masih terlalu berharap dengan akan kehadiran seseorang yang kita sayang ingin selalu disisi kita.

3 bulan lagi anniversary Silvy dan Banna yang ke-3 tahun. Silvy hanya banyak berharap, jika saat ini ia tidak bisa menemukan Banna, Silvy berharap semoga diwaktu yang tepat ia dapat bertemu dengan kekasihnya itu. Disetiap doa, Silvy selalu meminta kepada tuhan, agar di anniversary-nya ke 3 tahun nanti, ia bisa bertemu dengan Banna.

Silvy masih menatap lurus bangunan minimalis didepannya. Angin berhembuskan kesana kemari, namun ia tidak bergeming dari tempatnya.

Silvy memandang yang boneka dan ia tempelkan poto Banna di wajah boneka itu.

"Mungkin saat ini tuhan belum izinin kita untuk bertemu. Tapi aku yakin, di lain waktu tuhan akan izinkan kita untuk bertemu. Banna, saat nanti kita bertemu lagi. Aku harap, rasa sayang dan cinta kamu ngga akan berubah sama aku. Karna aku disini yang kamu tinggalkan, ngga ada sedikit pun niatan untuk hilangkan perasaan sayang dan cinta aku kekamu."

"Kamu harus ingat itu ya." Lanjut Silvy lalu ia menghapus air matanya.

Silvy menatap lurus kedepan setelah ia bercerita pada boneka yang ditempalkan photo Banna. Ia termenung dan ingin rasanya ia mengikhlaskan semuanya ini, jika Banna memang sudah tidak menginginkannya lagi.

"Jangan pernah nyiksain diri lo sendiri. Jangan biarin hati lo terus merasakan rasa sakit yang memilukan. Jangan biarin hidup lo gelap, hanya karna seseorang yang udah ninggalin lo tanpa sebab. Dan jangan pernah sekali kali berusaha untuk mencari-nya kalo dia yang lo cari ngga mau lo tau keberadaan-nya. Apalagi itu semua karna lo dia harus pergi." kata orang — yang kini telah disamping Silvy.

Silvy menoleh dengan cepat, lalu ia mendongak-kan kepalanya sedikit agar ia bisa menatap wajah orang di depannya. Bahkan ia tidak sdar sejak kapan ada seseorang itu berada di sampingnya.

"Azad! Ini lo?" Ucap Silvy dengan suara khas orang yang habis menangis.

"Iya ini gue Sil, gue tahu lo selama ini nyari keberadaan Banna kan?"

Silvy mengangguk.

"Lo pasti tahu kan Zad, dimana Banna sekarang? Kasih tahu gue Zad dimana keberadaan Banna sekarang." pintanya. Silvy meremas kuat baju Azad sekarang. Ia ingin Azad mengatakan dimana Banna sekarang.

Azad menatap wajah Silvy, lalu ia melepaskan tangan Silvy dari baju-nya.

"Walaupun gue kasih tahu lo dimana Banna, itu ngga penting juga untuk lo. Bukannya Banna begini karna lo? Lo yang nyebabkan ini semua. Gue kira, lo cewek yang ngga suka menyusahkan hidup orang lain. Tapi gue salah, ternyata lo cewek yang bisa dibilang suka menyusahkan hidup orang lain! Gue sempat terhanyut akan sifat-sifat lo yang sering Banna ceritakan ke gue dulu. Lo cantik, gemasin, baik hati, selalu buat Banna tersenyum. Tapi semua itu bullshit!" Ucap Azad dan menatap Silvy kini dengan mata yang setajam elang yang ia miliki.

"Se.. Semua karna gue? Ma.. Maksudnya apa? Menyusahkan hidup oranglain? Gue ngga ngerti apa yang lo bilang Zad"

Silvy bingung. Dengan Azad yang mencaci Silvy dengan kata bahwa dia adalah cewek yang menyusahkan hidup orang lain. Padahal, beberapa menit tadi Azad masih berkata bijak pada-nya.

Banna, where are you?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang