Happy reading....💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻
"Ka kita ke danau dulu ya." Pinta Silvy.
"Danau yang mana? Kan lo tau danau ngga cuma satu dikota ini." Canda Raka.
"Resek lo! Maksud gue, danau favorit gue sama Banna dulu. Gue kan udah kasi tahu lo letak danau nya dimana."
"Iya iya bercanda kali."
Disepanjang jalan menuju danau, Raka terus-menerus mengganggu Silvy. Sedangkan yang diganggu hanya memasangkan muka datarnya. Namun terkadang Silvy juga tertawa saat Raka melontarkan kekonyalan-nya.
"Yeee kita sampai!!" Girang Silvy seperti anak kecil yang sedang diberikan hadiah.
"Biasa aja kali." Celetuk Raka.
"Kita duduk disana yuk Ka! Tempat gue dulu sama Banna." Ajak Silvy sambil menarik tangan Raka.
"Tempatnya sejuk ya Sil. Bikin nyaman." Kata Raka yang masih menikmati danau didepan mereka sekarang.
"Iya. Meskipun danau-nya ngga begitu luas, namun cuaca-nya sejuk buat kita nyaman dan tenang saat kita punya masalah." Balas Silvy dengan semangat.
"Emang saat lo ada masalah lo sering ke sini?" Silvy mengangguk membenarkan ucapan Raka.
"Iya. Saat gue punya banyak masalah, gue selalu nenangin hati gue disini. Dan mencari kenyamanan disini."
Silvy berdiri dari tempat duduk-nya. Lalu berjalan sedikit ke tepi danau.
"Lo tahu Ka? Danau ini jadi saksi pertemuan gue dan Banna dulu. Dan danau ini juga yang jadi saksi pembuktian cinta Banna ke gue." Silvy menarik napas-nya sebentar lalu menghembuskan-nya perlahan.
Sesak rasa-nya bagi Silvy saat mengingat kembali kisah-nya dulu dengan Banna.
"Gue ngga tau penuh yang terjadi diantara lo dan Banna dulu. Tapi kalo boleh gue tanya. Kenapa lo ngga berusaha ngelupain dia dan membuka hati lo untuk orang lain? Bukan maksud gue untuk nyuruh lo ngelupain Banna. Tapi menurut gue, lo pantas untuk cari kebahagian lo lagi. Mungkin aja Banna sekarang udah ngga butuh lo lagi, atau mungkin dia juga udah punya pacar lagi." Tutur Raka.
Raka hanya ingin melihat teman-nya ini merasakan kebahagiaan yang seharus-nya ia dapatkan. Bukan karna Raka lelah untuk menemani-nya seperti sekarang ini. Hanya saja Raka tidak tega untuk melihat teman-nya seperti ini terus menerus disetiap hari.
Mungkin, jika Raka tau Banna dimana. Raka akan menemui cowok itu sekarang juga dan menghajar habis wajah cowok itu. Tapi, Raka tidak tau Banna dimana— bahkan Raka pun tidak tahu bagaimana bentuk wajah Banna.
Silvy tertawa hambar saat Raka mengatakan ia pantas mendapatkan kebahagian yang dimaksud oleh Raka.
"Gue emang pantas untuk mendapatkan kebahagiaan seperti yang lo bilang. Tapi lo tau? Gue ngerasa bahagia hanya sama dengan adanya Banna selalu disini! Disisi gue. Melupakan, bukan hal yang mudah untuk gue lakuin untuk lupain Banna dipikiran gue. Bahkan gue ngga ada niatan sekali pun untuk ngelupain Banna dari pikiran gue. Bahkan di hati gue sekalipun. Karna, begitu banyak hal yang udah kita lakuin bersama-sama selama saat 2 tahun kami pacaran."
Silvy menghapus air mata-nya. Dia benci jadi cewek yang selalu sering meneteskan air mata-nya. Dia benci diri-nya yang sekarang! Yang terlalu lemah akan menghadapi ujian yang sedang tuhan berikan pada-nya.
"Gue benci sama diri gue yang sekarang Ka. Gue jadi cewek lemah, yang ngga sanggup akan apa yang tuhan uji saat ini ke gue. Gue benci Ka! Gue pengen jadi diri gue yang dulu seakan semua-nya baik-baik saja dan punya banyak warna dalam hidup gue." Ucap Silvy dengan suara yang bergetar.
Raka mengambil tubuh Silvy dan mendekap-nya dengan erat. Raka selalu memberi kenyaman saat Silvy seperti ini. Raka selalu jadi sandaran Silvy saat ia menangis, satu bulan penuh ini sosok Raka lah yang sudah hampir bisa membuat Silvy nyaman.
"Udah jangan nangis lagi ah. Lo ngga malu sama gue? Iya la lo ngga malu, lo kan ngga punya malu." Hina Raka saat ia rasa Silvy tak lagi menangis didekapannya. Raka hanya berniat untuk memghibur temannya.
Silvy mendorong tubuh Raka— hingga Raka hampir terjatuh.
"Dih tadi lo peluk peluk gue. Sekarang lo dorong! Ngga konsisten lo."
"Lo pikir gue dalam pilihan harus konsisten bego?"
"Ngga sok marah, ntar juga nangis peluk gue lo." Ceplos Raka dan diakhiri dengan tawa keras Raka saat ia melihat wajah Silvy yang begitu menggemaskan baginya.
💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻
Ayo dong vote + coment kalian
KAMU SEDANG MEMBACA
Banna, where are you?
Teen Fiction[COMPLETED] SUDAH DI REVISI YA😊 Banna dan Silvy adalah 2 insan remaja yang saling mencintai, menyayangi, dan juga melindungi. Cinta yang dimiliki mereka berdua tidak dapat diragukan lagi. Namun, disetiap hubungan memang tidak dapat untuk kita hind...