Part eight (REVISI)

916 36 0
                                    



Happy reading....



"Panggilan yang anda tuju sedang diluar jangkauan."

Se-dari tadi Silvy terus menerus menghubungi seseorang yang saat ini ia rindukan. Namun saat ia menelponnya  bukanlah jawaban seseorang yang ia rindukan. Melainkan seorang operator yang terus menerus menyahutinya.

Semenjak Silvy sadar dari koma, ia tak pernah bertemu dengan Banna lagi. Ia mencari Banna dikediaman Banna, namun ia tetap juga tidak bertemu dengan Banna, bahkan keluarganya pun tidak ada satupun yang dapat ia temukan.

"Bann, kamu dimana si? Aku kangen kamu." Ucap Silvy dengan menatap layar handphone-nya yang kebetulan memang adalah poto Banna dan dirinya.

"Banna, ini kali ketiganya aku kerumah kamu. Tapi, yang aku temuin bukan kamu. Kamu lagi dimana sekarang Bann." Lanjut Silvy yang masih terus menatap layar handphonenya.

Silvy terus menatap bangunan minimalis didepannya sekarang, dan ini adalah hari ketiganya ia telah datang ke bangunan minimalis ini. Dan hasilnya tetap sama dengan yang kemarin. Bahwa bangunan ini tetap terkunci dengan rapih sama seperti 2 hari yang lalu saat ia datang-i.

Silvy menatap kembali bangunan didepannya. Menghela napasnya dengan kasar. Mungkin untuk hari ini ia tidak dapat bertemu dengan Banna. Tapi esok, pasti ia akan dapat bertemu dengan Banna-nya.

"Banna aku pulang dulu ya. I love you" teriak Silvy pada bangunan minimalis itu.

💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻

"Ma.. Silvy pulang."

"Kamu bisa ngga sih kalau pulang itu assalammualaikum, bukan jerit-jerit kayak tadi." Omel siska— mamanya Silvy.

"Maaf ma, udah terlanjur." Teriak Silvy sekali lagi dari kamarnya.

"Gitu mulu jawaban kamu." Teriak Siska tak kalah keras.

'Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif'

"Dari tadi handphone kamu ngga aktif mulu sih Bann! Aku kangen."

"Sebenarnya kamu kemana sih Bann, ngga kayak biasanya kamu kayak gini ke aku."

"Aku ngga pernahkan Bann se-cengeng ini kalo ngga sama kamu"

Menangis. Itulah  yang sedang dilakukan Silvy kembali. Tak ada lagi yang bisa ia lakukan selain menangis.

Sakit rasanya menahan rindu hanya karna ingin bertemu. Menahan rindu atas apa yang seseorang lakukan yang kita sayang.

"Aku gak tau kamu sekarang dimana Bann, tapi aku selalu berdoa semoga kamu cepat pulang dan kembali menemuiku." Ucap Silvy yang terus memandang wajah Banna di depan layar handphonenya.

"Semenjak hari aku sadar dari komaku, aku ngga pernah lihat kamu datang menemuiku Bann, aku rindu, sungguh merindukanmu disetiap hariku."

💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻

Banna, where are you?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang