Happy reading...💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻
"Pagi mama, papa, Sila."
"Pagi kembali sayang" balas mama dengan senyum.
"Tumbenan lo ucapin selamat pagi ke gue! Ngga biasa banget lo gini" gumam Sila— adiknya Silvy.
"Jadi mau gue omelin mulu gitu? Dibaikin ngga mau lo"
"Sudah berantem-nya! Sarapan dulu ntar kalian telat" sergah Malik— papanya Silvy.
Silvy memutarkan kedua bola mata-nya saat mendengar teguran Malik. Sedangkan Sila hanya mengangkat kedua bahu-nya acuh.
Tin! Tin!
"Siapa tuh! Masih pagi juga udah klakson kenceng gitu" celetuk Sila.
"Ma, pa. Aku pergi dulu ya udah ada teman aku yang jemput" pamit Silvy seraya menyalami kedua tangan orang tuanya.
"Temen apa temen tuh!" Sahut Sila sedikit teriak.
"Berisik lu"
Silvy keluar dari rumah dan langsung masuk kedalam mobil Raka.
"Pagi Sil" ucap Raka saat Silvy telah duduk disampingnya.
"Pagi kembali Ka" balas Silvy dengan sedikit ceria.
Setelah melihat Silvy selesai memakai seatbelt-nya. Raka melajukan mobil-nya.
Disepanjang perjalanan menuju sekolah, Raka dan Silvy sama-sama diam. Silvy diam memikirkan hal yang entah apa, sedangkan Raka fokus nyetir. Sangkin asik-nya mereka dengan pikiran mereka masing-masing, tak terasa jika mereka telah sampai di area parkiran sekolah.
"Sil, udah nyampe ni. Lo masih mau didalam mobil?"
"Ya ngga la, ngaco lo" ucap Silvy dan menumbuk pelan bahu Raka.
"Dih sok-sok an mukul gue lo, tenaga masih tenaga kucing jugak" ledek Raka.
"Ih resek lo! Bodo ah bodo" ucap Silvy dan langsung turun dari mobil Raka.
"Cie ngambek" goda Raka saat sudah berjalan bersebelahan dengan Silvy.
"Apaan sih lo! Ngga guna juga gue ngambek sama lo"
"Oh iyalah, guna ngambek-nya kan sama Banna lo aja"
Deg
Silvy berhenti berjalan. Dan itu membuat Raka juga ikut berhentikan langkah-nya.
"Lo ngingatin gue lagi akan Banna Ka" ucap Silvy dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
Sudah sebulan ini Silvy tidak lagi teringat dengan Banna. Ia sudah tidak mencari Banna sesering dulu. Bukan berarti iya tidak perduli lagi dengan Banna, melainkan ia hanya ingin hidup kembali seperti dulu— yang sering kumpul dengan para sahabat-nya. Ditambah lagi sekarang ada Raka— temannya yang selalu ada saat ini saat iya butuhkan.
"Eh. Sorry Sil! Gue ngga maksud-"
"Iya gue tau, lo ngga maksud untuk ingatin gue pada Banna. Tapi, omongan tanpa sengaja yang lo ucapain barusan itu buat gue ke ingat sama dia"
Satu tetesan bening berhasil lolos dari mata Silvy. Namun langsung ia hapus. Karna ia tau tempat dimana ia harus menangis dan tidak menangis.
"Ka pulang nanti lo mau kan bantuin gue cari Banna lagi? Temenin gue ketempat favorit Banna dan gue dulu. Lo mau kan Ka?"
"Iya gue mau Sil. Sekarang jangan nangis dong! Malu diliatin, udah SMA kelas 2 masa cengeng?" Hibur Raka.
"Hobi lo selain bikin gue kesel emang ngga ada lagi apa Ka? Gue bete ni sama lo" ucap Silvy dengan nada yang kini ia dibuat kesel. Padahal Silvy sudah ingin ketawa saat Raka selalu menghiburnya.
Silvy bersyukur saat Banna ntah dimna keberadaan-nya, tuhan masih mau menghadiahkan-nya sahabat, keluarga dan teman baru yang baik dengan-nya.
Mungkin jika Silvy tidak mempunyai semua orang-orang yang baik padanya seperti sekarang, bisa pastikan iya sudah begitu terpuruk lebih dari yang sekarang.Tuhan memang adil untuk memberikan ujian pada setiap umat ciptaannya. Saat ia memberikan ujian yang berat, yang mungkin orang itu sudah yakin bahwa ia tidak akan mampu melewati ujian itu. Namun, tuhan yakin beriring dengan jalannya waktu pasti umatnya itu mampu melwatkannya.
💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻
Thanks for your reading guys!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Banna, where are you?
Teen Fiction[COMPLETED] SUDAH DI REVISI YA😊 Banna dan Silvy adalah 2 insan remaja yang saling mencintai, menyayangi, dan juga melindungi. Cinta yang dimiliki mereka berdua tidak dapat diragukan lagi. Namun, disetiap hubungan memang tidak dapat untuk kita hind...