6

11.2K 364 4
                                    

Adelia Watson

Disinilah aku, diclub. Aku janjian ketemu Bella dan Melly, aku merindukan sahabatku itu. Kebisingan dan ramainya tempat ini membuatku susah menemukan dimana Bella dan Melly.

"Adelia..."

Aku membalikkan badanku, melihat siapa yang memanggilku.

"Bellaaa" kataku berteriak kesenangan dan berlari memeluk dirinya.

"Serasa udah setahun yah ngga ketemu lo. Susah banget sih lo dihubungin sekarang hah? Lo utang banyak penjelasan yak sama gue dan Melly." Katanya tanpa berhenti. Mulai deh bawelnya Bella.

Aku terkekeh mendengar ocehan Bella. "Yaelah Bell, sabar napa. Melly mana?"

"Melly ngga bisa kesini, doi ada dirumah katanya"

Aku mengangguk dan meminum vodka Bella. "Woy, punya gue ituu ih"

"Yaampun Bell, jahat amat sih jadi teman. Gue kan haus"

"Habis ngapain emang? Atauuu jangan-jangaann lo---"

"Hussh diam.. gue ngga habis ngelayanin orang. Gue akan jelasin ke lo kejadian akhir-akhir ini menimpa gue Bell"

Aku menjelaskan semua kejadianku selama seminggu ini, dari awal aku ketemu Adam karena menabrak mobilnya sampai berpura-pura menjadi tunangannya.

Aku meraba-raba bagian dalam tasku mencari sebuah benda kecil. "Nih, kartu namanya"

        " ADAM EFRON "
                   CEO

"Hello!" Bella terbelalak karena melihat kata 'CEO' dibawah namanya. Adel geleng-geleng kepala melihat kelakuan sahabatnya itu.

"Yaampun Adel, beruntung banget lo dapat orang setajir ini. Kalau ginimah gue juga mau kali jadi pacarnya walaupun cuman bohongan" Kata Bella masih menatap kartu nama itu.

Adelia berusaha menarik lepas kartu nama Adam dari tangan Bella, tapi cewek itu malah semakin mempererat pegangannya. Adelia menyerah.

"Itumah karena lo nya yang ganjen tau gak"

"Yaelah lo kayak ngga gitu juga"

"Tapi gue bingung Bell, gue hanya berpura-pura menjadi tunangannya. Ngga lebih tapi gue merasa aneh. Gue merasakan perasaan yang begitu asing.." kataku lirik

"Lo menyukainya Adel?" Tanya Bella. Aku menatap wajah Bella, kurasakan mataku memanas "g..gue ngga tau Bell, semakin lama gue bersamanya gue semakin nyaman. Sikap manisnya, pedulinya, rasa cemas yang dia tunjukkan kepadaku. Gue berharap lebih. Tapi kenyataannya ia tak menginginkan lebih. Hanya sebatas pura-pura" kataku. Mataku mulai mengeluarkan air mata. Kenapa aku selemah ini.. sht!

Bella menepuk kedua bahuku, "mungkin dia juga memiliki rasa yang sama kayak lo Adel, gue yakin itu. Lo harus perjuangin perasaan lo ini."

Aku menghapus air mataku, menatap mata Bella serius "caranya? Gue tidak tau Bel musti bagaimana. perasaan ini sangat asing bagiku dan mungkin setelah hubungan palsu ini berakhir kita kembali seperti dulu lagi dan tak saling mengenal."

"Lo belum coba kan Adel. Gue yakin lo pasti bisa dapatin hatinya. Lo jangan pesimis begini, Adel yang gue kenal memiliki banyak cara untuk membuat pria manapun takluk pada lo." Katanya lagi. Aku tertawa kemudian, Bella pun ikut tertawa. Kami hanyut dengan perbincangan kecil. Kurasa aku mulai mabuk karena banyak minum.

"Gue juga berharap begitu. Kurasa gue memang mulai cinta padanya Bell" ucapku lirih.

***

Disisi lain, ternyata Adam berada disebuah club yang sama dengan Adelia. Adam sengaja datang kesana untuk mengawasi Adelia. Ia tak ingin gadisnya itu disentuh oleh para pria brengsek disana. cowok itu tau Adel bekerja di club itu tapi wanita seperti Adel cukup mahal bayarannya. Tanpa Adelia sadari ternyata Adam duduk disebelah Adelia dengan memakai sweater dan menggunakan hodienya dan kacamata sehingga Adelia tak bisa mengenalinya.

Adam mendengar semua percakapannya dengan temannya itu. Hati Adam berteriak senang saat yang diceritakannya itu dirinya. Adam menyadari ternyata Adam kini jatuh cinta dengan Adelia. Dan Adam senang ternyata Adelia memilki perasaan yang sama walaupun Adelia masih ragu untuk menyadari itu.

Adam memperhatikan Adelia yang kini sendiri, temannya yang tadi sudah pergi dengan pria. Adam memperhatikan setiap gerak gerik Adelia, menjadi tameng Adelia agar tak ada pria yang berani mendekatinya. Tentu tanpa sepengetahuan Adelia. Adelia sungguh mabuk sekarang.

Adam menyukai senyuman Adelia itu. Adam menyukai wajah Adelia, mata dan bibir Adelia yang begitu indah dan mampu membuat getaran hebat pada diri Adam. Adelia tak sadarkan diri, kepalanya kini sudah berada diatas meja bar. Adam berdiri lalu menggendong Adelia keluar dari club dan membawanya pulang ke apartemennya.

Setibanya di apartemen Adam, pria itu menurunkan Adelia ke tempat tidurnya. Menatap tubuh Adelia yang terlelap. Adam membuka seluruh pakaian Adelia termasuk underwearnya dan menggantinya dengan baju lain.

Adam tercekat melihat tubuh telanjang Adelia. Payudaranya yang besar dan kemaluannya yang ditumbuhi sedikit rambut halus membuat juniornya menegang. Adam menelan ludahnya susah payah, juniornya berdenyut keras melihat pemandangan tubuh telanjang Adelia. Adam berusaha menyingkirkan imajinasi kotornya kemudian berbaring disamping Adelia. Memeluk tubuh mungil Adelia dan terlelap.

***

Adelia membuka matanya perlahan, merasakan tubuhnya berat. Ia menyibakkan selimut yang dikenakannya dan menyadari sebuah tangan kekar yang berada diperut ratanya. Dan mata Adelia terbelalak menyadari bahwa pakaian yang dikenakannya semalam berbeda dengan sekarang.

Adelia melihat pemilik tangan kekar ini dan matanya membulat ingin keluar. Adam.. kenapa dia? Astaga.. Adelia mengutuki dirinya mengingat kejadian semalam. Semoga tidak ada kejadian panas yang terjadi padanya dan Adam semalam.

"Morningg.." suara serak dan berat khas bangun tidur menyadarkan Adelia dari lamunannya.

Ia berusaha menyingkirkan tangan Adam yang berada diatas perutnya namun Adam malah menarik tubuh Adelia dan membawanya kedalam pelukannya. "Biarkan begini sebentar. Kumohon" katanya lirih. Adelia diam saja. Ia berusaha menetralkan kondisi jantungnya yang berdetak kencang. Dirinya berusaha keras mengingat kenapa bisa dia berada disini bersama pria itu.

"Adam lepas. Aku ga bisa nafas" ucap Adelia berusaha melepas dirinya dari pelukan Adam.

Cup.. Adam mencium lembut bibir Adelia dan menatap wajah Adelia. Dirinya kaget. Setelah berusaha menormalkan debaran jantungnya tadi kini debaran itu semakin menjadi. Adam membelai lembut wajahnya yang memerah dan mencium bibirnya sekilas lagi. "Morning kiss" katanya dengan suara serak khas bangun tidur. Seksi banget sih gakuat.. batin Adelia

Adelia memukul dada Adam dan menyembunyikan mukanya yang kini memerah didalam Adam. Berusaha menormalkan debar jantungnya dan berdoa semoga Adam tak mendengar suara jantungnya itu. Tubuhnya berdesir, ia tak tahu kenapa dirinya tidak bisa menolak perlakuan Adam. Ia selalu terbuai dan menikmati. Ia menyukai sentuhan lembut Adam. Adam bolehkah aku berharap padamu? Batin Adelia.

Adam mengecup kening Adelia lembut dan kembali memeluknya erat seakan tak ingin membiarkan Adelia pergi. Aku menyayangimu Adel. Katanya dalam hati.

****

Didapur..

Adam menyiapkan sarapan untuknya dan Adel. Pancake tiramishu. "Kau pintar masak rupanya" kata Adelia kagum melihat hasil masakan Adam diatas meja makan.

"Aku dulu pernah kursus masak" ucap Adam santai.

"Kenapa ngga jadi koki?" Ucap adelia penasaran

Adam lalu duduk dihadapan Adelia. Menangkup wajahnya dengan kedua tangannya dan tersenyum "karena ayahku ingin aku jadi pewarisnya"

Adelia menangguk angguk dan memakan makanannya. Lezat batinnya. "Enakkk.." ia melahap makanannya. "Kau suka?" Tanya Adam. "Ya.. sangat lezat" ucap Adelia dengan memakan makanannya terus. "Kalau begitu aku akan sering memasakanmu makanan Adel"

Adelia menatap wajah Adam "kau serius?" Dan Adam hanya mengangguk, mencium pipi Adelia sekilas dan tersenyum. Ia begitu menyayangi gadisnya itu.

-----------

Makin lama makin gaje.
Jangan lupa comment dan vote :)

Happy reading♡

Xoxo....

Adelia's Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang