Adelia Watson.
Setelah beberapakali mencari sebuah toko yang pas, Akhirnya kami menemukan sebuah toko pakaian trendi di bagian paling ujung pertokoan. Dia tahu tokonya dan dia bilang barang-barang di sini mahal, tapi tak semahal toko-toko lain di sepanjang Kota, jadi aku setuju.
Tempatnya luas, tak hanya dipenuhi pakaian tapi juga peralatan rumah tangga seperti tempat tidur, handuk, pernah-pernik dan lebih banyak lagi hal-hal lain yang tak penting. Aku langsung menuju ke setiap rak pakaian dan melangkah dengan takut-takut, menarik satu per satu dan menyusunnya dilengannya. Gantungan baju yang terbuat dari kayu terdengar beradu satu sama lain ketika dia berjalan.
"Hey," Adam menjaga suaranya tetap pelan ketika mendekatiku
dan memegang kepalanya. Aku mendongak, mataku melebar."Jangan buru-buru. Kita punya banyak waktu." Aku menghela nafas dengan berat dan menggeleng-gelengkan
kepalanya. "Aku benar-benar tak tahu apa yang akan kukenakan nanti malam"Apa yang aku tahu tentang gaun pesta? "Pilihlah sesukamu. Aku akan membelikanmu"
"Tidak tidak.. itu terlalu boros. Sebaiknya kau menungguku dan melihatku mengenakan setiap gaun jadi kau bisa memberitahuku bagaimana
penampilanku. Aku tak bisa melakukannya sendirian." Aku bernada gugup. Aku benar-benar takut."Syukurlah toko ini tampaknya menjual segala sesuatu yang berkaitan dengan pesta. Semoga ada yang cocok."
"Hai, boleh aku siapkan ruang gantinya sekarang?" suara bernada tinggi datang dari arah belakang kami dan kami menoleh untuk melihat siapa yang berbicara.
"Adam Efron.. omaigat. kaukah
itu?" Ah, dia teman Adam rupanya. Batinku.Kaylie, kupikir itu namanya. Yep, tanda pengenal di dadanya bertuliskan Kaylie.
"Apa kabar?" Adam menyapanya lemah. Senyumannya sangat lebar dan cemerlang hingga hampir membuatku ingin mencungkil matanya itu. Seseorang pasti memutihkan giginya dengan terlalu berlebihan.
"Senang sekali melihatmu lagi!" dia melempar dirinya ke arah Adam dan ia tak punya pilihan lain selain merangkul
punggungnya.Aku merasa terganggu ketika dia berdiri di sampingku. Aku meminta maaf melalui pandanganku dan dia memutar matanya. Untuk alasan
tertentu, tampaknya reuni ini membuatnya marah. Aku mundur selangkah lalu menuju rak gaun-gaun dan meninggalkan mereka berdua yang sedang ber--ah sudahlah.Aku berdehem "kau bilang tadi akan menyiapkan ruang gantinya?" Kataku bertanya padanya.
Ia mengalihkan pandangannya melihatku dengan tatapan tak suka dan aku membalasnya dengan tatapan sinis.
"Ini." Aku menyerahkan pakaiannya ketika Kaylie masih tak menjawabnya.
"Aku akan segera mencoba baju-baju itu jika kau sudah mempersiapkan ruang ganti untukku." Sarkasme dalam suaraku terdengar sangat jelas dan aku melihat Adam berusaha menyembunyikan senyumannya.
Kaylie mengambil pakaian-pakaian itu, bibir bawahnya cemberut.
"Aku harap ukuran ini akan pas untukmu. Kelihatannya kekecilan untukmu." Katanya padaku.Aku memberinya senyum sekilas. "Oh, ukurannya pas. Hanya saja
payudaraku agak kebesaran jadi kelihatannya aku butuh ukuran lebih besar tapi sebenarnya tidak perlu. Adam senang jika payudaraku sedikit menggantung jadi dia bisa melihatnya. Dia akan lebih mudah mengaksesnya dan sebagainya. Benar kan, Sayang?" Aku mengedipkan bulu mataku kearahnya."Tentu saja," Dia bergumam, menikmati humor yang menari di matanya.
Kaylie menggumamkan sesuatu di sela nafasnya dan segera menuju keruang ganti.
"Well, hanya menjalankan peran," Aku mengatakannya ketika Kaylie sudah
berada di luar jarak dengar."Maaf tentang itu." Aku merasa aku perlu sering-sering meminta maaf padanya dan juga aku merasa malu padanya.
Dia mengangkat bahunya. "Aku menyukainya. Ngomong-ngomong apapun yang kau inginkan, aku akan membelikannya untukmu." Aku tersenyum ke arah Adam. Melihat seisi toko ini membuatku terkagum-kagum. Jika aku mempunyai banyak uang aku akan memborong semua pakaian dan tas disini. Tapi aku harus menahannya. Sabar Adell.. sabar...
"Aku hanya ingin sebuah gaun," Aku berkata, suaraku lemah.
"Dan sepatu," Adam mengingatkanku.
"Benar. Sepatu."
"Perhiasan jika kau menginginkannya. Atau hiasan rambut dan sebagainya?"
"Aku pasti akan menemukan sesuatu. Temui aku di ruang ganti lima belas lagi." Aku tersenyum padanya.
~~
Adam Efron.
Aku ingin membuatnya tersenyum seperti itu lagi kepadaku. Senyumannya asli. Bukan senyum murahan ketika orang-orang melihatnya atau senyuman palsu. Senyuman kali ini adalah senyuman yang asli.
Senyuman yang indah. Senyuman yang sudah menjadi kesukaanku sejak mengenal Adelia.Adelia berkeliling mencari gaun yang sempurna. Aku pun
mengelilingi toko, melihat-lihat sekelilingku dan mulai merasa tak nyaman. Aku tak pernah melakukan hal ini sebelumnya, cowok perhatian yang siap membantu pacarnya memilih baju baru. Aku mencarinya di bagian baju santai seperti yang biasa dikenakannya."Jadi Adam, pacarmu agak sedikit…berbeda." Kaylie sudah kembali.
"Maksudmu?" aku berbalik memandangnya, benar-benar tertarik pada opininya. Apa maksudnya Adelia berbeda? Sialan, aku juga berpikir begitu tapi tak pernah benar-benar tahu alasannya. Mungkin karena aku mulai menyukainya. Batinku berteriak.
Kaylie mangkat bahunya. "Dia tak seperti tipe cewekmu yang
biasa." Aku tak pernah punya tipe cewek."Bagaimana dengan Olive? kau sudah melupakannya?" Tanyanya lagi.
Sialan.
"Ya." Aku menjawab seadanya. lalu meninggalkannya menghampiri Adelia diruang ganti baju.
"Berapa lama kalian berdua jadian?" Kaylie menahan lenganku.
"Sejak 2 bulan yang lalu"
"Oh." Kaylie mengangguk, menggigit bibir bagian bawahnya.
Bahasa tubuh genit dan aku tak terpengaruh. "Kau tahu Dam, aku selalu naksir padamu sejak Kuliah dulu."
"Kau tak pernah memperhatikan aku sebelumnya, sekuat apapun aku mencoba. Dan Demi Tuhan, aku sudah mencobanya." Kaylie
mendekat selangkah dan melarikan telunjuknya di tengah dadaku, berlama-lama menyentuh kancing kemeja Hanley-ku."Wow, kau berotot.."
"Kaylie." Aku mundur selangkah.
"Aku punya pacar."
"Sayang sekali." Dia cemberut lagi dan itu menyebalkan. Jika
menurutnya yang dilakukannya lucu, dia salah."Aku selalu menginginkan seseorang yang akan bisa kumiliki." Dengan mengakui hal itu menunjukkan betapa gilanya cewek ini.
"Aku harus membantu pacarku. Sampai jumpa lagi."
"Beritahu aku jika dia membutuhkan sesuatu!" Kaylie berteriak ketika aku berjalan menjauhinya.
------------------
Jangan lupa Vomment..
Xx.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adelia's Love Story
RomancePerjalanan kehidupan Adelia Watson seorang wanita yang berparas cantik dan sexy. Petualangan kehidupan manis dan pahit yang dirasakannya untuk menemukan cinta dan kebahagiaanya dan memasuki kehidupan seseorang yang masih belum melupakan masa lalu. ~...