7

10.2K 337 0
                                    

Adelia Watson

Terlalu menyiksa.

Dua kata singkat ini berputar dalam kepalaku berulang-ulang.
Deskripsi sempurna tentang bagaimana perasaanku saat ini.
Aku begitu terjebak
dalam kehidupan kepura-puraan yang membuatku benar-benar
begitu tenggelam kedalamnya.

Dan apa kau tahu? Aku menyukainya. Sangat menyukainya. Meskipun kutahu, ini semua palsu. Bahwa caranya bicara padaku,
menatapku, menyentuhku. Menciumku... semua itu sekedar formalitas. Aku menjadi semacam perlindungan baginya dan tak peduli. Aku menginginkannya. Aku menginginkanmu.

Apa yang tak kumengerti adalah mengapa perasaan ini muncul. Mengapa kita dipertemuka dengan cara begini? Tuhan aku menginginkannya, namun suara kecil yang mengganggu dalam
kepalaku mengatakan bahwa ini semua hanya sementara. Dan ini tak benar. Aku melihat kalender yang berada diatas meja kecil disamping tempat tidurku. Ini sudah genap sebulan lebih sejak aku dan Adam menjalani hubungan sementara ini. Sisa 2 minggu lagi..

Dan ketika itu berakhir, dimana dia akan mengabaikanku. Dan aku mengabaikanya. Dia
akan mendapatkan apa yang di inginkan—membuat orang
tuanya percaya sehingga mereka akan membatalkan perjodohan sialan itu dan takkan mengganggunya lagi. Dan aku akan terbebas dari ganti rugi kerusakan mobil mahalnya yang aku tabrak sebulan lalu.

Kami akan kembali ke peran kita seperti biasanya. Dimana dia tak mengenalku dan aku membencinya. Ini akan menjadi sebuah kebohongan. Aku mungkin membencinya tapi Kurasa aku jatuh cinta padanya.

~~

Author.

BmW sport biru gelap tiba didepan apartemen Adelia.
Segala tentang Adam itu sempurna. Cara dia berpakaian—bokongnya kelihatan hebat dengan jins itu dan bahkan tak perlu
menyinggung bagaimana kemeja hitam yang dikenakannya sekarang melekat disetiap otot dadanya.

Adam membuka pintu apartemen Adel. Sebelumnya Adam telah mengetahui password apartemen Adelia tanpa Adelia sadari. Pria itu berjalan berjinjit sangat perlahan seperti seorang pencuri. Pria itu ingin memberikan surprise untuk Adel.

Adam berjalan melewati dapur dan ia melihat Adel sedang memasak membelakanginya. Adelia hanya memakai piyama dan sedang asik memasak sesekali bernyanyi. Adam tersenyum melihat Adelia. Hatinya terasa tentram dan rasa lelahnya seketika hilang hanya dengan melihat Adel. Wanita yang tanpa disadarinya sudah mengisi hati dan membuat hari-harinya lebih berwarna. Persetan dengan perjanjian hubungan mereka yang hanya pura-pura. Persetan dengan waktu 2 bulan. Persetan. Adam tak peduli lagi. Saat ini ia hanya ingin memiliki Adelia seutuhnya, menjadikan Adelia miliknya dan menjalani hubungan yang benar-benar serius dengannya bukan lagi kebohongan.

Pria itu tiba-tiba memeluk Adel dari belakang sehingga membuat Adel kaget dan membalikkan badannya. "Auhhh" ringis Adam saat Adel memukul kepalanya dengan sendok soup yang digenggamnya.

"Aduh maaf Dam.. aku ngga tau itu kamu kirain pencuri"

"Kamu kok gitu sih sama aku Dell.. sakit tau" kata Adam pura-pura merasa kesakitan dikepalanya. Ia berbalik membelakangi Adelia dan segera melangkahkan kakinya pergi.

"Mau kemana?" Ujar Adelia saat Adam berjalan menjauhinya.

"Pulang. Aku bela-belain mampir kesini pulang dari kantor eh malah dipukul." Adam terus berjalan tanpa melihat ke Adelia.

Adelia berlari mengejar Adam dan memeluk tubuh Adam dari belakang "jangan pulang.. aku minta maaf. Aku ngga sengaja. Aku nggak tau itu kamu.. Maafin aku Dam.." katanya lirih.

Adam tersenyum, namun ia ingin menjahili Adelia. "Kamu lanjut aja masak kamu. Maaf udah ganggu kamu" kata Adam dan dengan sangat terpaksa harus melepaskan lengan Adel diperutnya namun Adel malah mempererat pelukannya. "Jangan pergi Dam.. kumohon.. Maafkan Akuu.."

Adam merasakan pundaknya basah. Adel menangis? Batinnya. dan segera membalikkan badannya khawatir, ia melihat mata Adel yang kini basah. "Sttt.. jangan nangis princess" Adam menghapus air mata Adel yang membasahi pipinya itu dengan ibu jarinya. "Maafkan aku.." kata Adel lirih.

Adam memeluk tubuh Adel dan menyandarkan kepadanya pada dada bidangnya. "Jangan menangis baby.. Aku memaafkanmu" Kata Adam lembut sambil mencium puncak kepala Adel.

"Jangan pergi Dam.. kumohon" Ujar Adel lirih masih dalam pelukan Adam. Tangisnya sudah reda.

Adam melepas pelukannya dan menatap mata coklat yang menghipnotisnya. "Aku takkan kemana-mana sweetheart" Adam mencium bibir Adelia singkat sehingga membuat pipi Adel memerah akibat perbuatan manis Adam.

"Aku lapar.." ujarnya lagi

"ayo makan. Aku sudah hampir selesai membuat soup kesukaanmu" Adelia menarik Adam kedapur dan dengan senang hati Adam mengikutinya.

~~

TERIMA KASIH SEMUA YANG UDAH SETIA MEMBACA FF GAJE GUE.

Makin gaje kan? Hiks hikss:""

Gak tau harus gimana lagi readers:( otak udah buntuu mau final:"

Maaf sempat ngelantarin ff ini. Semoga masih ada yang minat membacanya.

Tolong beri gue saran guys biar semangat lanjutin ini ceritaa huhu..

HAPPY READING♡♡

Xx.

Adelia's Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang