28

5.8K 194 8
                                    

Sebelumnya, terima kasih untuk para pembaca setia 'Adelia Love Story' yang masih setia menunggu kelanjutan kisah cinta mereka.. Tengkyu so much guyss :**

Warning.. ada adegan unyu unyu. Maaf ya. Mohon bijak dalam membaca.

Selamat membacaa;)

***

"Kumohon Adam, masuklah. Kau basah karena hujan." Adel benar. Meski dengan sedikit canggung di depan pintu, aku basah kuyup dan ini menyebalkan.

"Apa kamu yakin?" Aku bertanya dengan suara rendah. Ada
sekaligus dua pertanyaan dibalik kata-kataku. Aku berharap dia
mengerti. Adelia mengangguk pelan, bibirnya sedikit tersenyum

"Aku benar-benar menginginkanmu"

***

Tanpa berkata apapun aku melangkah masuk dan melewatinya. Dia menutup dan mengunci pintu saat aku berbalik menghadapnya.
Meletakkan tanganku disekitar pinggangnya dan menariknya mendekat, aku butuh merasakan hangat tubuhnya secepatnya. Adel mengejutkanku dengan menjatuhkan tubuhnya, tangannya melingkari leherku dan kakinya mengelilingi pinggangku. Aku menangkapnya, dan meletakkan tanganku di bokongnya. Dia mengenakan pakaian dalam tipis sehingga aku bisa merasakan kehangatannya, aku mengerang saat dia menekankan bibirnya pada bibirku. Padahal kami bercinta hanya beberapa jam yang lalu sebelum aku mengantarnya kesini.

Sial, aku berada didalamnya pagi ini tapi aku merasa dipisahkan berminggu-minggu. Berbulan-bulan. Mulut kami rakus, tangannya berada dirambutku, menjaga tubuhku tetap dekat saat aku tersandung di ruang tamunya, dan akhirnya rebah di sofa dengan berbalut tubuhnya diatasku. Adelia menarik bajuku keatas dan aku juga menarik kaosnya keatas yang kebesaran itu dan melemparnya kesembarang arah. Adel kini hanya berbalut pakaian dalam yang nyaris tidak menutupi apapun, kejantananku mengeras seperti baja, mataku tidak bisa hanya fokus pada satu hal saja. Adelia adalah sebuah paket yang menarik. Sangat seksi dan sempurna. Dan semuanya milikku.

Adelia mendekat dan mengangkat tubuhnya sedikit sehingga payudaranya tepat diwajahku. Dia menggodaku, puting merah muda pucatnya begitu dekat dengan mulutku. Aku membuka mulut dan menghisapnya, memutar-mutarnya dengan lidahku. Dia
mengerang. Menggerak-gerakkan pinggulnya dengan pinggulku,
tangannya menggenggam erat rambutku dan aku menyelipkan tanganku dibawah celana dalamnya dan merasakan dia sudah basah.

"Ya Tuhan, Adam.." Adel terengah-engah menyebut namaku, menggeliat saat aku membelai halus punggungnya dengan mulutku yang masih bermain disekitar payudaranya.

Ini berbeda dengan sebelumya, saat kami bersama dan menjelajahi tubuh masing-masing. Saat ini, aku nyaris tidak terkendali dengan kebutuhan untuk membuatnya orgame. Dia menggerakkan pinggulnya saat aku memasukkan jari-jariku dimiliknya, tatapannya mengunci pandanganku saat dia membuka mulutnya. Sebuah desahan yang gemetar keluar dari bibirnya saat dia orgasme.
Kesenangan membanjiriku saat menatapnya. Aku seperti bajingan dan itu sangat membuatku begitu terangsang, betapa mudahnya aku membuat gadisku puas. Entah bagaimana kami berakhir di kamar tidurnya yang mungil, aku membawanya kesana. Menabrak beberapa benda dalam gelap membuatnya tertawa saat aku meletakkannya di tempat tidur. Tawanya menggetarkan hatiku, dia terdengar sangat bahagia,
riang dan untuk sementara waktu aku bisa berpura-pura bahagia.

"Lepaskan pakaianmu." Dengan suara berbisik dan bersemangat dia memutar dan meraih celana jinsku. Membuka ritsleting dengan cepat dan melebarkannya, jari-jarinya melayang di depan celana boxerku dan aku menelan ludah susah payah, berusaha mundur darinya. Dia terus menyentuhku dan sepertinya aku akan meledak. Aku Melepaskan pakaianku dan ku ambil kondom yang aku selipkan didompet saku belakang pagi tadi. Aku naik ke tempat tidur, menariknya mendekat. Tubuhnya hangat dan harum, dan dengan cepatnya
aku ingin berada di dalamnya.

"Biar aku saja." Bisiknya lalu meraih kondom dari jari-jariku dan merobeknya. Adelia meraih penisku, jari-jarinya yang ramping membukus ereksiku. Aku memejamkan mata, merasakan sensasi yang diciptakan jari-jarinya dan dengan perlahan dia memakaikan kondom dengan cara yang sangat lembut dan menggoda membuat tubuhku menggigil.

"Aku ingin diatas." Bisiknya.

Aku menatap mata coklat indahnya. Mata yang mampu mengalihkan dunia dan menjungkir balikkan hatiku. Aku tersenyum kearahnya. Aku meraihn pinggulnya dan menyeretnya ke atasku, kakinya mengelilingi pinggulku.

"Baiklah." Bisikku lembut.

Aku membantu Adelia memasukkan penisku kedalam vaginanya. Dia mendesah saat kejantananku perlahan memasukinya. "Shit. Kau begitu sempit Adel" Adelia tersenyum, aku memperhatikan wajahnya dan dia mulai menggoyangkan pinggulnya.

Kulit kami lembab karena keringat saat bergesekkan dan bersentuhan, berayun dalam irama yang sempurna, aku merasakan Adelia gemetar karena sensasi klimaks keduanya akan datang dengan setiap
ayunanku. Aku menatap matanya, melihat bayangan gelap bercampur gairah di mata coklatnya dan aku merasakan tubuhku akan klimaks.

"Sebut namaku." Bisiknya.

"Ahh.. Adel." Dia mengangkat dan menekankan tangannya ke dada bidangku dan sungguh-sungguh mulai menungganginya.

"Katakan lagi." Bisiknya, Aku melihat dia menutup matanya sesaat saat mencapai kepuasan.

"Ah.. Adel, ya Tuhan, aku akan—" Aku melengkungkan tubuhku padanya dan Aku benar-benar kehilangan kendali.
Dia membuka mata dan melihatku bergetar dibawahnya sementara mataku masih terkunci padanya. Aku tidak mengalihkan pandanganku darinya. Adelia ambruk diatas tubuhku, menikmati bagaimana panasnya kulit kami saat bertemu. Kepalanya di dadaku, dan kuyakin dia bisa mendengar jantungku berdetak cepat. Matanya tertutup saat tanganku
mengelus-elus punggungnya, benar-benar membuatnya nyaman.

"Terima kasih," aku berbisik lembut ditelinganya.

~~

Adelia Watson

Aku memeluk tubuh kekar Adam dan tidak ada niat ingin melepaskannya. Aku merasakan Adam mencium ujung kepalaku lembut dan lama.

"Terima kasih" Katanya berbisik ditelingaku lalu mencium keningku.

"Untuk apa?" Aku perlu mendengar alasannya.

"Untuk semuanya. Terima kasih karena hadir dihidupku dan membantuku mengenyahkan kenangan wanita itu dibenakku dan melupakan masalah Kaylie." Katanya sambil memainkan rambutku, aku mengangkat kepala dan bertemu tatapannya.

"Berhasil." Aku tersenyum.

"Benarkah?"

"Yeah." Dia meremas pantatku dengan tangan satunya.

"Aku harus bangun sebentar. Di mana kamar mandimu?" Aku menunjuk kamar mandi disisi kiri dan dia beranjak. Aku memandangi tubuh telanjangnya yang indah saat dia turun dari tempat tidur dan seketika membuat dadaku nyeri. Dia pergi ke kamar mandi, membuang kondom dan kembali ketempat tidur dalam hitungan detik. Aku menarik selimut dan meletakkan kepalaku dibahunya, lenganku berada di perutnya.

"Kau menginap?" Tanyaku lembut sambil mengelus dadanya yang bidang.

"Ya. Kau keberatan?" Aku menggeleng dan tersenyum kearahnya. Adam tidak mengatakan apapun lagi, begitu juga aku. Aku sangat kelelahan dan mataku terasa begitu berat sekarang. Aku tertidur dalam pelukan Adam. Aku tidur seperti orang mati saat aku masih dalam pelukannya. Adam Efron sangat membuatku kecanduan seperti pil tidur. Dan Saat aku terbangun pagi hari... Dia sudah pergi.

~~~

Happy ending or sad ending?

Jangan lupa Vomment.

Xxo.

Adelia's Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang