Adelia Watson.
Sekarang aku mengenakan gaun, sepatu dan bermacam-macam, aksesoris yang harga seluruhnya hampir mencapai seribu dolar. Adam bahkan tak memprotes ketika Kaylie memberitahu jumlah itu dengan berisik.
Aku benar-benar berharap nenek sihir itu tak akan datang ke acara pembukaam hotel milik keluarga Adam malam ini. Semua sudah cukup kacau tanpa dia harus menambah masalahku.
"Adelia" Adam mengetuk pintu kamar mandi dengan kerasnya hingga pintu terayun terbuka dan syukurlah aku tidak sedang telanjang, walaupun dia tahu aku tak telanjang, jadi aku hanya
mengkhawatirkan sesuatu yang tak penting. Dia berdiri di ambang pintu, telihat luar biasa menakjubkan dalam celana hitam dan kemeja
abu-abu keperakan dan dasi hitam. Mulutku kering ketika aku menatapnya di cermin dan dia membalas dengan tatapan yang sama. Matanya melebar, menelanku bulat-bulat, menatap keseluruhan tubuhku dan aku merasakan pandangannya seolah dia benar-benar menyentuhku."Uh, kau sudah siap?" dia bertanya, suaranya serak.
"Beri aku waktu dua menit lagi." Aku memaksa mataku beralih
darinya dan mengambil lipstik merah dari dalam tas
kosmetikku. Aku membuka tutupnya dan mengoleskannya di bibirku, dan mengusapkan kedua bibirku dan mengamati
bayanganku di cermin.Aku menata rambutku ke atas kepalaku agar bagian belakang
gaunku, dan sidikit rambut menjuntai membingkai
wajahku. Aku menghias mataku dengan hiasan gelap tebal, pipiku berwarna merah muda dan bibir merah, mencoba menampilkan hiasan wajah yang bersahaja.Gaunnya sangat sempurna,aku tak tahu bagaimana penampilanku ketika memakainya dan aku memakai
sepatu berhak sangat tinggi. Benar-benar berhak tinggi, mungkin kini aku setinggi bahu Adam. Semoga saja aku tak akan jatuh ketika berjalan nanti.Anting berkilauan serta gelang berlian imitasi yang kukenakan
melengkapi penampilanku malam ini. Aku hampir merasa
penampilanku berlebihan, tapi Adam tak pernah protes jadi aku tenang-tenang saja. Walaupun begitu, kini aku khawatir akan
pendapatnya dan lebih fokus menutup tas kosmetikku. Semoga saja dia menyukai penampilanku.Menurutku dia kelihatan tampan dan hot, tapi kapan sih dia pernah kelihatan tidak tampan?
Aku menegakkan bahuku, aku berbalik dan menghadap Adam. Dia menyandarkan tangannya di pintu dan agak mengarah ke kamar mandi, kemejanya meregang di dadanya, menegaskan posturnya di
balik kain yang tipis. Aku bisa mencium wangi mint-nya, wangi
yang bersih, wanginya sangat menyenangkan.Aku ingin menenggelamkan wajahku ke lehernya dan menghirupnya. Mungkin aku akan menjilat kulitnya hanya untuk merasakannya..
Pikiranku sudah mulai melantur tak terkendali dan ada masih banyak hari tersisa untuk kami.
Aku bisa melaluinya. Dia hanya cowok biasa. Dan cowok tak pernah ada artinya bagimu. Mungkin."Kau siap?" dia akhirnya bertanya ketika aku hanya terdiam terlalu lama.
Aku mengangguk kemudian berdiri."Ayo pergi" kataku.
"Kau tak bawa mantel?" Aku menggeleng, menahan untuk tidak terkesiap ketika dia meraih tanganku dan menggenggamnya. Reaksiku terhadapnya benar-benar konyol dan aku benar-benar perlu belajar mengendalikannya.
Semuanya yang ada di antara kami tak nyata dan aku harus
mengingatnya. Tak peduli seindah apapun rasanya."Kau akan kedinginan," Dia mengatakannya ketika kami sampai di garasi.
"Mungkin kau akan membuatku tetap hangat?" Dengan senyum
yang khusus kutujukan untuknya, aku menyenggol lengan atasnya dengan bahuku, dan mengagumi ototnya yang sekeras batu.Aku benar-benar berharap bisa mengintipnya ketika dia menanggalkan bajunya, tapi hal itu belum terjadi hingga sekarang. Aku tahu di balik
bajunya di terpahat laksana dewa, dan aku ingin melihat keseluruhan ototnya itu.
Dia mengangkat alisnya. Aku benar-benar menyukainya ketika dia melakukan hal itu."Kau sedang menggodaku ya?"
Tiba-tiba pintu garasi terbuka, memperlihatkan mobil Range Rovers hitam menakjubkan yang terparkir di dalamnya. Aku mencoba bertingkah acuh tak acuh ketika kami menuju ke mobil, Adam membukakan
pintu jadi aku bisa masuk ke kursi belakang pertama kali. Aku tak mengharapkannya masuk setelah aku, dan aku bersumpah aku merasakan tangannya menggelitik bagian belakang pahaku sekilas.Tapi ketika kami telah duduk di bangku belakang, ekspresinya
terlihat biasa-biasa saja jadi aku pikir aku pasti telah menghayal.Adam sudah meyakinkanku
bahwa acaranya akan mulai sebelum jam tujuh malam
jadi bahkan sekarangpun kami masih punya waktu setengah jam.Adam menggapaiku dan menggenggam tanganku lagi dan ketika aku mendongak menatapnya, dia tersenyum padaku di dalam kegelapan.
Aku tiba-tiba saja merasa bahwa kami berdua sendirian melawan dunia. Kami bersama menghadapi hal ini dan satu sama lain harus saling bergantung untuk bisa melewati semua ini. Terdengar sangat
dramatis dan konyol tapi aku tak bisa menahan perasaanku.
Aku juga tak bisa menahan untuk tidak memandangnya sedikit terlalu lama, mengagumi keindahan maskulin di wajahnya. Sangat tidak adil ketika seseorang terlihat begitu tampan dan itulah Adam.
Seharusnya dia membuatku jijik karena dia terlihat begitu tampan. Alih-alih begitu dia malah membuatku hampir pingsan dan aku merasa bodoh sekali. Seolah kepalaku menjadi semakin ringan karena seluruh partikel otakku menguap selama aku memandangnya, dan aku menduga dia bisa menyadari aku sedang memandangnya.------------
Jangan lupa vomment.
Xx..
KAMU SEDANG MEMBACA
Adelia's Love Story
Storie d'amorePerjalanan kehidupan Adelia Watson seorang wanita yang berparas cantik dan sexy. Petualangan kehidupan manis dan pahit yang dirasakannya untuk menemukan cinta dan kebahagiaanya dan memasuki kehidupan seseorang yang masih belum melupakan masa lalu. ~...