Taehyung terlihat tak bisa konsentrasi dalam pekerjaannya, pikiran nya selalu melayang memikirkan Jungkook, Taehyung mengusak rambutnya kesal, ada rasa gelisah dan khawatir bercampur di hatinya. Namja itu perlahan menundukkan kepalanya, helaan napas berat begitu terdengar di ruangan kerjanya. Ya hanya karna seorang Jeon Jungkook lah ia bisa menjadi seperti ini, sejak saat dulu namja itulah yang menjadi prioritas utamanya. Ya sejak saat dulu jika saja ia tak meninggalkan Jungkook waktu itu mungkin tak akan seperti ini kejadiannya.
Atensinya teralihkan kearah pintu ruangannya yang terbuka, menampakkan seorang Park Jimin yang kini tengah berjalan ke arahnya.
"Bagaimana?" Tanya Taehyung to the point. Sedangkan Jimin hanya memasang muka datar menanggapi pertanyaan itu.
"Namanya Cha Eunwoo dia anak dari presdir Cha yang memiliki saham terbanyak setelah kau, nyonya Jeon meminjam uang pada presdir Cha tapi dengan satu syarat, syaratnya Jungkook harus menikah dengan Eunwoo, nyonya Jeon dan presdir Cha sebenarnya kawan lama, jadi mereka sudah saling mengenal, begitu pula Eunwoo dan Jungkook karna suami dari nyonya Jeon itu pernah menjadi rekan bisnis tuan Cha, sebelum dia bangkrut." Jelas Jimin.
Sebenarnya saat di rumah sakit waktu lalu, Taehyung menyuruh Jimin untuk mencari info tentang Eunwoo karna dari orang terdekat Jungkook yang ia tak ketahui adalah namja itu saja. Di tambah perkataan nyonya Jeon yang mengatakan jika Eunwoo akan menjadi suami Jungkook maka dari itu dengan cepat ia mencari informasi mengenai Eunwoo, Taehyung terlihat memijat pangkal hidungnya sebelum akhirnya ia kembali menatap ke arah Jimin.
"Lalu bagaimana keadaan Jungkook sekarang?" Tanya nya lagi.
"Umm.. menurut mata-mata kita, Jungkook di kurung di kamarnya dan Eunwoo juga ada di sana, nyonya Jeon menyuruhnya agar dia menemani Jungkook sementara waktu." Kini sorot mata itu berubah kembali menjadi tajam, hatinya bergemuruh tanda tak suka jika miliknya bersama yang lain saat ini.
"Ngg... Tae---"
"Kita pergi kesana sekarang."
"Tapi---"
Helaan napas terdengar lirih dari arah Jimin saat melihat Taehyung langsung melenggang pergi tanpa mau mendengar perkataan nya lagi. Bencana jika Taehyung dan dirinya pergi ke rumah nyonya Jeon saat ini.
"Disana terlalu banyak bodyguard tuan Cha, lalu kita harus bagaimana?" Monolog Jimin sedih, seakan mereka akan mati setelah berada di sana nanti.
"Ahh... aku tahu!!"
* * *
Jungkook menatap makanan di depannya dengan tak minat, wajahnya terlihat pucat dan hal itu membuat Eunwoo yang berada di depannya hanya menghela napas pelan. Jungkook terlihat seperti mayat hidup sekarang, wajah pucat, mata sembab, badannya lemas, seharian namja manis itu menangisi kehidupannya yang seperti sekarang dan tentu saja hal itu membuat Eunwoo khawatir, apalagi Jungkook tengah hamil muda saat ini pasti kandungan nya sangat lemah.
"Kook... makanlah, bayimu kelaparan di dalam sana." Mata sayu itu melirik sekilas ke arah Eunwoo.
"Aku tak ingin makan hyung, aku ingin Taehyung." Jawab Jungkook lirih, Eunwoo pasrah. Ia tahu jika Jungkook tengah mengidam sekarang, dan keinginannya yang pertama adalah Taehyung berada di sisinya.
"Kook... jangan seperti itu, kau harus makan, bayi mu butuh nutrisi." Gelengan yang Eunwoo dapatkan. Jungkook masih tetap kekeh mempertahankan keinginannya. Bukan makanan yang ia inginkan tapi Taehyung.
"Kook... ku mohon, makan meski sedikit."
"Hyung!! Aku tidak mau!!" Tanpa sadar Jungkook membentak namja di depannya itu, dan Eunwoo tentu saja kaget mendapat bentakan dari Jungkook, mungkin efek orang hamil pikirnya.
"H-hyung... mianhae.. a-aku tak bermaksud membentakmu." Jungkook menunduk sadar jika ia salah telah membentak Eunwoo barusan.
"Tak apa.. aku paham keadaanmu." Eunwoo tersenyum kecil menatap Jungkook, lalu tangannya mengusak surai namja itu pelan.
"Taehyung!!" Pekik Jungkook senang, membuat Eunwoo heran akan sikap Jungkook saat ini. Sedangkan namja manis itu tiba-tiba saja langsung keluar kamarnya.
"Jungkook! Kau mau kemana?" Teriak Eunwoo dan segera menyusul namja itu.
* * *
Taehyung menatap tajam beberapa bodyguard yang menghalanginya masuk kedalam rumah nyonya Jeon, sedangkan Jimin hanya terdiam, namja itu meneguk saliva nya saat melihat begitu banyak bodyguard di sana. Tapi ia kembali tenang saat pesan masuk di ponselnya.
"Biarkan aku masuk." Ucapan dingin itu menandakan jika dia tak ingin di bantah kali ini.
"Maaf tuan.. anda tak di perbolehkan masuk oleh nyonya Jeon." Ujar salah satu bodyguard itu dan tentu saja hal itu membuat Taehyung menggeram kesal.
"Minggir!!" Gertak Taehyung, tapi bukannya minggir para bodyguard itu malah maju dan merapat untuk menghalangi Taehyung. Namja itu mendecih pelan, kesabarannya telah habis oleh para bodyguard itu.
"Brengsek!!" Taehyung menendang salah satu bodyguard di sana, membuat para bodyguard lainnya siaga jika ada perkelahian nantinya. Sedangkan Jimin hanya mendesis pelan melihat tingkah Taehyung yang tak sabaran itu.
"Haruskah aku juga ikut, bisa bonyok dua kali aku di sini oleh para bodyguard itu, dan di rumah nanti oleh Yoongi hyung." Miris Jimin, helaan napas pasrah di keluarkan oleh nya.
Para bodyguard tadi mulai menyerang Taehyung satu persatu, begitu pula dengan Jimin. Tapi dua lawan puluhan orang itu tentu saja tak imbang berakhir dengan Taehyung dan Jimin yang di keroyok oleh para bodyguard itu.
"Hentikan!!!" Jimin tersenyum meski sedikit meringis karna sudut bibirnya robek akibat pukulan para bodyguard itu. Taehyung menatap ke arah belakangnya dan terkejut melihat Mingyu datang dengan beberapa pengawal miliknya, bukan beberapa lagi tapi di lihat dari jumlahnya, Taehyung yakin jika bodyguard di sini kalah jumlah dengan para pengawal yang Mingyu bawa.
"Hyungie!!" Atensi nya teralihkan oleh teriakan seseorang, matanya bersitatap dengan orang itu, orang yang membuat perasaan nya kacau beberapa saat lalu. Jungkook berlari kearah Taehyung yang tengah menunduk karna merasakan sekujur badannya nyeri saat ini, Jungkook menatap khawatir kearah Taehyung dan segera memeluk namja itu.
"Hyung... maafkan aku." Ujar namja kelinci itu, Taehyung tersenyum kecil lalu membalas pelukan Jungkook erat. Membuat beberapa orang di sana menyunggingkan senyum tipisnya.
"Wajahmu banyak luka lebam hyung, aku akan mengobatimu." Ujar Jungkook setelah melepaskan pelukannya, tangannya menangkup kedua pipi Taehyung. Raut khawatir tercetak jelas di wajahnya saat ini. Perlahan ia menuntun Taehyung kedalam rumahnya, sekilas Taehyung menatap Eunwoo yang berdiri di ambang pintu. Senyuman tipis terukir di bibirnya.
Sementara itu, Jimin terlihat sedang memarahi Mingyu karna kedatangan namja itu sedikit telat, sedangkan Mingyu hanya meringis pelan karna suara Jimin begitu menggema di telinganya.
"Aiiisshhh... kenapa kau telat, hah?!"
"Aku tidak tahu rumahnya hyung."
"Aku tak mau tahu.. kau salah kali ini, jika nanti Yoongi hyung memarahi ku, akan ku bunuh kau."
"Kenapa aku??"
"Ya karna kau.. aku jadi seperti ini, wajahku jadi tak tampan lagi tahu."
"Wajahmu memang jelek hyung.. pendek pula!!"
"Yak!! Akan ku bunuh kau!!"
"Dasar bantet!!"
"Dasar malika!!"
.
.
.
.
.
.Tbc.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Kim
Fanfiction(END) MPREG Yang Jungkook rasakan hanyalah pelecehan,dan penyiksaan terhadap dirinya saat hidupnya dijadikan jaminan akan hutang ibunya yang memang orang tak berada. jungkook rela jika harus menggantikan posisi sang ibu. Hanya itu yang bisa dia laku...