Waktu makan malam sudah tiba, Mingyu yang baru saja keluar dari kamarnya langsung mengernyitkan alisnya bingung, pasalnya saat makan biasanya si sepupu tersayangnya itu akan langsung duduk manis dimeja makan, menunggu makanan datang sambil memainkan ponsel pintarnya, tapi kali ini tumben anak itu tidak ada--pikirnya.
Taehyung yang merasa heran akan sikap adiknya itu lantas menepuk bahu Mingyu, membuatnya sedikit terlonjak kaget dan menatap kesal kearah Taehyung yang hanya tersenyum polos tanpa dosa.
"Kau kenapa? Memikirkan sesuatu." Mingyu mengikuti langkah Taehyung menuju meja makan lalu duduk ditempatnya seperti biasa.
"Hyung.. Saeron kemana? Tumben dia tidak ada. Biasanya dia yang paling semangat saat jam makan tiba." Taehyung yang baru menyadari hal itu langsung menolehkan kepalanya kekanan dan kiri, siapa tahu ia bisa menemukan sosok Saeron dipenjuru mansionnya tapi nyatanya anak itu tidak ada. Taehyung hanya mengendikkan bahunya tak tahu.
"Paling masih dikamarnya." Ujarnya acuh, Mingyu yang memang pada dasarnya suka penasaran akan sesuatu, lebih memilih berdiri dan mencari Saeron dikamarnya. Daripada hanya duduk diam seperti yang Taehyung lakukan.
Mingyu mengetuk pintu kamar Saeron, tapi tak ada jawaban dari dalam sana, lantas dengan hati-hati ia membuka pintu kamar itu yang tidak dikunci oleh pemiliknya. Kosong. Kalimat pertama yang terlintas dipikiran Mingyu saat memasuki kamar itu.
"Saeron!!!" Tak ada jawaban, Mingyu menukikkan alisnya semakin dalam, hal ini terlalu seperti de javu untuk nya. Dengan yakin Mingyupun membuka lemari pakaian dikamar itu dan setelahnya hembusan napas beratlah yang mengiringi tatapan sendunya.
"Selalu saja pergi tanpa pamit. Anak itu sudah mirip seperti boneka setan saja." Gerutu Mingyu, pasalnya sudah beberapa kali Saeron melakukan hal ini, kabur dari asrama diam-diam, membuat kekacauan, lalu pergi tanpa pamit. Dan kejadian itu sudah terjadi untuk yang kesekian kalinya.
"Dasar anak nakal!!"
Mingyupun melangkahkan dirinya kembali keruang makan, dan langsung dihadiahi tatapan bertanya dari kakaknya.
"Dia sudah pergi lagi. Mungkin karna samchon tahu jika dia ada disini, apa dia mengatakan sesuatu padamu hyung sebelum ia pergi?"
"Tidak. Dia tidak mengatakan apapun, lagipula baguslah kalau begitu. Jadi aku tak akan dijahili lagi olehnya." Mingyu mendelik tak suka pada Taehyung yang menatapnya datar.
"Kenapa? Apa aku salah bicara?" Mingyu mendengus kesal mendengar perkataan Taehyung.
"Seharusnya kau itu berterimakasih pada Saeron hyung. Jika tidak ada dia, mungkin Jungkook tidak akan hamil saat ini."
"Maksudmu?" Tanya Taehyung heran. Tak mengerti maksud pembicaraan Mingyu saat ini.
"Saat kau dan Jungkook berciuman didapur waktu itu, sebenarnya aku melihatnya dan ingin berteriak seperti biasa yang kulakukan untuk menganggumu, tapi sebelum itu Saeron lebih dulu membekap mulutku dan membawa ku menjauh, membiarkanmu dan Jungkook agar bisa melakukan itu supaya dia dapat little Kim yang lucu, dia sangat menginginkan seorang adik untuk menemani hari-harinya yang membosankan. Apa kau tak mengerti juga tentangnya? Dia itu hanya gadis kecil yang kesepian dan kekurangan kasih sayang karna samchon yang terlalu sibuk dengan pekerjaan nya. Sebenarnya dia gadis yang baik. Dia jahil hanya karna ingin menghilangkan rasa bosannya saja, hanya itu.. selebihnya aku tak tahu pasti." Mingyu menundukkan kepalanya, ia jadi rindu sepupu tersayangnya itu, kenapa ia harus mempunyai ayah se-tegas paman Kim nya? Mungkin jika tidak, anak itu pasti masih ada sekarang--berkumpul bersama mereka diruang makan.
"Aku sama sekali tak tahu. Aiishh.. anak itu benar-benar... apa aku harus menelfon Samchon agar mengijinkannya tinggal di Seoul?"
"Tidak usah. Ia harus belajar mandiri disana, undang saja dia ke acara pernikahan kalian. Ku yakin dia pasti senang." Taehyung mengangguk setuju, atensinya teralihkan pada Jungkook yang baru datang dari arah dapur bersama Park ahjumma dan maid yang lainnya--membawa makanan untuk makan malam. Taehyung yakin pasti Jungkook juga akan menanyakan tentang Saeron nanti.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Kim
Fanfiction(END) MPREG Yang Jungkook rasakan hanyalah pelecehan,dan penyiksaan terhadap dirinya saat hidupnya dijadikan jaminan akan hutang ibunya yang memang orang tak berada. jungkook rela jika harus menggantikan posisi sang ibu. Hanya itu yang bisa dia laku...