Saeron tengah menatap layar ponselnya dengan senyuman lebar, sesekali ia akan menyeringai melihat layar ponselnya itu. Mingyu yang baru saja akan menonton tv diruang tamu langsung menautkan alisnya heran saat melihat Saeron layaknya orang gila, tersenyum dan terkekeh sendirian. Mingyu melihat ke sekelilingnya berharap menemukan orang lain disana agar bisa menyakinkan dirinya jika Saeron tersenyum untuk orang lain bukan untuk layar tv yang masih menampilkan layarnya yang hitam--tv yang belum menyala, dihadapan Saeron saat ini.
"Kau gila?" Tanya Mingyu, dan suaranya itu berhasil membuat Saeron mendengus sebal lalu melirik kearah Mingyu dengan tajam. Ada saja yang menganggu fantasi liarnya.
"Siapa yang kau bilang gila?" Mingyu dengan cepat menunjuk Saeron membuat yeoja itu berdesis tak suka, tapi ia tak mau ambil pusing akan hal itu, toh tak penting baginya.
"Gyu." Saeron menoleh kearah Mingyu yang kini duduk disebelahnya lalu menyalakan tv agar ia tak bosan.
"Apa?"
"Apakah ini sudah terhitung dua minggu sejak Kookie oppa dan si alien melakukan itu?" Mingyu menautkan alisnya heran, melakukan apa memangnya?
"Itu apa?" Saeron memutar matanya malas, haruskah ia menjelaskannya, tapi tak mungkin kan. Ia yakin pasti otak Mingyu yang terkadang juga mesum itu tak mungkin tidak mengerti maksud perkataannya.
"Saat aku membekap mulutmu waktu itu, kau ingatkan?" Mingyu berfikir sejenak, mencoba untuk mengingat-ngingat kejadian waktu lalu.
"Oohh.. saat itu.. ya tentu saja itu sudah dua minggu yang lalu malah lebih mungkin." Mendengar perkataan Mingyu, senyum Saeron semakin berkembang, rencananya mungkin akan semakin--ahh begitulah.
"Memangnya kenapa? Kenapa kau menanyakan hal itu?" Saeron tak menjawabnya, ia malah tersenyum simpul penuh makna sambil melirik kearah Mingyu yang masih menatapnya heran.
'Uugghh.. aku tak sabar lagi!! Dan besok waktunya begitu pas.'
* * *
Jungkook hanya bisa mengeluarkan senyum simpul saat Saeron terus saja menariknya menuju ruangan kerja Taehyung, banyak karyawan yang tersenyum menyambut kedatangan Saeron dan Jungkook lalu membungkuk sopan, Jungkook yang diperlakukan seperti itu menjadi sedikit canggung sebenarnya, Jimin yang kebetulan lewat didepan keduanya hanya tersenyum ramah dan melirik kearah Saeron lalu sedikit tersenyum, Saeron yang mengerti maksud Jimin semakin tersenyum lebar. Masih saja namja itu takut dengan Saeron.
"Aahh.. ayo oppa.. kita lebih cepat lagi, aku tak sabar memberikan makan siang ini untuk Taehyung oppa." Jungkook terkekeh geli melihat kelakuan Saeron. Dasar bocah labil. Dan kali ini Jungkook yakin jika Taehyung akan sakit perut tapi bukan karna obat pencuci perut lagi karna makanan yang Saeron bawa memang asli buatannya tapi karna melihat tingkah keponakannya yang mendadak berubah drastis.
"Kau ini kenapa sih? Semangat sekali!! Dan tumben kau memanggil Taehyung dengan sebutan oppa, biasanya tidak." Saeron sedikit menggembungkan pipinya mendengar sindiran Jungkook, ya.. ia tahu jika dirinya memang tak pernah sopan tapi kali ini berbeda, ia ingin berubah sedikit saja. Hanya sedikit.
"Ohh.. oppa, tolong pegangi bekal ini dulu, aku ingin mengikat tali sepatuku yang lepas dan oppa bisa berjalan duluan saja, Taehyung oppa pasti sudah kelaparan karna ini sudah masuk jam makan siang." Jungkook mengangguk mengerti, iapun berjalan lebih dulu meninggalkan Saeron yang masih mengikat tali sepatunya.
Brakkk..
Suara bantingan itu membuat Saeron berjengkit kaget, dengan cepat ia menyusul Jungkook yang mungkin sudah ada dalam ruangan Taehyung, dari kejauhan ia bisa melihat Jungkook terpaku diambang pintu dan mungkin suara bantingan tadi dari kotak makan yang Jungkook pegang karna kotak bekal itu sudah berserakan dilantai saat ini, karna penasaran Saeronpun dengan cepat berlari kearah Jungkook melihat apa yang namja manis itu lihat hingga ia bisa shok seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Kim
Fanfic(END) MPREG Yang Jungkook rasakan hanyalah pelecehan,dan penyiksaan terhadap dirinya saat hidupnya dijadikan jaminan akan hutang ibunya yang memang orang tak berada. jungkook rela jika harus menggantikan posisi sang ibu. Hanya itu yang bisa dia laku...