Taehyung mengerjapkan matanya kala dirinya merasa seseorang mengusik tidurnya, Taehyung tersenyum lebar saat mendapati Jungkook sedang tersenyum kecil kearahnya, ahh.. Taehyung merindukan moment seperti ini, entah sudah berapa lama ia tak dekat dengan Jungkook sejak kedatangan Saeron yang seperti orang ketiga, tiba-tiba hadir ditengah mereka dan menjauhkan Jungkook darinya, benar-benar sepupu yang harus diacungi jempol menurut Taehyung, karna mampu melakukan hal apapun.
"Hyung, apa sudah mendingan?" Tanya Jungkook, ia meletakkan punggung tangannya dikening Taehyung lalu menghela napas lega saat tahu Taehyung tak demam karna ulah Saeron tadi siang--mencampur makanan Taehyung dengan obat pencuci perut.
"Aku baik Kook, terima kasih sudah menjaga diriku." Anggukan Taehyung dapatkan, Jungkook pun lalu menyuruh Taehyung untuk mandi karna sudah waktunya makan malam. Taehyung menurut, ia juga butuh menyegarkan dirinya saat ini.
"Jika sudah selesai cepat turun kebawah hyung, kami menunggumu."
* * *
"Aiisshh... kemana sih si alien itu? Kenapa lama sekali? Aku kan lapar!" Gerutu Saeron, yeoja itu sejak tadi menghentak-hentakan kakinya kelantai, ia sudah kelaparan dan karna Taehyung, ia harus menunggu sesi makannya demi makan bersama sesuai perkataan Jungkook.
"Astaga!! Bisa mati aku jika seperti ini!!" Mingyu terkekeh mendengar penuturan Saeron, meski anak itu jahil dan sok dewasa tapi sikap polosnya masih tetap ada, hal itu juga yang membuat semua orang tak bisa memarahinya karna terkadang wajah polos dan tak berdosa nya ia keluarkan sebagai senjata andalan agar tak terkena marah oleh semua orang yang sudah ia jahili.
"Ya ampun.. kau sangat imut, Saeronie." Mingyu tertawa keras saat melihat raut tak suka dari wajah Saeron, benar-benar menggemaskan, jika saja mereka tak duduk berhadapan sekarang, mungkin Mingyu sudah mencubit kedua pipi Saeron lantaran gemas.
"Aku ini memang imut sejak lahir, tapi aku ini bukan bocah lagi, aku sudah dewasa."
"Oke.. terserah kau saja."
Tak lama setelah perdebatan kecil mereka, akhirnya Taehyungpun turun menuju ruang makan, Saeron sedikit menyunggingkan senyumannya saat melihat wajah Taehyung yang begitu datar saat melihatnya. Saeronpun mengalihkan pandangannya dari tatapan Taehyung dan berpura-pura bersikap biasa saja, seolah tak pernah terjadi apapun.
"Ahh.. hyung, kau sudah mendingan? Kata Jungkook kau sakit." Taehyung mengalihkan pandangan nya dari Saeron lalu menatap sang adik yang kini menunggu jawaban darinya.
"Ya.. Seperti yang kau lihat, aku sudah baik-baik saja." Mingyu mengangguk mengiyakan perkataan Taehyung. Iapun lalu tersenyum lebar saat melihat Jungkook dan Park ahjumma membawa beberapa makanan kemeja makan. Saeronpun melakukan hal yang sama seperti Mingyu, matanya berbinar melihat banyak makanan kesukaannya terhidang dimeja makan. Dengan cepat Saeron mengambil sumpitnya dan memakan salah satu makanan itu.
"Huwaaa.. enak sekali, Jungkook oppa memang yang terbaik, ahh aku semakin mencintaimu oppa.. menikah saja dengan ku oppa, aku akan membuat oppa bahagia tak seperti alien itu." Saeron sedikit melirik sinis kearah Taehyung yang kini terlihat mencebikkan bibirnya mendengar perkataan nya itu.
"Ahh.. baiklah, aku akan menikah dengan mu, sekarang makanlah dulu agar kau tumbuh lebih besar." Saeron mengangguk setuju, iapun lalu segera memakan makanannya tak memperdulikan jika ada sepasang mata yang seperti ingin membunuhnya.
"Dasar bocah tengik!! Awas kau nanti!!" Taehyung mengatakan itu pelan, seperti bisikan. Karna iapun tak mau kena marah Jungkook lagi untuk yang kesekian kalinya karna harus berdebat dengan bocah itu, iapun hanya memakan makanannya dengan brutal seolah nasi dan lauk itu adalah Saeron yang masuk kemulutnya.
* * *
Taehyung memandang intens Jungkook yang sedang mencuci piring dari pantry, ia menyanggah kepalanya dengan tangan kanannya mencoba menikmati satu pemandangan indah yang diberikan Tuhan untuk nya, seringai kecil muncul dibelah bibir Taehyung, namja itu merindukan moment saat keduanya sedang seperti sekarang, hanya berdua dan tak ada penganggu diantara mereka. Tanpa Jungkook sadari, Taehyung sudah beranjak dari tempat duduknya lalu menghampiri Jungkook perlahan.
Jungkook tersentak kaget saat merasakan sebuah lengan melingkar di pinggangnya, bulu kuduk Jungkook sedikit meremang saat merasakan deru napas seseorang disamping telinganya, Jungkook tahu betul jika orang yang memeluknya adalah Taehyung dan iapun tahu apa yang diinginkan namja itu. Jungkook menelan salivanya susah payah saat Taehyung mengendus perpotongan lehernya.
"H-hyung.. aku sedang mencuci piring."
"Cuci saja piringnya sayang, aku tak akan menganggumu." Kini Taehyung mulai menjilati leher Jungkook sensual, Taehyung memang tak menganggunya tapi yang dilakukan Taehyung lah yang berhasil menganggu jalan kerja pikiran nya.
"Hyung.. hhentikan." Taehyung menulikan telinganya, ia rindu saat-saat seperti ini, dan kali ini ia tak akan melepaskan Jungkook lagi. Taehyung melepaskan sarung tangan karet itu dari Jungkook lalu segera membalik tubuh namja manis itu agar berhadapan dengan nya.
"Kook.. kali ini bolehkah? Aku merindukanmu." Suara berat milik Taehyung menyapu gendang telinga Jungkook, hal itu tentu saja membuat Jungkook tak bisa berkutik, lantas ia hanya bisa mengangguk karna iapun tak mau munafik, ia juga merindukan sentuhan Taehyung.
Merasa mendapat lampu hijau, Taehyung pun segera menyambar belah bibir milik Jungkook, ia melumat bibir cherry itu bergantian, Jungkook pun melakukan hal yang sama, kini namja manis itu sudah mengalungkan lengannya dileher Taehyung, sedikit mendorong kepala Taehyung agar memperdalam ciuman mereka.
Mingyu yang saat itu hendak pergi kedapur mendadak menghentikan langkahnya saat disuguhi pemandangan ini, pasti hormon kakaknya itu yang membuat mereka bercumbu didapur, tapi seketika Mingyu tersenyum tipis, ia senang melihat kakaknya senang tapi selintas ide jahil merasuki otaknya, ia ingin melakukan hal itu lagi--berteriak untuk menganggu acara bercumbu mereka sekarang. Tapi sebelum ia mengeluarkan suara sebuah tangan berhasil membekap mulutnya. Lalu menyeret tubuhnya menjauh dari dapur.
Saeron yang menjadi pelaku penyeretan masal itu, langsung melepaskan bekapannya dari mulut Mingyu dan menatap namja itu tajam, sedangkan yang ditatap seperti itu hanya berdesis tak suka.
"Kau ini kenapa sih? Aneh sekali. Padahal aku ingin berteriak tadi." Ujar Mingyu.
"Kalau kau sampai berani menganggu mereka, maka aku juga akan memasukan namamu kedalam list orang-orang yang patut kujahili nanti. Biarkan saja, aku juga ingin dapat keponakan tahu, anggap saja ini hadiah kecilku untuk alien itu sebelum aku menganggunya lagi, dia juga butuh asupan energi yang lain. Jadi jangan-ganggu-mereka, kau paham kan??" Mingyu mendengus tak suka, sebenarnya yang lebih tua disini siapa sih? Dirinya atau Saeron? Tapi karna otak Saeron lebih licik darinya, maka iapun hanya bisa menurut, bermain dengan Saeron sama saja seperti kau menggali liang kuburanmu sendiri.
"Aiiss.. baiklah. Terserah kau saja." Ujar namja tan itu, iapun lalu melangkah pergi dari sana entah akan kemana, Saeron tak peduli. Lalu senyuman tipis terukir dibibir nya.
"Aahh.. cepatlah hamil Kookie oppa.. aku ingin menggendong bayi.. hihihi.. pasti anaknya akan lucu sekali.. aahh.. aku jadi tak sabar, menunggu waktunya tiba."
Sementara kedua insan itu, entah sejak kapan sudah berada dikamar Jungkook yang memang bersebelahan dengan dapur, keduanya kini sudah saling telanjang bulat dan mendesahkan nama satu sama lainnya, menikmati waktu yang begitu berharga bagi keduanya karna mungkin waktu seperti ini akan sulit didapat lagi karna banyak penganggu diantara mereka.
.
.
.
.
.
.Tbc.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Kim
Fiksi Penggemar(END) MPREG Yang Jungkook rasakan hanyalah pelecehan,dan penyiksaan terhadap dirinya saat hidupnya dijadikan jaminan akan hutang ibunya yang memang orang tak berada. jungkook rela jika harus menggantikan posisi sang ibu. Hanya itu yang bisa dia laku...