Pagi-pagi sekali namja manis ini sudah berkutat dengan beberapa alat dapur di temani dengan ahjumma kesayangannya, Jungkook terlihat begitu serius memotong beberapa sayuran, dan Park ahjumma yang kebagian dalam hal mencicipi hanya tersenyum tipis melihat Jungkook.
"Ahjumma." Merasa dirinya dipanggil, lantas membuat wanita paruh baya itu menoleh ke belakang, sudah ada Saeron disana masih dengan wajah bantalnya, Jungkook yang melihat hal itu tentu saja tertawa geli, Saeron yang ia anggap dewasa ternyata akan lebih seperti anak kecil ketika bangun tidur, sungguh perbedaan yang nyata.
"Ada apa nona?" Tanya Park ahjumma, Saeron pun mendekat kearah wanita itu lalu membisikkan sesuatu, hingga setelah nya ahjumma Park mengangguk lalu meninggalkan mereka.
"Kau mengatakan apa pada ahjumma hingga dia pergi? Padahal aku belum selesai dengan masakanku." Cengiran khas Saeron keluarkan, Jungkook hanya bisa menghembuskan napas beratnya.
"Aku hanya mengatakan jika aku ingin berdua dengan oppa saja, Oppa.. kau semalam sudah janji mau membantuku, kan? Jadi sekarang ki---"
"Membantu apa?" Kedua orang itu secara bersamaan melihat kearah Taehyung, yang sudah rapih dengan kemejanya. Namja itu melangkah mendekati mereka lalu duduk di depan pantry.
"Ahhh.. aku meminta Kookie oppa agar mengajariku masak, hanya itu." Saeron tersenyum lebar kearah Taehyung, dan namja itu hanya mengangguk, mempercayai setiap perkataan Saeron padanya. Sedangkan Jungkook, hanya menatap Saeron dengan tatapan yang sulit diartikan, begitu mudahnya bagi anak itu membohongi Taehyung.
"Tunggu dulu!! Serasa ada yang aneh!! Kau tadi memanggil Jungkook dengan sebutan apa? Oppa? Kau memanggilnya oppa?" Tanya Taehyung tak percaya, dan pertanyaannya itu di jawab anggukan mantap oleh Saeron.
"Ya.. aku memanggil oppa? Memangnya kenapa? Tak boleh?" Taehyung berdecak samar, bocah itu terlalu labil baginya.
"Kau memanggilnya oppa, sedangkan padaku kau tak sopan sama sekali!! Anak kurang ajar!!" Saeron menjulurkan lidahnya, mengejek Taehyung.
"Aku cinta Kookie oppa.. karna itu aku sopan padanya."
"Yak!! Kau tak boleh menyukainya!! Dia milikku!!" Ujar Taehyung sengit, Saeron tersenyum puas, iapun balik menatap Taehyung dengan tatapan menantang.
"Tentu saja boleh!! Lagipula Kookie oppa itu masih lajang!! Aku berhak menyukainya!!"
"Tak boleh!! Dia milikku!!"
"Kookie oppa punyaku!!"
"Milikku!!"
"Punyaku!!"
"Milikku!!"
"Punyaku!!"
"Milik---"
"TAK BISAKAH KALIAN DIAM!! AKU SEDANG MEMASAK!!" Hening sesaat melanda daerah dapur, Taehyung memandang tajam kearah saeron yang kini tengah menatapnya dengan tatapan berkaca-kaca.
"Huuuwaaa... Kookie oppa jadi marah padaku karna kau alien!! Huwaa.. oppa.. hiks.. mianhae!!" Jungkook memandang Saeron tak tega, bukan maksudnya untuk membentak anak itu, ia hanya sedang memasak dan fokusnya malah terganggu karna perdebatan keduanya.
"Aigoo.. Saeronie.. maafkan oppa.. oppa tak bermaksud membentakmu.. Yak!! Taehyung!! Tak bisakah hyung mengalah pada anak kecil!! Saeron masih labil!! Tak seharusnya hyung meladeni perkataan nya!!" Taehyung melotot tak percaya, Jungkook membentaknya hanya karna bocah ingusan itu, astaga sepertinya ini bencana besar untuk nya. Jungkook mematikan kompornya, iapun lalu memeluk Saeron, berniat untuk menenangkan anak itu yang kini menangis sesenggukan, sedangkan Taehyung hanya mengerang frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Kim
Fanfiction(END) MPREG Yang Jungkook rasakan hanyalah pelecehan,dan penyiksaan terhadap dirinya saat hidupnya dijadikan jaminan akan hutang ibunya yang memang orang tak berada. jungkook rela jika harus menggantikan posisi sang ibu. Hanya itu yang bisa dia laku...