Kedua namja itu menatap horror kearah pintu, dimana terdapat seonggok kepala yang menyembul kedalam, di tambah kepala itu milik makhluk yang sedari tadi mereka bicarakan, Saeron tersenyum penuh arti, membuat kedua orang itu tak ingin melihat senyum manis yang di keluarkan Saeron, yeoja itu masuk kedalam ruangan Taehyung sembari membawa sebuah kotak makan.
"Kalian membicarakan diriku ya? Apa sedang bernostalgia karna teringat masa lalu?" Saeron sedikit melirik kearah Jimin yang ada di sampingnya, ia tersenyum lebar melihat namja itu.
"Ada urusan apa kau kesini? Jangan membuat ribut di kantorku." Ujar Taehyung sarkastik, Saeron hanya menampakkan senyuman lebarnya lalu menyodorkan kotak makan yang ia bawa tadi ke hadapan Taehyung.
"Jungkook oppa membuatkan makanan untuk mu, katanya untuk tanda permintaan maaf." Ujar Saeron, Taehyung memincingkan matanya mencoba mencari kebohongan di mata kecoklatan itu.
"Kalau tak mau.. Untuk ku saja, aku juga lapar." Dengan sigap Taehyung menarik bekal itu sebelum Saeron mengambilnya lagi.
"Kali ini.. aku percaya padamu, tapi kalau kau berbohong!! Ku jamin kau akan segera ke Amerika lagi." Saeron tersenyum senang, yeoja itu mengangguk sekali.
"Oh.. Jimin-ah, bisakah kau mengantarku belanja? Aku sudah menyuruh supirku pulang tadi." Jimin memberengut tak suka, tapi menolak sama saja mencari mati.
"Aku tak bi---"
"Ah.. apa istri mu yang pucat itu ada di rumah? Sudah lama aku tak bertemu dengannya." Saeron menaik turunkan alisnya, seolah yang ia katakan itu benar, Jimin hanya mendengus berat.
"Baiklah.. ayo. Oh iya Tae, kau akan ada rapat bersama ayah anak ini dua jam lagi." Taehyung mengangguk paham, kedua orang itupun pergi dari ruangannya, tapi ia juga merasa kasihan pada sahabatnya itu, Jimin sebenarnya bukanlah orang yang penurut, ia hanya menurut pada Yoongi, orang tuanya, dan Taehyung--karna atasan Jimin. Tapi, karna sejak kejadian Saeron menjahilinya, Jimin juga memasukan nama Saeron kedalam list orang yang harus ia turuti. Pengaruh Saeron itu terlalu besar bagi setiap orang.
Taehyung mengangkat bahunya acuh, tak ingin perduli lebih dalam mengenai urusan sahabatnya itu, iapun memilih membuka bekal makanan yang di bawa Saeron tadi, senyuman tipis tersungging di bibirnya.
"Ternyata Jungkook mau memaafkan ku."
Setelah itu, Taehyung pun memakan makanan itu, masakan Jungkook sangatlah enak. Dan hal inipula yang membuat Taehyung jatuh cinta pada namja manis itu.
Makanan itu telah habis tanpa sisa, Taehyung meminum air putih yang ada di meja nya sebagai penutup acara makannya, tapi belum sempat ia memulai pekerjaannya lagi, perutnya mendadak melilit begitu saja, Taehyung meringis sembari memegangi perutnya.
"Dasar bocah sialan!! Apa yang ia masukan kedalam makanan itu?? Akkhh... astaga.. ini menyakitkan!!"
Dengan terburu-buru, Taehyung memasuki toilet yang ada didalam ruangan kerjanya, sumpah serapah sudah ia keluarkan sejak tadi untuk Saeron, bisa-bisanya ia mempercayai perkataan anak itu, dan mana mungkin Jungkook memberinya makanan yang sudah tercampur obat pencuci perut itu, pasti ini semua ulah Saeron. Pantas saja ia dikirim ke Amerika, ayahnya saja sudah menyerah akan sikap jahilnya yang satu ini, apalagi Taehyung.
* * *
Taehyung memasuki rumahnya, wajah lesu tercetak jelas di wajahnya itu, jasnya tersampir di tangan kirinya, Taehyung memilih pulang cepat hari ini, karna tadi perutnya tak bisa di kompromi, setelah menyuruh salah satu karyawan nya untuk membelikannya obat sakit perut, Taehyung pun langsung memilih pulang dan menyerahkan segala tugasnya pada Jimin. Dan untung nya namja itu mau mengerti jadi Taehyung tak perlu repot-repot menyuruh orang lain lagi.
"Hyung.. kau pulang?" Tanya Jungkook yang ada diruang tamu, Taehyung tak menanggapi pertanyaan si manisnya itu, terlalu lelah baginya untuk sekedar berkata-kata, badannya sangat lemas karna ulah Saeron tadi. Jungkook yang merasa diabaikan langsung memberengut tak suka. Tapi setelah menyadari wajah pucat Taehyung, Jungkook pun mengurungkan niatnya untuk memarahi namja itu, dengan gerakan cepat Jungkook menghampiri Taehyung lalu membantu Taehyung berjalan kekamarnya.
"Kau sakit hyung?? Wajahmu pucat!" Taehyung tersenyum tipis, ia menggeleng pelan. Wajah khawatir itu sangat ia rindukan.
"Tak apa, aku hanya kelelahan saja."
Setelah sampai dikamar Taehyung, Jungkook langsung membaringkan Taehyung diatas ranjang, lalu menyelimuti namja itu sampai batas dada, Jungkook benar-benar khawatir pada Taehyung karna tadi pagi namja itu masih terlihat sehat tapi kenapa wajahnya sekarang terlihat pucat?. Jungkook mengusap wajah Taehyung membuat sang empunya tersenyum hangat. Mungkin sekarang Jungkook lupa, jika seharusnya ia tak perhatian pada Taehyung sekarang karna ia harusnya masih dalam mode marahnya pada namja itu.
"Terima kasih sudah perhatian padaku, aku merindukanmu." Ujar Taehyung lirih, Jungkook hanya mengangguk kecil lalu segera menyuruh Taehyung untuk istirahat sejenak.
"Tidurlah hyung.. aku akan membangunkanmu saat makan malam nanti."
"Hmm.. sekali lagi terima kasih." Sebelum Jungkook keluar, ia menyempatkan diri untuk mencium namja tan-nya dan menyuruh Taehyung untuk segera tidur, sedangkan Taehyung.. ah jika saja ia tak sakit mungkin Jungkook sekarang sudah terbaring di bawahnya, Taehyung perlahan memejamkan matanya saat melihat Jungkook keluar dari kamarnya.
* * *
Saeron memasuki mansion Taehyung dengan beberapa kantung belanjaan yang ada ditangannya, Jungkook tersenyum tipis melihat hal itu, sekarang ia sudah biasa melihat tingkah Saeron yang terkadang labil, Saeron menghampiri Jungkook dengan senyuman lebar hingga gigi putihnya terlihat, lalu ia meletakkan kantung belanjaan itu di meja ruang tamu dan mendudukkan dirinya disamping Jungkook.
"Oppa... apa Taehyung ada dikamarnya?" Tanya Saeron, Jungkook mengangguk kecil sambil menautkan alisnya.
"Darimana kau tahu Taehyung pulang cepat hari ini?" Bukannya menjawab, Saeron malah tertawa terbahak mendapati pertanyaan dari Jungkook. Rencana awalnya berakhir.
"Apa wajah Taehyung pucat?" Tanya Saeron antusias, dan lagi Jungkook mengangguk menanggapinya.
"Bwahahaha... aahh.. sayang sekali, aku tak melihat wajahnya tadi. Seharusnya aku memfoto wajah Taehyung, pasti lucu sekali." Jungkook semakin menukikkan alisnya dalam, perasaan nya mengatakan jika Saeron tahu tentang semuanya.
Oh!! Apa jangan-jangan.....
"Apa kau yang membuat Taehyung seperti itu?"
"Ya.. tentu saja, aku mencampurkan obat pencuci perut dalam makanannya tadi siang."
Ternyata dugaan Jungkook benar, Saeron dalang dibalik semuanya. Kasihan sekali Taehyung harus dijahili oleh anak seperti Saeron, sepupu tercinta nya ini.
"Apa kau akan tetap menjahili Taehyung sampai hari keberangkatan mu tiba?" Tanya Jungkook, Saeron mengangguk cepat menjawabnya. Helaan napas terdengar pelan dari bibir cherry milik Jungkook.
"Kalau aku tidak setuju dan tidak mau membantu mu saat itu, mungkin aku juga sudah marah-marah setiap hari padamu.. melihat Tae seperti itu, aku jadi kasihan padanya. Kau itu terlalu jahil."
"Hehehe... maafkan aku oppa, untuk kelancaran rencanaku.. oppa juga harus terlibat, jika tidak.. pasti rencana ini tidak berhasil.. tapi aku suka melihat wajah menderita Taehyung, itu sangat lucu."
"Ahhh.. terserah kau saja.. yang penting hasilnya memuaskan dan tidak mengecewakan."
"Percayakan semuanya padaku, pasti berhasil."
.
.
.
.
.
.
.Tbc.
![](https://img.wattpad.com/cover/118494241-288-k625267.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Kim
Fanfiction(END) MPREG Yang Jungkook rasakan hanyalah pelecehan,dan penyiksaan terhadap dirinya saat hidupnya dijadikan jaminan akan hutang ibunya yang memang orang tak berada. jungkook rela jika harus menggantikan posisi sang ibu. Hanya itu yang bisa dia laku...