Chapter - 8

13 2 0
                                    









                     Ketukkan pintu diketuk beberapa kali, tapi hasilnya tetap sama terasa seakan tak ada seseorang di dalam. rasa dan susah dirasakannya, mbak kati kembali mengetuk pintu kamar nona zahrina.

" nona, apa nona ada di dalam, tolong jawab saya ?? "

mbak kati tak berani lagi mengetuk dan ia hanya diam menunggu jawaban. dirinya tersentak saat selembar kertas keluar melalui bawah pintu. ( tolong ! tinggalkan saya sendiri. ) mbak kati membaca kertas itu dan berlalu, selang beberapa menit bel rumah berbunyi, mbak kati berjalan dg cepat menuju pintu. yg dirinya dapati seorang yg belum dikenal oleh mbak kati sendiri. mbak kati mempersilahkan seorang itu untuk masuk.

" dimana zahrina ? "

" maaf, bapak siapanya nona zahrina ? "

" saya ayahnya! "

mbak kati mulai tersenyum, syukurlah! unjuk rasa mbak kati setelah atas kedatangan orangtuanya nona.

" nona sudah mengunci dirinya dari tadi pagi hingga sekarang, saya tak mengerti dg keadaan nona, mari tuan saya antarkan ke kamar nona. "

jelas mbak kati sambil berjalan membawa arah.

        di depan pintu kamar anaknya, pembantu itu pamit dari hadapannya. apa yg terjadi dg anaknya, sekarang kenapa ia tak bercerita kepadanya tentang dirinya ? ( zahrina ). rikardi mulai mengetuk pintu kamar anaknya, lama tak menanggapi apa2, rikardi menekatkan wajahnya ke pintu dan berkata lebih besar.

" zahrina sayang, ayo bukakan pintunya, ini ayah sayang ! "

ayah masih menunggu jawaban. tak lama setelahnya pintu mulai terbuka, ia melihat anak yg disayangnya lesu dan matanya yg memerah, ayah langsung saja memeluk anaknya yg paling disayanginya.

" kenapa ayah berkunjung ? "

zahrina bertanya dg lemas.

" pertanyaan bodoh apa ini, ayah selalu ingat hari lahirmu !! "

jawab ayah sambil tersenyum saat melepaskan pelukan.

zahrina belum mengerti dg kehidupan yg membuatnya menderita. ayah berbohong ! jika ayah selalu ingat hari lahirku, kemana saja ayah selama ini ?. pertanyaan itu muncul di hatinya. ayah  masih saja mengelus wajah anaknya yg lembab dg air mata, mereka berdua duduk di sela2 tepian tempat tidur.

" ada masalah apa, sampai kamu harus mengunci dirimu seperti ini ? "

tanya ayah pada zahrina dan jawabannya hanya mengelengkan kepalanya saja, ayah terdiam memandangi anaknya karna dia masih butuh jawaban itu, tak ada hasil sama sekali, barulah ayah mendesah dan mengelus kepala putrinya.

" ya sudahlah, lupakan itu ! ayah punya sesuatu untukmu. "

kata ayah dengan gembiranya. zahrina tau kalau ayah akan memberikan kotak yg ia bawa itu akan diberikan untuknya. zahrina menerimanya dan memandanginya.

" jadi, dimana suamimu ? "

zahrina mulai mematung saat menerima pertanyaan itu. ayah sangat lekat memandangi anaknya.

" ya sudah jika zahrina tak ingin bercerita, ayah harus apmit sekarang ! "

mereka beranjak dan saling berpelukkan, zahrina masih saja memeluk hadiah dari ayah. dia melihat ayah keluar sambil mengambil handphonenya, pintu tertutup kembali saat ayah pergi.


            rikardi mengambil handphone saat ia mulai menutup pintu, dia menelpon sahabatnya.

" ada sesuatu yg ingin kubicarakan ?! "

jelas singkat rikardi langsung saja dirinya mematikan handphonenya. akan adakah sebuah kesalahan yg tak direncanakan, semua penyebabnya dari perasaan yg terpendam. antara ketidak adaan yg tau tentang hidup dg kedramatisan. jalan arti yg sulit di pahami dan di selesaikan.

Zahrina SyalwaaisyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang