Chapter - 15

23 2 0
                                    


Seolah raka mulai bisa berbicara banyak dengan Zahrina, ia suka dengan suara Zahrina yg lembut. Namun ia penasaran suara tawanya Zahrina, walau sebenarnya itu bagaikan mimpi. Ia sadar saat Ril pulang tadi, ia sengaja melakukan itu seolah ia tak tau kalau kakaknya pulang. Dia mungkin takkan berpikir yg bukan2tentangnya dan Zahrina dan sekarang smarphone berdering, ia tau kalau dia yg mengirim messeg ini.

[ kemarilah. ]

" Zahrina bisakah kamu membaca ku ke ruangan kerja kakak?"

setelah mendengar pertanyaan itu. Zahrina hanya diam bahkan dia tak lagi melihat Raka. Ia peka.

[ Dimana ruang kerjamu? ]
[ lantai dua. Jalan lurus saja sampai yg menemukan satu ruangan. ]

Raka memasukkan hp nya ke saku jas nya dan berlalu begitu saja sedang Zahrina pun berlalu ke ruangannya sambil membawakan kucing yg di kasih sama Raka.

Memang situasi yg kurang menyakinkan. Mereka berdua bagaikan bukan sebagai suami istri. Raka mulai mengerti dikarnakan ia tau awal dari permasalahan. Lelaki mana yg tidak tertarik dgn Zahrina hanya saja Dia belum melihat jati diri Zahrina yg sebenarnya. Raka sampai di depan ruang kerja kakaknya yg jauhnya seperti di lorong kereta api, memang lorong rumah yg melelahkan. Raka mengetuk dan masuk setelah mendengar kata masuk dari dalam dan yg ia dapati di dalam Ril sedang melonggarkan dasinya yg berwarna bidong ( biru dongker ) itu.

"Jadi hari ini kau pulang cepat dari biasanya?"
sambil duduk berhadapan dengan kakaknya.

"Yah,begitulah!"
seraya melipat lengan bajunya.

"Apa yg kalian bahas berdua?".tanya ril.

"Hanya tentang masa lalu,kenapa?"

Raka sudah menduga kalau Ril akan menanyakan tentang itu.

"Hanya saja kalian terlihat begitu dekat. Banyak yang harus ku tanyakan kepadamu ."

"Tentang apa?".Raka mengerutkan kening nya.
"Aku menerima kemarahan papa hari ini karena sebab apa aku tak tau? bahkan papa mencaci maki ku gara2 dia. Kamu kenal dia lebih dari siapapun,Raka."
"Apa yg akan kamu lakukan sekarang kak?"
"Aku ingin kamu cari solusi bagainama caranya biar Zahrina ingin berpisah denganku."

Tersentak bukan main dan kaget yg luar biasa ia tak menyanka kalau Ril akan membuat keputusan seperti ini. Tanpa harus melakukan apapun Ril sudah mulai melepaskan zahrina begitu saja.

"tapi kenapa kakak gak cerai kan saja dia, kenapa harus menunggu dia yg ingin cerai??"
"papa melarangku mencerai kan dia begitu saja kecuali dia ingin di cerai, jadi sekarang aku harus bagaimana??"

mereka saling diam memikirkan ini. Apa yg di pikirkan Raka sat ini banyak resiko nya, tapi... sepertinya tak ada cara lain selai cara ini.

"Aku punya jalan keluarnya tapi ini sangat beresiko."
Secara sepihak Raka bahagia dan yakin dan secara batin Raka khawatir.

Rilzas sangat yakin dengan semua yg ia tentukan. Ia menerima dgn yakin pertanyaan itu dari adiknya, apapun yg terjadi Ril tak peduli karna ini untuk dirinya jugak demi masa depannya.

"Buang aja sikap baik mu itu  karna kakak gak bisa jadi orang jahat jika kakak masih punya hati yg baik ku rasa itu yg harus kakak lakukan dulu, jika sikap mu penuh dengan kekesalan kakak bisa membuatnya tak nyaman berada di dekatmu. Kakak perlu menyakitinya langsung tapi.... pelan2, aku yakin dia bakal ingin cerai nantinya."

Rilzas seperti nya mulai terpengaruh dgn kata2 Raka. Membuang sikap baik yg di punya Ril itu sungguh akan menimbulkan hal buruk nanti karna dari awal Ril tak punya sifat licik ataupun picik. Namun  dipikiran Ril saat ini adalah supaya hubungan rumah tangga nya bisa perpisah secepatnya.

Zahrina SyalwaaisyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang