Chapter - 18

13 1 0
                                    





.

.

.

.

.





Ketidak pastiannya sekarang Rilzas mulai kesal.

Rilzas
"Kemana nih anak ??"

Rilzas bertanya dengan kesal sangat, ia keluar dari ruangan adiknya setelah beberapa jam menunggu tanpa hasil. Rilzas menuju ke sekretarisnya Raka yang sedang menyisir Rambutnya.

Rilzas
"Permisi!"

Rilzas langsung menegurnya yang membuatnya tersentak kaget.

sekretaris
"iy..ya pak?"

jawabnya dengan rasa takut.

Rilzas
"Dimana raka?

Sekretaris
"Sudah keluar beberapa jam yang lalu dan saya juga tidak tau kemana pak Raka pergi, pak?"

jelasnya dengan rasa segan.

Rilzas meninggalkannya, cukup kesal dibuat oleh adiknya dan Rilzas tak berniat untuk kembali ke kantornya. Ia ingin mampir ke Caffe untuk menikmati secangkir teh hangat. Rilzas tetap kepikiran kemana keluyurannya anak itu saat-saat begini, ada sesuatu yang ingin ditanyakan padanya dan juga ia mendengar sedikit camuan berita dikantor papa kalau Raka akan diberikan proek baru oleh papa dan proyek itu adalah kerjasama antara teman papa di Newyork. Paman Atsman teman sekaligus kerabat antara keluarga di Amerika dan itu yang ingin dipertanyakan Rilzas ke Raka secara langsung. Rilzas masuk dan memesan secangkir teh hangat dengan beberapa cake selain tak ia sadari lagi-lagi Acel mendapati diri Rilzas dengan kebetulan namun tidak untuk sekarang bagi Acel untuk menghampiri Rilzas takutnya nantik saat Rilzas melihatnya dia bakal pergi dengan muka dingin dari itu Acel memandang Rilzas dari kejauhan.





.

.

.

.

.





_______________________

LIKE & COMENT
THANKS_~

Zahrina SyalwaaisyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang