3. Day with he

3.8K 128 12
                                        

Hari ini hujan turun begitu deras. Kiara menunggu hujan reda sampai sore, tetapi hujan tak kunjung reda. Bahkan sekolahan pun sudah terlihat sepi, karna banyak siswa yang sudah pulang.

"Lo suka hujan?" tanya alva sambil duduk disebelah kiara.

"Kak alvanzo?" tanya kiara kaget.

"Iya, ini gue. Lo suka hujan?" tanya alva mengulangi.

"Dulu iya kak, sekarang udah kagak." ucap kiara seraya memandangi hujan turun.

"Bukannya semua cewe suka hujan? Tapi kok lo gak suka?" tanya alva bingung.

"Setiap hujan pasti selalu ada orang yang saya sayangi pergi, kak."

"Lo jangan nyalahin hujan, itu artinya udah takdir bukan karna hujan."

"Saya tahu kak, tapi setiap hujan pasti selalu begitu." ucap kiara lirih.

"Lo mau tau caranya supaya lo suka lagi sama hujan?" tanya alva seraya menoleh ke kiara.

"Emang gimana, kak?" tanya kiara penasaran.

"Lo ikut gue." ucap alva sambil menarik tangan kiara ke tengah hujan. "Lo harus percaya kalo hujan itu bisa buat kita bahagia. Salah satunya kaya gini, kita main hujan-hujanan." ucap nya seraya merentangkan tangannya seolah dia menyambut hujan yang turun.

"Iya kak, ternyata hujan gak seburuk yang saya kira." ucap kiara seraya melakukan hal yang sama seperti alva. "Kita juga bisa bahagia kala hujan turun, contohnya kaya gini kita main hujan-hujanan." ucap kiara tersenyum tulus kepada alva.

"Lo cantik vel, kalo lagi senyum kaya gini." batin alva.

"Kak zo." ucap kiara sambil melambai-lambaikan tangannya untuk menyadarkan alva.

"Hah? Oh iya, balik yuk udah sore nih." ajak alva.

"Tapi kak..." ucap kiara terpotong perkataan alva.

"Udah, lo gue anter pulang." ucap alva sambil menarik kiara ke mobilnya.

"Kak kia" teriak alex sambil berlari menghampiri alva dan kiara.

"Alex, kok kamu ada disini?" tanya kiara bingung.

"Ya ampun kak, kok kakak basah kuyup kaya gini. Pasti kakak hujan-hujanan kan. Kakak ikut aku pulang, gak ada penolakan." ucap alex sambil menarik kiara ke motornya.

"Aneh, ada gitu cowo cerewet kaya dia. Eh, ngapain gue pikirin sih?" batin alva, lalu pergi dari sekolah.

**********


"Kak rian suka hujan ya?" tanya kiara sambil duduk disamping adrian.

"Ngapain lo kesini, ganggu aja lo." bentak adrian.

"Kak, kenapa sih kakak selalu aja gak suka kalo aku dekat sama kakak? Apa salah aku kak?" tanya kiara mencoba menahan air matanya.

"Lo mau tau salah lo apa? Lo itu pembawa sial tau gak. Radit pergi itu karna lo." bentak nya lalu pergi.

"Kak, udah dong jangan nangis." ucap alex sambil memeluk kiara. "Kakak gak boleh sedih, semua yang dikatakan kak rian itu gak benar. Kakak tenang aja ya."

"Gak al, kak rian benar. Aku cuma pembawa sial, karna aku kak tama pergi." ucap kiara lirih.

"Gak, itu bukan salah kakak. Udah ya, kak kia jangan nangis lagi. Ntar cantiknya hilang loh."

"Kamu mah, masa kakak sendiri didoain yang gak baik." ucap kiara sambil melepas pelukannya.

"Ye, siapa yang doain. Kan aku cuma bilang kalo kak kia nangis, ntar cantiknya hilang."

Stay or GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang