"Darimana aja lo, mamah lagi butuh lo tapi lo nya kagak ada kabar. Mau lo apa sih, oh gue tahu." ucap adrian tersenyum sinis. "Lo mau balas dendam kan sama mamah, jadi lo gak datang waktu mamah butuh donor darah dari lo." lanjut nya.
"Bukan gitu kak, aku..." ucap kiara terpotong oleh adrian.
"Udah dech mending lo pergi dari sini, gue muak liat lo" bentak adrian.
"Tapi kak, aku mau..."
"Gue bilang pergi." bentak adrian. "Lo selain anak pembawa sial juga ternyata anak tidak tahu diri. Pergi gak lo."
"Kak, aku mau ketemu mamah."
"Lo gak tahu diri banget sih, mending lo pergi."
"Kenapa kak rian benci banget sama aku, apa salah aku kak?" ucap kiara meneteskan air mata. "Apa karna kejadian itu, iya kak? Apa kak rian gak bisa percaya sama aku? Jawab aku kak?"
"Lo punya telinga gak sih? Gue kan udah bilang, pergi dari sini! Gue muak sama lo, pergi gak lo!" bentak adrian seraya mendorong kiara sampai jatuh.
"Kak kia." ucap alex seraya menghampiri kiara dan membantunya berdiri. "Kakak apa-apaan sih, ngapain kakak dorong kak kia?" bentak alex.
"Lo juga, mending lo pergi dech. Bawa tuh kakak kesayangan lo, muak gue liat lo berdua. Yang satu anak pungut, yang satu anak gak tahu diri. Serasi banget sih lo berdua."
"Cukup kak, gue udah coba sabar ngadepin lo. Tapi lo malah buat gue emosi. Lo gak tahu yang sebenarnya, jadi mending lo gak usah sok tahu. Lo gak tahu kan apa yang udah dilakukan kak kia?"
"Gue gak perduli, karna itu bukan urusan gue. Mending lo berdua pergi dari sini sekarang, sebelum gue ngusir lo pada."
"Lo bakal nyesel kak, kalo lo tahu yang sebenarnya. Gue bakal bawa kak kia pergi jauh dari hidup lo, biar lo puas." ucap alex seraya menarik kiara pergi. "Tapi ingat kak, gue gak akan biarin lo ketemu kak kia lagi setelah ini. Ingat itu kak!" lanjutnya sebelum pergi.
**********
Setelah kejadian di rumah sakit, alex membawa kiara pulang ke rumah rey.Mereka berdua sekarang sedang duduk di taman depan rumah. Sedari tadi hanya keheningan, tanpa ada yang berusaha mengawali pembicaraan.
"Al, boleh kan kalo kakak nyusul kak tama?" tanya kiara memecah keheningan.
"Kak kia ngomong apa sih, gak boleh. Kakak gak boleh ikut kak tama, pokoknya gak boleh."
"Tapi gak lama lagi kakak bakal nyusul kak tama, jadi kamu harus ikhlasin kakak ya." ucap kiara seraya menatap lurus ke depan.
"Kak kia gak boleh bilang kaya gitu, kakak gak akan pergi oke."
"Kakak sakit dek, ginjal kakak udah gak berfungsi lagi dek."
"Yang kamu katakan tadi bohong kan, lyn?" tanya rey yang sudah duduk disamping kiara.
"Semua itu benar bang." ucap kiara menatap lurus kedepan.
"Tapi kak, kak kia jangan bilang gitu donk. Kak kia pasti bisa sembuh."
"Iya dek, kamu pasti bisa sembuh. Jangan pernah bicara kaya gitu lagi, oke." ucap rey seraya memeluk kiara.
"Iya kak, aku gak akan bisa jauh dari kakak. Kak kia pasti bisa, oke." ucap alex seraya mengusap rambut kiara.
"Aku gak yakin bisa bertahan, aku udah capek. Haruskah aku menyerah?" batin kiara.
"Kamu harus bertahan dek, abang gak bisa liat kamu pergi. Gak akan pernah bisa." batin rey.
"Ya allah, jangan ambil kak kia. Aku tidak bisa jauh dari kak kia, apalagi sampai engkau mengambilnya. Aku tidak akan bisa, gak akan pernah bisa." batin alex.
"Kalo aku pergi, kalian jangan nangis ya. Aku gak..." ucap kiara terpotong karna rey memeluknya erat.
"Jangan katakan apa-apa, oke. Abang gak mau denger hal yang gak baik. Jadi berhenti ngomong kalo kamu itu emang mau pergi."
"Apa aku masih bisa bertahan bang, setelah mereka gak perduli sama aku?" ucap kiara memeluk erat rey. "Apa aku masih bisa bertahan, setelah orang yang aku sayang justru menjadikan aku hanya sebatas pelarian saja. Apa aku masih bisa bang?" ucap kiara meneteskan air matanya.
"Udah, kamu gak perlu pikirin si alva itu. Dia gak pantas kamu tangisi, jadi jangan nangis lagi oke." ucap rey seraya mengusap punggung kiara.
"Jadi kak alva cuma jadiin kak kia pelarian aja, pantas aja kak kia jadi kaya gini. Awas kamu kak, aku bakal kasih pelajaran ke kakak." batin alex.
"Bang, aku ngantuk." ucap kiara yang berada dipelukan rey seraya memejamkan mata.
"Bang, kak kia gak papa kan?" tanya alex khawatir.
"Gak papa al, dia cuma kecapean aja. Kamu gak usah khawatir, oke." ucap rey seraya menggendong kiara ke kamarnya. "Tidur yang nyenyak ya, princessku." ucap rey setelah meletakkan kiara lalu mencium keningnya.
"Bang, aku takut kak kia bakal pergi." ucap alex ketika sudah sampai di ruang tamu.
"Kamu jangan bilang gitu dong, al. Pasti vellyn bisa sembuh."
"Aku takut bang, waktu itu aja kak kia sampai dibawa ke rumah sakit."
"Vellyn dibawa ke rumah sakit?"
"Iya bang, kejadiannya sama kaya sekarang. Kak adrian bentak kak kia, lalu kak kia gak sadarkan diri. Makanya kak rafael langsung bawa kak kia ke rumah sakit."
"Terus kata rafael gimana kondisi vellyn?"
"Kata kak rafa kak kia cuma kecapean aja, dan kak kia terlalu banyak pikiran makanya jadi drop."
"Kayanya rafael tahu tentang ini, al. Pasti dia udah tahu kalo ginjal vellyn udah gak berfungsi."
"Aku rasa juga gitu, bang. Dan aku yakin pasti kak rafa menyembunyikan sesuatu. Bisa jadi itu tentang kondisi kak kia."
"Semoga kamu bisa bertahan, lyn. Abang tahu, kamu pasti bisa sembuh. Kamu gak boleh pergi lyn, gak boleh." batin rey.
"Kak kia harus bertahan, kakak gak boleh pergi. Kakak pasti sembuh, aku yakin itu." batin alex.
~~~~~~~~~~
Makasih yang udah setia membaca sampai sejauh ini, maaf kalo masih banyak kesalahan.Jangan lupa vote dan komensnya ya, guys.

KAMU SEDANG MEMBACA
Stay or Go
Подростковая литератураCerita 1 Kenapa takdir selalu mempermainkanku? Mengapa takdir merenggut orang-orang yang aku sayang? Dulu sahabatku, keluargaku, lalu sekarang kekasihku. Apakah tidak cukup melihatku selalu menderita? Mengapa takdir tak pernah mengizinkanku tuk baha...