"Gisha, kenapa kamu ada disini?"
"Aku tidak tahu bagaimana aku bisa disini?"
"Belum saatnya kamu disini, mereka masih sangat membutuhkanmu."
"Mereka siapa? Nama aku aja aku gak ingat."
"Mereka keluarga kamu, gisha."
"Tapi aku rasa, mereka tidak perduli padaku."
"Mereka peduli padamu, justru saat ini mereka menginginkanmu untuk kembali."
"Aku tidak yakin akan hal itu."
"Kalo kamu tidak yakin, maka hanya ada dua pilihan."
"Apa itu?"
"Kembali atau pergi."
"Kalo aku kembali?"
"Kamu akan bertemu mereka lagi."
"Kalo aku pergi?"
"Kamu tidak akan kembali, dan mereka pasti akan menyesal selamanya."
"Apa aku mengenalmu?"
"Tentu, bahkan kita sangat dekat." ucap nya seraya tersenyum. "Jadi, apa yang kamu pilih?"
"Kalo aku ikut denganmu, apa aku akan mengingatmu?"
"Sepertinya tidak, kamu akan mengingat semua kalo kamu memilih kembali. Jadi, apa yang kamu pilih?"
"Aku memilih kembali."
"Baiklah, semoga kamu bahagia." ucapnya yang perlahan-lahan mulai menghilang. "Ikutilah isi hatimu pasti kamu akan kembali."
Tak lama, cahaya putih bersinar terang sesaat kemudian semua gelap.
**********
"Kamu kapan bangun, sya. Apa alam bawah sadar kamu lebih indah, makanya kamu gak mau bangun." ucap zidan pada seseorang yang selama 3 tahun ini tak kunjung bangun.
"Udahlah dan, kayanya malam ini lo juga belum berhasil dech." ucap rivaldi yang duduk disofa.
"Cepat bangun, sya. Aku mau liat mata indah kamu, senyum manis kamu." ucap zidan seraya mencium kening orang yang dipanggilnya sya tadi.
"Lo demen banget nyium kening fani, emang dia siapa nya elo coba?"
"Calon gue."
"Lo mah ketinggian mimpinya, ntar jatuh sakit loh."
"Bodo, yang penting..." ucapnya terpotong ketika merasakan tangan yang di genggamnya balas menggenggam erat. "Val, liat dech. Asya genggam tangan gue."
"Boong lo, mana mung..." ucapnya terpotong ketika melihat orang yang didepannya mulai membuka matanya.
"Air." ucapnya dengan suara serak.
"Ini, sya." ucap zidan seraya membantunya untuk minum.
"Ya ampun, zefani kamu udah sadar? Bentar, aku panggil mom dan dad." ucapnya seraya pergi.
"Dia siapa?" tanyanya bingung.
"Dia rivaldi, kakak kamu."
"Zefani, mom senang kamu udah bangun sayang." ucap momy seraya memeluk zefani.
"Akhirnya kamu bangun juga sayang, dad senang kamu udah sadar." ucap dady seraya memeluk zefani setelah momy melepaskan pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay or Go
Teen FictionCerita 1 Kenapa takdir selalu mempermainkanku? Mengapa takdir merenggut orang-orang yang aku sayang? Dulu sahabatku, keluargaku, lalu sekarang kekasihku. Apakah tidak cukup melihatku selalu menderita? Mengapa takdir tak pernah mengizinkanku tuk baha...