17. Pensi

3.3K 112 25
                                    

Hari ini adalah hari pensi sekolah dilaksanakan. Terlihat jelas pensi ini diadakan secara besar-besaran. Dari gerbang sudah dihiasi dengan beraneka ragam dekorasi. Di tengah lapangan, terlihat panggung besar berdiri kokoh dihiasi dekorasi yang terlihat indah.

"Lo mau nyanyi lagu apa ntar, ra?" tanya rasti yang duduk disamping kiara.

"Ntar lo juga tahu, ras."

"Lo kagak usah main rahasia, ra. Muka lo itu gak cocok tahu." ucap reza yang sedang memantau anak buahnya.

"Woy, za. Bantuin gue nih, berat tahu." teriak romi yang kesusahan membawa kardus besar.

"Yaelah rom, gitu aja lo minta bantuan gue. Cemen amat lo jadi cowo." ucap reza seraya membantu romi mengangkat kardus itu.

"Bodo amat, pegel tahu angkat sendirian." ucap romi.

"Yaelah, lo berdua ngapain manggil si amat mulu. Tuh, amatnya lagi dekor panggung, kagak usah dicari." teriak rasti.

"Ras, bisa kagak lo gak usah teriak buat 1 hari aja."

"Kagak mungkin bisa, ra. Dia kan anaknya tarzan, kalo gak teriak mana bisa." ucap vian melempar kertas ke rasti.

"Lo tuh ya, bisa gak kagak usah ganggu gue? Ngeselin banget sih jadi orang."

"Sayangnya gak bisa tuh." ucap vian seraya pergi.

"Tuh anak ya, rese banget sih." ucap rasti cemberut.

"Kagak usah cemberut gitu kali, ras. Ntar lama-lama lo bisa cinta loh sama dia." goda kiara.

"Lo mah ngeselin, ra. Ngapain gue suka sama dia, yang ada gue sebel sama dia."

"Ntar lo kangen lagi kalo dia pergi."

"Bodo amat, gak perduli gue."

"Nah loh, lo juga nyebut amat juga kan."

"Hehe, ya habisnya nama dia pasaran sih. Ya maap dech, khilaf." ucap rasti seraya cengengesan.

**********

"Sha, aku mau ngomong sama kamu." ucap cindy seraya duduk disamping kiara.

"Ngomong aja lagi kak, gak ada yang ngelarang kan." ucap kiara menatap lurus ke depan.

"Alva suka nya sama kamu, dia cintanya sama kamu."

"Gak kak, kak zo masih cinta sama kakak. Saya juga sadar diri, gak mungkin kak zo bisa cinta sama saya."

"Dia waktu itu lagi emosi, sha. Dia liat kamu lagi jalan sama cowo lain, dia juga liat kamu pelukan sama cowo itu." ucap cindy yang membuat kiara menoleh ke arahnya. "Dia fikir, kamu selingkuh sama rafael. Makanya waktu itu dia bilang kaya gitu."

"Harusnya dia tuh kasih tahu saya dulu kak. Harusnya dia tanya ke saya, siapa cowo itu. Bukannya bertindak kaya gitu."

"Iya juga gisha benar. Harusnya alva tanya dulu siapa cowo itu." batin cindy.

"Tapi apa kak, dia malah bilang kalo saya cuma pelampiasan dia aja kak. Cewe mana yang gak sakit kalo tahu dia cuma dijadiin pelampiasan aja kak." ucap kiara seraya menghapus air matanya.

"Tapi sha, alva cintanya sama kamu bukan aku. Lagian aku kan sudah..."

"Tunangan kan kak? Sama kak rafa, iya kan? Saya tahu kok, kak rafa pernah tunjukin foto kakak. Makanya saya kaget waktu kak zo bilang kakak itu mantannya." ucap kiara kembali menatap lurus kedepan.

"Kamu marah sama kakak? Maafin aku..."

"Gak papa kak, saya gak marah sama kak cindy. Saya tahu kak cindy udah gak ada rasa kan sama kak zo?" tanya kiara dibalas anggukan oleh cindy. "Saya harap kakak gak akan sakitin kak rafa. Dia satu-satunya orang yang perduli sama saya, bahkan dialah orang pertama yang tahu rahasia saya." ucap nya sambil berdiri.

Stay or GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang