42. End

1.6K 28 0
                                    

"Hai kak, apa kabar? Udah lama ya saya gak kesini." ucap seorang gadis seraya berjongkok disamping makam. "Makasih karna kakak saya bisa bertemu dengan orang yang sayang saya dengan tulus. Dia yang setia menunggu saya, sekalipun tidak ada kepastian. Dia yang selalu optimis bahwa saya akan bangun, disaat semua pessimis akan hal itu."

Setelahnya ia menabur bunga dan disiramnya dengan air yang ia bawa. Makam dengan nisan bertuliskan Alvanzo Gabriel. Lelaki yang pernah menjadi kekasihnya. Ya, gadis itu adalah Kiara.

"Makasih juga karna kakak pernah membuat saya bahagia, walaupun pada akhirnya kakak menyakiti saya. Maaf kalau saya tidak bisa membalas cinta kakak lagi." ucapnya seraya mengusap nisan. "Jujur mungkin sampai saat ini rasa itu masih ada kak. Karna walau bagaimana pun kakak adalah cinta pertama saya. Meskipun sekarang sudah ada kak rezky dihati saya, tapi nama kakak akan selalu ada dihati saya."

Hari ini terlihat tak cerah, cenderung berawan. Angin berhembus menerbangkan topi yang dikenakannya.

"Besok hari bahagia saya kak. Saya akan lebih bahagia kalau kakak ada disini. Sayangnya, takdir berkata lain. Kakak sudah bahagia disana." ucapnya mencoba untuk tidak menangis. "Udah dulu ya kak, saya mau ke sahabat saya."

Setelahnya ia lantas berdiri dan berjalan ke makam disampingnya.

"Hai kak tama, kakak apa kabar? Gisha kangen sama kakak. Gisha kangen main bareng kakak. Kangen liat senyum kakak. Kangen manja-manja ke kakak. Kenapa kakak perginya cepet banget?" ucapnya seraya berjongkok. "Kakak tahu gak, kak rian udah gak benci lagi sama gisha. Kak rian udah sayang lagi sama gisha, sama kaya waktu kecil dulu."

Setelahnya ia meletakkan bunga anggrek putih. Makam dengan nisan bertuliskan Raditya Aditama. Sahabat sekaligus kakak bagi Kiara.

"Kakak kenapa gak bilang kalo kakak punya kembaran? Pantes aja gisha suka ngerasa kalo kakak tuh punya 2 kepribadian. Yang 1 murah senyum, yang 1 pelit senyum. Yang 1 cerewet, yang 1 kaya patung. Tapi kalian berdua sama-sama punya sikap yang buat aku kadang suka kesel. Sikap possesive kalian yang udah akut itu loh, kadang pengin aku tenggelamin kalian ke sungai. Tapi aku sayang sama kalian. Masa si ngobrol sama cowo aja gak boleh." cerocosnya. "Tapi aku kangen semua tentang kakak. Kakak udah janji sama gisha, tapi kakak gak bisa nepatin janji kakak. Besok hari bahagia gisha kak, bukannya kakak udah janji bakal merias rambut gisha." lanjutnya sendu.

"Abang yang akan menggantikan radit, sya." ucap seseorang dibelakangnya.

"Loh, bang evan kok disini?"

"Mau jemput adik kesayangan abang." ucap revan seraya berjongkok disamping kiara. "Hai bro apa kabar? Lo tahu, besok adik kesayangan kita bakal menikah. Harusnya lo ada disini, dampingi adik kesayangan kita. Sayang, lo udah bahagia disana."

Kiara hanya diam mendengarkan. Dia tahu, revan juga sangat merindukan kembaran nya.

"Sorry kalo dulu gue selalu cuek sama lo. Tapi yang harus lo tahu, gue sayang banget sama lo. Gue selalu merasa kesepian, padahal banyak orang disisi gue. Gue butuh lo, dit." ucap revan seraya tersenyum sendu. "Izinin gue buat gantiin posisi lo. Gue bakal buat adik kesayangan kita menjadi princess yang cantik dihari bahagianya. Dan lo tenang aja, semua keinginan lo bakal terwujud."

"Keinginan?" tanya kiara bingung.

"Radit ingin kamu pakai gaun hasil desain dia. Waktu kecil, dia suka buat desain baju. Waktu abang tanya, katanya semua desain itu untuk kamu." ucap revan seraya membenarkan letak topi kiara. "Dia juga mau dia yang menghias rambut kamu. Dia mau kamu jadi wanita paling cantik dipernikahan kamu. Tapi berhubung dia gak ada, biar abang yang gantiin dia."

"Makasih bang." ucap kiara seraya memeluk revan.

"Sama-sama sayang. Apapun itu, asal buat kamu bahagia." ucap revan seraya membalas pelukan. "Pulang yuk, udah sore."

Stay or GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang