Sepi. Kata yang dapat menggambarkan sekolahku saat ini. Sudah pasti masih belum banyak siswa yang datang karna masih cukup pagi. Ya, aku selalu berangkat pagi-pagi karna aku tidak mau bertemu dengan mereka. Mereka yang tidak pernah menganggapku ada.
"Ra, pagi bener berangkatnya?" ucap seseorang yang kini telah duduk disebelahku.
"Gak papa, udah biasa juga kan."
"Gue bingung dech sama lo, kaya kagak betah gitu di rumah?" tanya rasti penasaran.
"Lo taulah, alasan gue kagak betah di rumah."
"Iya gue tau, lo yang sabar ya ra. Semua bakal indah pada waktunya." kata rasti seraya menepuk pundak kiara memberikan semangat.
"Yaelah, lo berdua pada ngapain masih di kelas?" ucap seseorang yang berada dipintu.
"Bukannya bentar lagi mau bel ya, za?" tanya rasti bingung.
"Rasti si cerewet, hari ini gak ada pelajaran. Semua sibuk ngurusin buat pensi ntar. Mending lo berdua ikut gue ke kantin, lapar nih."
"Kapan sih lo berhenti mikirin makan mulu? Heran dech gue."
"Ra, seorang rezavano berhenti mikirin makan? Kayaknya kagak bakalan dech."
"Heh, buruan. Udah lapar nih." katanya sambil pergi.
"Yuk ras, kita ke kantin."
"Ayo aja dah."
Sampai di kantin, suasana sangat riuh. Semua meja sudah terisi, tersisa satu meja kosong. Kami pun bergegas ke meja itu.
"Lo berdua mau makan apa, biar gue yang pesan."
"Gue nasi goreng, za."
"Kalo lo, ra?"
"Samain aja, za."
"Oke, tunggu ya girl." ucapnya pergi ke penjual nasi goreng.
"Dek, boleh duduk disini gak?" ucap seseorang disebelah kanan kiara.
"Astaga kak, ngagetin aja." ucap kiara memengang dadanya.
"Hehe, sorry. Boleh gak nih?" tanyanya mengulang.
"Lah, kenapa kagak dimeja kakak aja?" ucap rasti penasaran.
"Meja itu bukan milik kita dek, itu milik sekolah. Mereka aja yang nganggapnya kaya gitu." ucap cowo tadi.
"Kita udah boleh duduk belum, pegel nih." ucap cowo disebelahnya.
"Duduk aja lagi, gak ada yang ngelarang."
Mereka berempat pun duduk. Tak lama, reza kembali membawa nampan berisi makanan dan minuman.
"Eh? Kok jadi banyak, perasaan tadi cuma lo berdua?" ucap nya bingung.
"Sorry nih kita gabung, udah penuh soalnya." ucap cowo yang duduk disebelah rasti.
"Iya kak, gak papa. Nih pesanan lo berdua." ucap reza seraya duduk.
"Oh iya, kita belum kenalan nih. Nama gue kelvin." ucap cowo disebelah rasti.
"Gue dava." ucap cowo disebelah kelvin.
"Gue vino, kalo nih anak namanya alvanzo." ucap vino sambil merangkul alva.
"Gue reza, kak."
"Gue rasti, kalo dia namanya kiara."
Mereka akhirnya mengobrol sambil memakan makanannya. Tapi, hanya alva yang sedari tadi tidak berbicara, dia hanya sibuk memainkan hpnya.
**********
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay or Go
Teen FictionCerita 1 Kenapa takdir selalu mempermainkanku? Mengapa takdir merenggut orang-orang yang aku sayang? Dulu sahabatku, keluargaku, lalu sekarang kekasihku. Apakah tidak cukup melihatku selalu menderita? Mengapa takdir tak pernah mengizinkanku tuk baha...