Kiara sedang duduk di kantin sendirian, karna kedua sahabatnya sedang ada urusan. Tiba-tiba, ada kakak kelas yang menghampirinya.
"Hai cantik, sendirian aja." ucap kakak kelas yang tidak aku kenal.
"Iya, kak. Ada apa ya?"
"Kakak temani boleh?"
"Gak boleh." ucap alva yang sudah disamping kiara.
"Apaan sih lo va, ngapain lo ikut campur. Lagian dia siapa nya elo, sok-sokan ngelarang gue?"
"Dia pacar gue, kenapa?"
"Sejak kapan dia jadi pacar lo, hah?"
"Mulai sekarang dia pacar gue, jadi lo mending pergi. Dan jangan ganggu dia lagi, atau lo berurusan sama gue."
"Oke, gue pergi." ucap kakak kelas tadi sambil pergi.
"Aku boleh duduk kan?" tanya alva.
"Bolehlah kak, emang saya siapa sampai ngelarang kakak buat duduk?"
"Mulai sekarang kamu itu pacar aku, oke." ucap alva sambil duduk.
"Hah? Yang tadi itu beneran kak?" tanya kiara memastikan.
"Iya sayang, udah kamu mau makan apa?"
"Eh, enggak usah kak. Saya gak lapar."
"Mulai sekarang pakai aku kamu, oke."
"Iya kak. Yaudah kak, aku ke kelas dulu ya." ucap kiara sambil pergi.
"Lucu juga kamu, vel." ucap alva tersenyum.
"Kalo lo cuma jadiin kia pelarian aja, mending lo berhenti dech va." ucap dava sambil duduk disamping alva.
"Ho'oh, lo jangan pernah sakitin perasaan cewe. Ntar lo nyesel baru tau rasa." ucap vino sambil duduk didepan alva.
"Gue cuma mencoba lupain cindy. Gue harap, dengan gue pacaran sama vellyn gue bisa lupain cindy."
"Itu sama aja lo mainin perasaannya kia, va." ucap kelvin yang baru datang.
"Gue kagak bakal mainin perasaan dia, lo bertiga tenang aja." ucap alva sambil pergi.
"Itu anak ngeselin banget, sich." ucap kelvin kesel.
"Udah, sabar aja vin." ucap dava.
"Tugas kita itu mantau dia. Kalo dia udah kelewatan, baru kita bertindak." ucap vino bijak.
"Tumben lo bisa bijak, vin?" sindir dava.
"Wah, cari gara-gara nih anak."
"Udah dech, lo berdua ngapa pada ribut sich. Mending kita susul alva." ucap kelvin sambil pergi diikuti dava dibelakangnya.
"Ye, ditinggal mulu gue. Emang nasib orang jomblo ya gini. Eh, kampret tungguin gue." ucap vino menyusul ketiga temannya.
**********
"Ara." teriak rasti.
"Kebiasaan banget sich lo kalo masuk kelas teriak mulu." sewot reza dibelakang rasti.
"Bodo, emang bener lo pacaran sama kak alva?" tanya rasti setelah sampai didepan kiara.
"Iya, dia tadi bilang gitu."
"Kok bisa sich? Jadi kak alva gak nembak lo gitu?" tanya rasti penasaran.
"Enggak, rasti yang cerewet."
"Lo harus hati-hati ra, takutnya dia cuma mainin lo aja." ucap reza sambil duduk disamping kiara.
"Eh curut, itu bangku gue. Ngapa lo yang duduk?" ucap rasti tidak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay or Go
Teen FictionCerita 1 Kenapa takdir selalu mempermainkanku? Mengapa takdir merenggut orang-orang yang aku sayang? Dulu sahabatku, keluargaku, lalu sekarang kekasihku. Apakah tidak cukup melihatku selalu menderita? Mengapa takdir tak pernah mengizinkanku tuk baha...