Percakapan mereka terhenti karna acara sudah dimulai.
"Malam semua." sapa hendri selaku MC, dibalas serempak para undangan.
"Wih, hen. Gak nyangka ya kita dipercaya buat jadi pembawa acara lagi."
"Yoi tan, gue juga gak nyangka nih. Udah gitu yang datang gak cuma alumni nih, para donatur juga datang."
"Udah cukup nih basa basinya, kita langsung mulai acaranya aja."
"Mari kita sambut tuan narendra selaku ketua yayasan."
"Saya ucapkan terima kasih banyak kepada para undangan yang sudah datang. Ini bukan hanya sekedar reuni sesama alumnus, namun pada kesempatan ini saya akan menyampaikan satu hal kepada kalian. Kiara, kemari sayang." panggilnya membuat kiara naik keatas panggung. "Mungkin kalian tidak mengetahui kalau perempuan yang disamping saya adalah putri saya. Selama ini kalian hanya mengetahui bahwa saya hanya memiliki 3 orang putra." lanjutnya seraya berhenti sejenak.
"Ada alasan mengapa kalian tidak mengetahuinya, karna kiara yang menginginkan agar tidak ada yang tahu bahwa dia adalah putriku. Saya pernah kehilangan dia karna kesalahan saya, itu adalah hal yang paling menyakitkan buat saya. Tapi saya bersyukur allah mengembalikan kiara ke pelukan saya lagi." ucapnya seraya memeluk kiara. "Jangan pernah tinggalkan papah lagi ya, sayang."
"Iya pa, kiara janji gak akan tinggalin papah lagi."
"Makasih sayang." ucapnya seraya mencium kening kiara. "Saya juga sangat berterima kasih kepada herawan dan keluarga, karna mereka telah menjaga kiara dan menyayanginya layaknya keluarga kandung mereka sendiri. Terima kasih untuk semuanya, mungkin hanya itu saja yang bisa saya sampaikan."
"Selanjutnya, kepada tuan herawan selaku donatur kami persilahkan."
"Saya tidak akan berkata panjang lebar, karna tadi saudara saya sudah mendahuluinya." ucapnya berhenti sejenak. "Saya sangat bersyukur, allah telah mempertemukan keluarga saya dengan vellyn. Walaupun vellyn hanya putri angkat saya, kami sekeluarga sangat menyayangi dia layaknya putri kandung kami sendiri. Makasih sayang, kamu tetap putri kesayangan ayah. Ayah sayang kamu."
"Vellyn juga sayang ayah."
"Wah, gue sampai nangis nih hen."
"Lah, ngapa jadi lo yang mewek?"
"Gue terharu, bayangin aja kalo lo jadi kiara. Gue kayaknya gak bakalan tahan tuh."
"Udah ngapa lo jadi cengeng gini sih." ucap hendri menenangkan intan. "Baiklah kita lanjutkan acara selanjutnya, gimana kalo kiara menyumbangkan sebuah lagu buat kita."
"Setuju tuh, itung-itung buat mengobati rasa kangen kita." ucap intan seraya menghapus air matanya. "Kiara lo mau kan nyumbangin 1 buah lagu?"
"Kalo ara gak mau, mending pawangnya aja tan." ucap reza yang duduk disebelah kiara.
"Pawang? Lo kira dia pawang buaya apa?" tanya rey yang duduk tak jauh dari meja kiara.
"Mirip." jawab reza santai.
"Wah parah nih, secara gak langsung lo ngatain ara buaya donk." ucap romi yang duduk didepan kiara.
"Mampus gue." ucap reza setelah mendapat tatapan tajam dari kakak-kakaknya kiara. "Gue tadi cuma bercanda doang kok, iya gak ra?"
"Ra, kita boleh nanya gak?" tanya intan yang dibalas anggukan oleh kiara. "Ngomong-ngomong cowo yang disebelah kamu itu siapa?"
"Pacarnya lah, gitu aja lo nanya." sahut rasti yang duduk disebelah reza.
"Kan gue gak tahu, yang gue tahu kan kiara dulu pacarannya sama alva."
"Oh iya, kok gue gak lihat kak alva ya ra, kak alva datang gak?" tanya hendri penasaran.
"Kak zo udah pergi."
"Pergi gimana sih? Gue tambah bingung nih?" tanya intan bingung.
"Alva kecelakaan, dan dia gak selamat." sahut vino yang duduk tak jauh dari meja kiara.
"Astaga, sorry ra kita gak tahu." ucap intan dibalas anggukan oleh kiara.
"Turut berduka cita ya, ra."
"Gimana kalo cowo yang disebelah kiara aja yang nyumbangin 1 buah lagu?"
"Boleh juga tuh, sekalian kita tanya-tanya."
"Udah sya, kamu jangan nangis lagi. Alva udah tenang disana. Dia gak bakalan senang kalo lihat kamu nangis kaya gini." ucap zidan seraya menghapus air matanya zefa. "Aku sayang kamu."
"Aku juga sayang kakak."
"Aku kesana dulu ya, kamu jangan nangis lagi." ucap zidan seraya mencium kening zefa, lalu naik keatas panggung.
"Ganteng juga dia kalo dilihat dari dekat."
"Heh, hargai perasaan pacarnya ngapa."
"Kan dia lagi pergi, gak papa donk gue kagum sama cowo lain."
"Jahat, gue gak dianggap."
"Bodo."
"Oke, kita kenalan dulu. Nama lo siapa dan apa hubungan lo sama kiara?" ketus hendri.
"Kalo nanya pakai senyum donk, jangan cemberut gitu."
"Oke, nama lo siapa? Dan apa hubungan lo dengan kiara?" tanya hendri mencoba memaksakan senyum.
"Gue zidan rezky winarta, calon suami dari zefani natasya ."
"Siapa zefani? Perasaan gue tadi bilangnya kiara dech."
"Zefani adik gue, ngapain dibawa-bawa."
"Lagian gue gak sudi punya besan kaya zidan."
"Gue juga gak butuh restu dari lo, val. Restu dari orang tua asya aja udah cukup sekalipun lo gak restuin."
"Kalo gitu coba lo minta restu sama orang tua gue sekarang."
"Iya, sama orang tua gue juga."
"Oke, dengan senang hati." ucap zidan seraya mengambil gitar. "Untuk mamah dan papah selaku orang tua kandung asya, untuk ayah dan bunda selaku orang tua angkat asya, dan untuk dad dan mom selaku orang tua kedua asya, izinkan saya menyanyikan sebuah lagu untuk kalian."
~~~~~~~~~~
Penasaran gak guys, lagu apa yang bakal dibawakan zidan?
Jangan lupa vote dan komensnya.
Maaf kalo misalkan terlalu pendek. Tinggal 1 chapter lagi selesai nih.
Semoga gak pada kecewa ya ma endingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay or Go
Teen FictionCerita 1 Kenapa takdir selalu mempermainkanku? Mengapa takdir merenggut orang-orang yang aku sayang? Dulu sahabatku, keluargaku, lalu sekarang kekasihku. Apakah tidak cukup melihatku selalu menderita? Mengapa takdir tak pernah mengizinkanku tuk baha...