36. Kembali

1.8K 39 1
                                    

"Sayang, bangun donk. Masa kamu gak mau buka mata kamu. Udah 3 bulan loh kamu gak buka mata indah kamu." ucap seseorang yang menunggu orang yang ia sayang selama 3 bulan yang tak kunjung bangun.

"Emang kamu gak mau lihat aku, kan aku udah ada disini. Bangun donk sayang, emangnya kamu tega buat aku nunggu lagi." ucap nya seraya menggengam tangan orang yang disayanginya.

"Kenapa kalo fani mau buat lo nunggu lagi, lo gak mau gitu?"

"Bukan gitu, val. Gue cuma mau dia buka matanya aja kok."

"Kalo abang bisa nunggu asya sampai bangun, gue bakal restuin abang dech."

"Gue mah gak butuh restu dari lo, van. Lagian restu mom sama dad aja udah cukup kok."

"Enak aja, lo juga harus minta restu sama mamah dan papah juga." ucap adrian yang duduk disebelah rey.

"Tenang yan, gue udah dapat restu mamah sama papah juga. Dan 1 lagi gue juga udah dapat restu dari ayah sama bunda." ucap zidan seolah tahu apa yang akan dikatakan rey.

"Ye, lo mah. Belum juga gue ngomong."

"Gue udah tahu lagi, daripada lo susah-susah buat ngomong itu ya udah gue omongin sekalian aja." ucap zidan seraya mencium kening zefa.

"Lo demen banget nyium kening asya, bang."

"Kaya lo kagak tahu aja, van. Kan itu udah jadi kebiasaan dia."

"Tau aja lo, val. Kalo gue bel..." ucap zidan terpotong ketika merasakan tangan yang digenggamnya bergerak.

"Kak rezky." ucap zefa lirih namun matanya belum juga terbuka.

"Iya sayang, aku ada disini. Bukalah matamu, aku ada disampingmu sekarang."

"Kak rezky." panggil zefa yang kini sudah membuka matanya secara perlahan.

"Iya sayang, ini aku."

"Boleh aku peluk kakak?"

"Tentu sayang." ucap zidan seraya memeluk zefa.

"Woy, belum muhrim." ucap rival seraya menarik zidan.

"Yaelah, val. Baru aja sebentar."

"Sya, akhirnya kamu bangun juga."

"Iya, kamu kayanya hobby banget buat zidan nunggu ya." ucap rival disamping zidan.

"Nunggu?" tanya zefa bingung.

"Iya, kamu udah buat aku untuk menunggu yang kedua kalinya."

"Maaf kak, aku..." ucap zefa terpotong karna zidan memeluknya.

"Udah, kamu gak usah minta maaf. Dengan kamu sadar aja aku udah seneng."

"Belum muhrim, dan. Jadi belum boleh pelukan oke." ucap rey menarik zidan.

"Lo berempat kayanya sekongkol biar gue gak bisa peluk asya, ya kan?"

"Lah, itu lo tahu." ucap rival yang sekarang berdiri disamping zidan.

"Kak rian? Kakak ada disini?" tanya zefa setelah melihat adrian.

"Iya, aku ada disini. Tunggu dulu, kamu panggil aku rian?" tanya adrian dibalas anggukan oleh zefa. "Kamu udah ingat, ra?"

"Ya, aku ingat semuanya."

"Ra, aku min..." ucap adrian terpotong oleh zefa.

"Aku udah maafin kakak, aku juga udah maafin mamah. Apa aku boleh peluk kak rian? Selama ini aku ingin dipeluk kakak."

"Tentu saja, sayang." ucap adrian seraya memeluk zefa. "Makasih kamu udah mau maafin aku."

"Iya kak, kak rafa mana? Alex juga gak kelihatan?"

Stay or GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang