"Kak, kak rezky sakit apa?" tanya zefa yang baru saja sampai.
"Aku gak papa, sya."
"Jangan bohong sama aku, kak."
"Beneran aku gak papa, sayang." ucap zidan seraya menggenggam tangan zefa. "Kamu mau gak penuhi permintaan aku?"
"Apa kak?"
"Kamu harus selalu tersenyum baik ada aku maupun gak ada aku, ya."
"Kakak ngomong apa sih? Aku akan selalu tersenyum kalo ada kakak disamping aku."
"Enggak sayang, kamu harus bisa tersenyum walaupun nanti aku gak disamping kamu."
"Emang kakak mau kemana?"
"Ketika aku pergi nanti, jangan iringi kepergianku dengan air matamu. Tapi iringilah kepergianku dengan senyum dibibir indahmu itu."
"Kok kakak bilang kaya gitu?" tanya zefa meneteskan air matanya.
"Jangan nangis donk, sayang." ucap zidan seraya menghapus air matanya zefa. "Aku udah bilang, aku gak bisa lihat kamu menangis. Jadi tersenyumlah sayang." lanjutnya yang dibalas senyuman oleh zefa.
"Kenapa perkataan kakak barusan seperti mengatakan kalo kakak memang akan pergi." batin zefa.
"Kan kalo kamu tersenyum, kamu jadi makin cantik."
"Kak, boleh aku peluk kakak?" tanya zefa dibalas anggukan oleh zidan, lalu dia pun memeluk zidan.
"Kamu harus cari orang yang bisa jaga kamu. Yang bisa menghapus luka kamu, dan bisa menjadi sandaran kamu disaat kamu butuh sandaran." ucap zidan seraya mengelus rambut zefa.
"Acha, boleh papi bicara sama kamu?" tanya papi didepan pintu rawat.
"Boleh pi." ucap zefa seraya melepas pelukannya. "Aku pergi dulu ya, kak." lanjutnya dibalas anggukan oleh zidan.
"Sayang, kalo misalkan zidan hanya diberikan waktu sedikit untuk hidup, apa yang kamu lakukan?" tanya papi setelah sampai dibangku tunggu.
"Kok papi tanya kaya gitu?"
"Itu kan misalkan, sayang."
"Aku bakal selalu ada disamping kak rezky. Aku akan terus buat dia tersenyum, bahkan aku akan berusaha buat kak rezky selalu tertawa."
"Jadi, mulai sekarang kamu harus lakukan itu semua."
"Maksud papi apa?"
"Cha, zidan dari kecil memiliki kelainan pada jantungnya. Jantung zidan lemah, dan satu-satunya cara menyelamatkannya hanya dengan cangkok jantung. Tapi sayang, sampai sekarang belum ada jantung yang cocok untuknya. Tubuhnya selalu menolak tiap kali melakukan cangkok jantung."
"Pi, ini semua bohong kan? Kak rezky pasti sembuh kan?" tanya zefa tak percaya.
"Kemungkinan untuk sembuh sangat kecil, cha. Jadi kita berdoa saja semoga ada keajaiban datang."
"Pi, aku gak mau kak rezky pergi. Aku gak bisa bayangin hidup tanpa kak rezky." ucap zefa meneteskan air mata.
"Udah donk sayang, kamu jangan nangis. Zidan pasti gak mau lihat kamu nangis kaya gini." ucap pai seraya memeluk zefa.
"Kenapa harus kakak? Kenapa harus orang yang aku sayang? Aku gak bisa kalo kakak pergi." batin zefa.
"Aku baru tahu, dihatimu memang sudah ada orang lain. Haruskah aku berhenti berjuang? Haruskah aku mengalah pada takdir?" ucap seseorang dari kejauhan lalu pergi.
**********
"Gak baik malam-malam gini wanita cantik kaya kamu melamun." ucap alva seraya duduk disamping zefa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay or Go
Roman pour AdolescentsCerita 1 Kenapa takdir selalu mempermainkanku? Mengapa takdir merenggut orang-orang yang aku sayang? Dulu sahabatku, keluargaku, lalu sekarang kekasihku. Apakah tidak cukup melihatku selalu menderita? Mengapa takdir tak pernah mengizinkanku tuk baha...