11. Putus

3.7K 125 2
                                    

"Kak zo." ucap kiara ketika melihat alva bersama perempuan.

Dia sangat terkejut menyadari perempuan yang bersama alva adalah tunangan kakaknya.

"Kenapa, lo keberatan kalo gue dekat sama cindy?"

"Dia kak cindy?" tanya kiara tak percaya.

"Iya, dia cindy. Cinta gue yang dulu pergi."

"Kenapa kak zo sama kak cindy? Bukannya kak zo bilang, kak zo udah lupain kak cindy." ucap kiara menahan air matanya yang akan turun.

"Siapa bilang? Gue masih cinta sama dia." ucap alva. "Lo fikir gue beneran cinta sama lo? Gak akan pernah. Lo itu cuma cewe pelarian gue saat cindy pergi. Sekarang cindy udah datang, jadi mending lo jauh-jauh dari gue. Gak usah muncul didepan gue, ganggu aja lo." bentak alva.

"Makasih kak, sudah mengenalkan aku seperti apa rasanya dicintai. Dan makasih juga, kakak sudah mengenalkan aku seperti apa rasanya sakit hati." ucap kiara tersenyum walaupun air matanya sudah mengalir.

"Please, jangan nangis vel. Aku gak akan bisa liat kamu nangis kaya gini, apalagi itu karna aku." batin alva.

"Mungkin aku terlalu berharap kalo kakak akan mencintai aku dan melupakan kak cindy. Itu gak akan mungkin terjadi, iya kan kak?" tanya kiara sambil menghapus air matanya.

"Gak vel, kamu salah. Aku cintanya sama kamu bukan cindy." batin alva.

"Gak papa, aku ikhlas kok kak. Kalo emang kak zo bahagianya sama kak cindy, aku gak bisa paksain itu kak." ucap kiara berusaha tetap tersenyum walau air matanya menetes.

"Gak vel, aku bahagianya sama kamu bukan cindy." batin alva yang sedari tadi tidak bisa ia katakan.

"Mungkin hubungan kita cukup sampai disini aja kak. Aku bakalan bahagia kalo kakak bahagia, sekalipun itu bukan denganku." ucap kiara tersenyum tetapi justru terlihat seperti dipaksakan.

"Gak vel, jangan bilang gitu." batin alva mencoba mengatakannya namun tidak bisa.

"Kakak tenang aja, aku bakal pergi kok. Aku pergi bukan karna aku menyerah, tapi karna kakak yang memintanya. Terima kasih untuk semuanya kak, semoga kakak bahagia." ucap kiara berlari pergi.

"Arrggh, bukan itu yang aku mau vel. Aku sayangnya sama kamu, aku bahagianya sama kamu. Aku gak mau kita putus, vel." ucap alva terduduk.

"Kalo kamu sayangnya sama kiara, kenapa kamu malah bilang kaya tadi. Itu sama aja kamu sakitin dia, va."

"Gue tadi emosi, gue kesel sama dia. Kemarin gue liat dia jalan sama cowo lain. Bahkan gue liat dia pelukan sama cowo itu." ucap alva kesal. "Kalo lo gak percaya, nih liat aja." ucap alva memberikan foto kiara sedang berpelukan dengan seorang cowo kepada cindy.

"Va, mungkin aja kamu hanya salah paham."

"Salah paham gimana, jelas-jelas gue liat dia pelukan sama cowo itu." kesal alva.

"Ya mungkin aja, dia kakaknya kiara." ucapnya sambil memperhatikan foto tersebut. "Bukannya ini rafael? Jadi, kiara itu gisha adiknya rafa." batin cindy.

"Gak mungkin, vellyn cuma punya 1 orang kakak. Dan dia itu benci sama vellyn, gak mungkin dia pelukan kaya gitu."

"Cowo yang difoto ini, dia tunangan aku va. Dia rafael, kakaknya gisha." ucap cindy lirih.

"Gak mungkin, lo pasti bohong kan?" tanya alva tak percaya.

"Buat apa aku bohong, dia emang kakaknya gisha." bentak cindy. "Dulu dia sering cerita ke aku kalo dia punya adik. Aku udah curiga kalo kiara itu gisha, karna dia mirip sama adik rafa."

Stay or GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang