Hari ini aku sedang di rumahku, berkumpul dengan keluarga kecilku. Kalau kalian berfikir apakah keluargaku sudah menerimaku? Jawabannya tidak. Sekarang aku sedang bersama bunda dan kak rey.
Disinilah aku merasa senang, mereka begitu perduli padaku. Walaupun mereka hanyalah keluarga angkatku.
"Sayang, bunda pergi dulu ya."
"Emang bunda mau kemana?" tanya kiara penasaran.
"Bunda ada urusan sama sahabat bunda, mungkin akan pulang malam. Abang jaga adek ya." ucap bunda sambil pergi.
"Iya bun, tenang aja."
"Bang, ke makam kak tama yuk?"
"Mau ngapain emang?"
"Ayolah bang, please."
"Gak, nanti kamu nangis lagi gimana coba?"
"Gak bang, aku gak bakal nangis."
"Gimana ya?"
"Ayolah bang, aku gak bakal nangis. Please, bang."
"Oke, kita pergi."
"Makasih, bang."
**********
"Kak, aku kangen sama kakak. Kenapa kakak pergi?" ucap kiara sambil menabur bunga ke makam. "Kakak tau tidak, kak rian benci sama aku. Dia pikir aku yang buat kakak pergi." ucap kiara meneteskan air mata.
"Sha, aku janji. Sebentar lagi penderitaanmu akan berakhir." ucap seseorang sambil pergi.
"Udah donk dek, jangan nangis mulu. Ntar tama pasti sedih liat kamu kaya gini."
"Kita pergi ke 'GT' cafe yuk, bang." ucap kiara sambil berdiri.
"Kalo kita kesana, nanti kamu bakal nangis lagi."
"Enggak bang, aku gak bakal nangis. Aku cuma kangen sama kak tama aja, please bang." ucap kiara memasang wajah memohon.
"Jangan kaya gitu ngapa dek, abang itu paling gak bisa liat wajah mohon kamu."
"Yaudah, kita pergi kesana. Ayo bang." ucap kiara tersenyum sambil masuk ke mobil.
"Tapi kamu janji ya, kalo udah sampai sana jangan nangis." ucap rey sambil menjalankan mobilnya.
"Janji, bang."
**********
"Silahkan nona, ada yang bisa saya bantu?" ucap pelayan cafe.
"Udah aku bilang jangan panggil nona." ucap kiara kesel. "Biasa aja, nin."
"Yaelah, kagak usah cemberut gitu sha. Jelek tau." ucap nina sambil pergi.
"Kalian gak pernah berubah ya."
"Emang aku power ranger, bisa beru..." ucap kiara terpotong karna ada yang meneleponnya.
"Kakak sekarang ada dimana?"
"Salam dulu napa dek?"
"Hehe, maaf kak. Assalamualaikum kak."
"Wa'alaikumsalam, kakak lagi di 'GT' cafe."
"Hah? 'GT' cafe kak?"
"Iya, 'Gisha Tama' cafe."
"Oke, kakak jangan pergi dulu. Aku kesana sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay or Go
Ficção AdolescenteCerita 1 Kenapa takdir selalu mempermainkanku? Mengapa takdir merenggut orang-orang yang aku sayang? Dulu sahabatku, keluargaku, lalu sekarang kekasihku. Apakah tidak cukup melihatku selalu menderita? Mengapa takdir tak pernah mengizinkanku tuk baha...