Alice alana
****
Rama Andrian- laki laki yang berusia 18 tahun, tentu berusia dua tahun lebih dewasa jika harus di bandingkan dengan Alice, gadis yang masih genap dengan usia nya 16 tahun, laki laki yang lebih muda satu tahun dibandingkan dengan bryan sang kakak dari alice.Rama adalah sahabat dari dua bersaudara ini, bahkan tirsa sudah menganggap nya seperti putra nya sendiri setelah kedua orang tua rama memutuskan untuk bekerja di luar negri untuk berjuang dalam memperbaiki perekonomian keluarga nya.
rama sendiri adalah anak yang mandiri,di usia nya yang terbilang masih muda ia sudah bisa membuka usaha warung kopi kecil kecil an,ya meski tak sebesar butik yang dimiliki keluarga alice,setidak nya usaha nya ini bisa membiayai nya hingga lulus nanti.
Rama tidak sendiri,disini ia tinggal dengan Budhe nya, sebenarnya ia tidak menginginkan budhe nya meninggalkan rumah di kampung dan menemani nya berkelana di jakarta,hanya saja budhe nya yang terlalu keras kepala dan tetap memutuskan tinggal dengan keponakan kesayangan nya ini.
cuaca pagi ini memang tak secerah pagi kemarin ketika ia menghabiskan waktu bersama alice, sehari ia tak bisa jika tidak bertemu dengan gadis manja berponi dan tawa yang mampu membuat ketenangan tersendiri di hidup nya.
ia memang tidak mengerti akan apa yang ia rasakan, entah rasa apa yang telah menyelimuti pikiran nya, apakah itu rasa cinta yang enggan ia ungkap kan? apakah juga hanya sekedar rasa sayang sebagai sahabat?
ia sungguh tak pernah merasakan seperti ini sebelumnnya, rasa nyaman yang perlahan menjadi rasa sayang, bukankah sayang bisa menjadi cinta? entah lah,ia sama sekali tak pernah bergelut dengan Derita bertemakan cinta.
kalau pun cinta, apakah alice juga mencintai nya, bahkan dunia saja terasa menertawakan dirinya saat ini, seorang rama bisa jatuh cinta oleh gadis polos dan manja, apa yang ia lihat dari nya,hanya saja setiap kata yang keluar dari mulut alice adalah syurga dunia yang tak pernah rama sia sia.
setiap detik senyum nya ibarat matahari yang redup karna awan itu bersinar terang kembali, tatapan mata yang berbinar seakan memasung hati dan setiap insan yang berpapasan dengan binar mata itu, seolah tak bisa lepas dari cengkraman tatapan nanar itu.
rama memutuskan untuk menjemput alice dan mengajak nya pergi sekedar mencari udara segar, meski itu hanya akal akal lan nya agar bisa bertemu dengan alice.
meski alice sudah menolak karna sudah berjanji dengan bryan bahwa ia harus menjaga mama nya, ia selalu berhasil meluluhkan hati bryan dan mendapat izin untuk menculik adik nya ini.
***
tak lama setelah ia menelfon alice untuk memerintah alice agar ia bersiap siap dan menemani nya hari ini,ia sudah berada di depan rumah alice,dengan kaos hitam polos dan celana panjang sederhana saja ia sudah terlihat sangat tampan,hingga tirsa saja tak pernah bosan memuji laki laki berparas indo-jerman ini.
" pagi tante"
"loh nak rama, ayo masuk" ucao tirsa setelah membuka pintu dan mempersilahkan rama masuk.
"alice nya ada tante?"
" iya ada, udah siap kok anak nya,tapi naik ke kamar lagi nggak tau mau ngapain lagi ,ternyata yang mau ngajak jalan putri tante nak rama ya?""iya tante, mungkin dandan lagi tan, gara gara kelamaan nungguin saya" gurau rama.
"hahahah kamu ini ram, lah itu anak nya"dengan anggun alice menuruni anak tangga, rok pink dengan baju putih polos sederhana tak mampu mengalahkan kecantikan di wajah nya, dengan begitu rama hanya bisa menatap tanpa kedip sang mentari yang membawa nya hingga tak sadar bahwa tirsa sudah tertawa cekikikan melihat ekspresi nya ketika mata nya bertemu dengan alice.
"wooii, ayokk"
"ha, apa,iya"
"kenapa sih ram? ada yang salah sama baju aku?atau bedak aku ketebelan ya?"
" ha, enggak udah pass al"
"la terus?"
"kayak nya bentar lagi aku harus pergi ke rumah sakit deh"
"hahh!?"
"kamu sih terlalu manis,kalo aku diabetes kamu mau tanggung jawab?"
"kamu ini, gombalanmu udah basi,udah ah ayo keburu siang"rama menyalimi tangan tirsa sebelum akhirnya mencium pipi kiri wanita paruh baya yang sudah di anggap nya sebagai ibu itu.
"rama pinjem bentar ya tante putrinya"
"lama juga gak papa kok nak rama"
"hehehe tante bisa aja"***
"kita mau kemana sih ram?"
tanya alice ketika pantat nya sudah merasa lelah dan panas setelah hampir satu jam keliling ibu kota,merasakan terik matahari yang siap memanggang kulit kuning langsat nya itu."udah diem aja, kenapa? udah capek ya?"
"capek sih enggak, tapi badanku udah mau gosong ini kamu ajak muter muter gak jelas panas panas gini"
"sabarrr bentar lagi juga nyampe"alice cengingiran karna sinar mata hari yang menyilaukan mata nya,ditambah lagi tatapan jahil dari rama lewat spion sepedah nya kini membuatnya sedikit jengkel.
sedangkan rama yang asyik menikmati keindahan tuhan berupa wajah cantik seorang gadis yang ia bonceng saat ini, ia tak perduli jika harus mendapat cubitan di pinggang nya karna sudah membuat al malu dan salag tingkah karna tatapan nya itu.
"masih lama ya ram?"
"bentar lagi kok, sabar ya"
"bentar nya kamu ini kayak satu tahun lo ram"
"dan satu tahun kalo sama kamu itu ibarat satu detik al, serius"
"kok bisa?"
"bisa lah"
"kenapa bisa gitu?"
"karna setiap detik waktu yang aku habisin sama kamu, itu selalu berharga"seketika pipi rona alice terlihar sangat jelas meski hanya di kaca spion, rama selalu suka dengan lesung pipi gadis nya ini, ia berharap lesung pipi itu selalu terlihat meski tak bersama nya lagi.
***
sepanjang perjalanan hanya godaan godaan dan gombalan rama lah yang meramaikan suasana, bagaimana tidak bosan, sudah lebih dari dua jam ia membawa alice mengelilingi ibu kota meski sesekali berhenti di pedagang es tebu kaki lima di pinggir jalan.
"kita mampir ke situ dulu ya al" ucap rama sembari menunjuk ke pinggir jalan.
"kemana?"
"kita beli minuman dulu, kamu haus kan?"
"haus banget ram"mereka berdua duduk bersampingan menikmati manisnya es tebu sembari menikmati pemandangan jalan raya yang sudah seperti parkiran mobil di setiap hari nya.
"ahh kok gak manis ya es nya"ucap rama dengan ekspresi wajah bergidik.
"masak sih? punya aku manis deh ram"
"benerann all, hambar gini"
"tapi punya aku manis ramaa"
"masak sih?"
"kamu cobain deh"dengan licik rama menyeruput sedikit es tebu di tangan alice, ini adalah modus nya agar ia bisa mendapat suapan secara cuma cuma pada gadis lugu nya.
"iya punya kamu manis banget al"
"gantian, kamu coba punya aku"
"mana hambar? ini manis ramaa" ucap alice setelah mencicipi es di tangan rama.
"masa sih?"rama kembali menyeruput es yang ada di tanganya sembari menatap alice yang sedikit bingung.
"ahhh.. manis bangett all"
"tadi katanya hambar"
"manis, tapi es tebu ini gak ada apa apa nya sama senyum kamu al"seketika rona merah di wajah alice terlihat tidak samar, bahkan ia sempat menundukan kepala agar rama tidak melihat ia bertingkah menggelikan seperti ini.
***
Next ya, aku bakal bikin cerita ini lebih seru gaes😅
KAMU SEDANG MEMBACA
ALBARA - (Jatuh Cinta Itu Lucu)
AlteleGemercik air hujan itu menyembunyikan tawa yang menutupi samar nya luka. lentik nya jemari yang menyapa dinginya sepi. menyambut pagi dengan kecohan sang mentari. embun di ujung bumi,yang mengepul pesat perlahan pudar. beriring dengan air yang mengg...