Hari ini adalah hari pertama ia menjadi pacar barra, sedikit kikuk karna hari ini barra menjemputnya menggunakan mobil sport merah yang membuatnya semakin leluasa menatapnya kapan saja ia mau,ya tentu saja seperti itu, siapa yang menyia nyiakan kesempatan memandangi seorang pacar yang memiliki pahatan wajah lumayan sempirna,hidung mancung ,putih,bibir sexsi, dan mata yang berbinar, dag dig dug ser, seperti ada yang konser di dalam hati nya.
Namun ia tetap keukeuh bahwa ia tak memiliki perasaan apa pun terhadap laki laki setengah anak kecil yang plin plan dan tidak dewasa ini.Namun mengapa hari ini rasanya canggung, bahkan saat barra membukakan pintu mobil untuk nya, bukan Berlebihan atau manja, memang tanganya belum bisa membuka pintu dengan berat yang lebih besar dari nya.
Terlebih saat barra menatap nya hingga tak berkedip beberapa detik, dan membuat nya malu, takut jika bedak nya tidak rata, atau gincu yang ia kenakan pagi ini belepotan, maklum hari pertama mencoba memakai gincu agar bibirnya tidak terlalu pucat, namun itu malah membuat kepercayaan diri nya berada di titik paling rendah.Namun sebalik nya, barra merasa santai santai saja saat bertemu dengan kekasih barunya ini, kecantikan alice yang tidak bisa di ganggu gugat ini memang mematri tatapan mata nya untuk sejenak, keyakinan sudah ada pada benak nya, bahwa alice akan menjadi pacar untuk selamanya, bukan satu hari,satu minggu, satu bulan, atau sementara.
Melihat sikap kikuk alice , barra semakin gemas, dan ingin rasanya menjambak rambut nya yang tergerai indah itu hingga ia merengek dan mengatakan sakitt bangg, barra mengusap gusar wajah nya sendiri karna sudah berfikiran semacam itu di pagi hari.
Untung saja alice tidak bisa membaca suara hati, jika tidak ia sudah mendapat cemoh ataupun toyoran di kepalanya. Tau sendiri alice adalah perempuan setengah laki, kasar nya menusuk hati, dan membuatnya geleng geleng kepala setiap hari. Tai-_-
"Udah gausah gugub gitu jalan sama pacar ganteng" barra membuka suara.
" Dih pede" jawab alice singkat, mengumpat tawa, ibu barra dulu ngidam apa? Melahirkan dedemit yang super pede, padahal masih banyak laki laki yang menyukai alice dan pasti dengan modal wajah yang lebih tampan dari barra.
Barra menatap alice sepersekian detik, membiarkan rambut alice yang tergurai lembut menyapa pipi nya melalui angin, harumm,, wangi bunga memenuhi ruas mobil nya saat ini.
"Kenapa? Bedak gue ketebelan ya? Atau lipstik gue kececeran?" Tanya alice sembari mengeluarkan kaca kecil di saku nya yang selalu ia bawa sebagai jimat ke pede an nya, mulai mengusap pipi nya dan mengusap lipstik nya dengan kasar.
" Ngapain di hapus? Kamu cantik" ucap barra tiba tiba membuat seluruh kegiatan alice berhenti seketika.
Kamu.. kamuu.. kamuuuu..
Makjleb, alice terkekeh geli mendengar barra memanggilnya dengan sebutan kamu, sungguh terasa asing baginya.
" Dih geli baarr, gausah gitu, sumpah geli gue dengernya"
"Loh kenapa? Ohh gue tau, lo mau gue panggil mama yaaa? Atau bunda? Ohh baby hany aja ya biar unyu unyu" goda barra semakin membuat alice gedek gedek.
Kampungann.
" Ishh apaan sih norak, udah biasa aja, gausah sayang sayangan di awal kalo kedepanya gak pasti ke pelaminan, eakk" tutur alice.
Ada benarnya juga, namun secara tidak langsung alice mengatakan bahwa hubunganya tidak sampai kepelaminan, ah sudah lah, barra segera menepis pikiran itu jauh jauh hingga masuk selokan di rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALBARA - (Jatuh Cinta Itu Lucu)
AcakGemercik air hujan itu menyembunyikan tawa yang menutupi samar nya luka. lentik nya jemari yang menyapa dinginya sepi. menyambut pagi dengan kecohan sang mentari. embun di ujung bumi,yang mengepul pesat perlahan pudar. beriring dengan air yang mengg...