ALBARA- [ aku suka hujan, juga barra]

187 12 13
                                    

Mudah saja, beri aku kepercayaan,nanti ku ganti dengan kesetiaan.

***

Kali ini mendung, tidak secerah beberapa jam yang lalu, namun ini lebih baik jika di bandingkan tadi, terik matahari yang kejam siap menembus rong rong kepala, alice maupun barra tengah beristirahat dan duduk di tepi lapangan setelah menjalankan hukuman dari bu fitri untuk membersihkan lapangan, tanda tangan saja tidak cukup bagi wanita dengan ciri khas sanggul besar di kepalanya itu.

Sebenarnya hukuman alice salah kostum tidaklah seberat itu, hanya saja ketambahan barra yang ugal dan semata mata menunjukan kegilaanya pada guru bk tersebut. Alice mengusap keringat yang menetes di kepalanya, sedangkan barra menengguk floridina yang tadi di belinya.

Bagaikan dua orang pengembara yang sedang mencari rumput di padang pasir, mereka kelelahan karna dua jam berjemur di tengah terik matahari dan mengumpulkan sampah sampah yang tercecer di sana, kini masa sulitnya telah usai.

Mendung dan kepulan asap hitam pekat sudah menjalar di langit langit. Tidak lama gemercik hujan menyapa helai demi helai rambut gadis itu, alice segera bergegas berdiri dan meletakan sapu sapu pada tempatnya, sedangkan barra masih menatap langit dengan memejam membiarkan rintik kecil berupa air itu perlaham membasahi seluruh wajahnya.

" Barr buruan ke kelas, uda mau hujan" ucap alice stengah teriak. Namun tak ada jawaban,barra masih diam membiarkan wajahnya perlahan basah begitu juga dengan tubuhnya.
" Barrrr, buruann, hujannn" teriak alice kembali

Barra bangkit, lalu menyeret alice ke tengah lapangan, kini keduanya sudah basah kutu kehujanan, alice berusaha lari untuk berteduh namun bara menyeretnya kembali, jika saat ini tidak hujan maka alice sudah menjitak kepalanya, jika nanti ia sakit dan flu karna kehujanan, maka barra yang haarus bertanggung jawab untuk hal ini dan wajib membelikanya bubur ayam yang paling enak untuknya.

Barra menyeret tangan alice dan membuatnya berputar, kini dunia berasa milik berdua saja, keduanya larut dalam canda ,bersama hujan.

Alice bahagia,ia sangat menyukai tawa barra, menyukai tingkah bodoh barra dan menyukai segala hal yang membuat barra tertawa bahagia, kini ia mengetahui satu hal lagi, dan mulai saat ini ia menyukai Hujan, karna hujan barra bahagia.

Barra memeluk erat alice, katanya kedinginan, namun itu hanya alasan untuk membuat danu semakin mengumpat amarah dan memendam sulutan api cemburu di sebrang sana, ia tau danu menatapnya tidak suka, tidak menyukai saat saat ia memeluk alice seperti ini.

Ternyata bukan hanya danu yang menyaksikan keduanya sedang melakukan drama ala ala korea, namun sudah banyak yang ingin melihat kebahagiaanya dengan alice, alice yang menyadari itu kini tidak perduli lagi, ia hanya ingin seharian bermain bersama hujan, bersama barra.

" Alanaa, aku cinta sama kamuu" teriak barra. Alice tidak begitu jelas mendengarkan teriakan barra, ia hanya mengangguk meski tidak faham, air hujan begitu deras hingga membuatnya menjadi tuli saat ini.

" Iya hujan nya hujan air bukan batu" teriak alice menjawab teriakan barra, barra merengut lalu mengatakan hal yang sama kembali.

" AKU CINTA SAMA KAMUU"

" AKUUU CINTTAA SAMA KAMUU"

" C I N T A SAMA KAMU, BUKAN HUJAN BATUU"

Alice mengumpat tawa, lalu memeluk erat tubuh barra, yang sudah sedingin es batu,seluruh mata yang menyaksikan itu berteriak histeris, ibarat menyaksikan drama di kehidupan nyata. Hanya satu saja yang mengumpat dan mengepalkan tangan, disini hanya danu yang buruk keadaanya.

***

"Pake gegayaan main hujan, baru bentar kena air hujan udah peyok" ujar alice mengompres kening barra yang bersuhu tinggi.

ALBARA - (Jatuh Cinta Itu Lucu)  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang