bonus:v

308 5 0
                                    


" Yang geseran dikit napa" ujar bara di tengah keseriusan memainkan PlayStation bersama bryan di rumah alice.  Sedangkan alice yang baru datang sembari membawa kentang goreng di mangkuk menyerobot untuk duduk di tengah tengah mereka, bairin aja biar nggak keterusan berdua duaan, kan alice jadi cemburu.

Bryan menyikut nyikut alice dengan lenganya " Tau nih, si mungil ganggu aja, sempit tau gak" sambung brian.

" Ish bodoamat, aku kan pengen liatt" jawab Alice enteng, ia malah semakin membenarkan posisi duduknya yang terhimpit menjadi lebih nyaman, meski barra sudah hampir jatuh karna ia menyerobot tempat duduknya.

" Dikira pantat gue cuma sejengkal kali yan" oke mulai saat itu barra dan bryan menjadi sohib karna sering bermain basket bersama, hingga memainkan game berdua, rupanya alice sudah dilupakan kalau brian dan barra sudah bertemu di ruang ini, menyebalkan.

" Makanya geseran" teriak alice di telinga barra, bryan hanya tertawa kecil lalu kembali sibuk dengan game nya.

" Kiri bar kiri, wah gilak gue hampir jatoh anjirr kamprett lo!! " Bryan teriak teriak sendiri kala mobilnya hendak keluar jalur lintasan.

" Gabisa main ih kak iyan, sini sini biar aku yang main" alice berusaha meraih remot control yang ada di tangan bryan, namun di tepisnya.

" Jangan ganggu napa sih dekk, ya ampunnnnnnn barrrr geser napa jalanan gue sempittt" brian hampir membanting remote nya ketika barra berhasil mencapai garis finish duluan.

Barra tersenyum sumringah sembari menepuk nepuk dadanya. " King barra dilawan" bangga barra yang mendapat tatapan O saja dari alice maupun bryan.

Barra lebay!

" Sekarang boleh menang, lain waktu nggak bakal gue biarin lo menang" ujar Bryan.

" Menangin game aja nggabisa, gimana mau menangin Kak Fedia" alice langsung mendapat hadiah cubitan di pipinya setelah mengatakan hal itu.

Fedia adalah teman kuliah Bryan,sekali mengerjakan tugas bersama rupanya kakaknya itu masih terngiang dengan kecantikan fedia, dan sejak saat itu alice tau itu pertama kalinya bryan jatuh hati dengan perempuan.

" Fedia bukanya tetangga ku yang waktu itu ngangerin donat kerumah ya yang?" Sahut Barra.

" Iya, yang jualan jamu di pertigaan" pekik alice di ikuti gelak tawa.

" Enak aja dikatain jualan jamu"

" Lu suka sama dia bang?" Tanya barra dengan mengangkat sebelah alisnya.

" Ngaco! Anak kecil di dengerin"

" Ish enak aja, emang bener kan abang tiap dua hari sekali pasti ngigo nama Fedia" alice membungkam mulut setelah mengatakan hal itu.

Bryan menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal karna semut ataupun nyamuk, melainkan salah tingkah.

Ah alice ember.

" Kamu kali yang ngigo, udah ah gue mau tidur, disini banyak tawon" bryan beranjak menaiki anak tangga dan masuk ke kamar, sebelum alice dan barra mengganggunya dengan kata kata Fedia yang selalu berhasil membuatnya salah tingkah sendiri.

Kini barra dan alice duduk hanya berdua,   alice tertawa kaku melihat tanggapan kakaknya, lucu melihat bryan yang sebelumnya tidak pernah jatuh cinta dengan cewek setelah putus dengan mantan mantanya.

Barra mendekatkan posisi duduknya untuk lebih dekat dengan alice.

Ah sialan, kali ini alice kembali memakai rok, bagaimana bisa ia lupa bahwa barra suka deg deg an kalau Alice salah kostummm.

ALBARA - (Jatuh Cinta Itu Lucu)  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang