ALBARA- Maaf

333 5 0
                                    

" mau sampe kapan lo ngehindarin dia mulu" galih memasukan kacang yang sudah ia kupas ke dalam mulutnya.

Ia gemas atas perlakuan barra terhadap alice, bukan lelaki gentleman namanya jika berlari dari sebuah masalah tanpa mencari tahu inti dari permasalahan itu, barra bersikap seola ola hubunganya dengan alice sudah benar benar berakhir, dengan cara seperti ini pula.

Galih tau barra masih menyimpan perasaanya untuk alice, namun terlalu gengsi mengatakan hal itu, galih tau karena sedari tadi barra membuang muka kala alice masih duduk di bangku sebelah mereka, namun menatap punggung gadis itu tanpa berkedip sekalipun ketika alice dkk meninggalkan tempat tersebut.

" Sampe dia jadi milik gue?" Danu masih meletakan ponselnya, namun mereka semua sama sama tau kalau danu hanya bercanda mengatakan hal itu, karna danu sendiri sudah mengatakan pada Barra bahwa perasanya pada alice tidak akan se egois waktu dulu lagi.

" yee pantat kambing, maju teross pantang mondorr" fabi menoyor kepala danu dan tertawa kecil.

" Apaci kentut dokar" danu mencubit pipi fabi gemas.

" Para anak jin gausa berantem ya, bukan waktunya" galih menengahi mereka sebelum dua orang ini semakin faseh dalam menghina sesama jenis, jenis hewan maksutnya.

" Lagian ya, kalo masi sama sama sayang ngapain nyiksa diri sendiri sih bar, gak capek apa main drama drama'an" barra menatap ke arah bima setelah sekian lama anak itu bungkam tidak ikut ikutan bicara.

" Gue sama dia udah selesai" jelas barra singkat padat dan jelas.

Selesai untuk apa? Selesai untuk sebuah hubungan yang bahkan baru saja dimulai, benar benar cara terbodoh memang, namun barra tidak bisa melakukan apa apa lagi selain membiarkan gadis itu bahagia dengan pilihanya, meski sebenarnya sesak.

" Lagian alice kan udah bilang sama lo bar, kalo dia sama ram_"

" Brisik, lo mau selera makan gue hilang" potong barra sebelum fabi mengatakan sesuatu yang bahkan tidak ingin ia dengar, lagi.

" Lu pikir gue tai bar, menjijikan" raut wajah fabi sengaja di sedih sedihkan.

" Lu bukan tai lagi fab, tapi sejenis virus yang nggak berguna" cibir galih, di ikuti gelak tawa oleh semuanya, termasuk barra.

***

Barra memainkan botol kosong yang ia bawa, melempar lemparkan ke udara, lalu menangkapnya, kakinya ia selonjorkan, perpustakaan sudah seperti tempat bermain yang bisa sesuka hati ia tempati.

Alice tyar dan popi sedang menjalankan tugas yang diberikan guru bahasa indonesianya untuk mencari buku novel untuk tugas tambahan, mata mereka bertemu dengan seorang lelaki yang tengah duduk memainkan ponsel, ia rasa lelaki itu masih belum menyadari keberadaan alice.

Dengan cepat alice mengambil sembarang buku agar cepat keluar dari
Perpustakaan, ia tau jika barra mengetahui hal itu maka barra pasti akan menghindar, jadi sebelum barra menghindari nya lebih baik alice yang pergi duluan.

Namun seseorang mencekal tanganya, alice memejamkan mata berharap tangan itu adalah barra, sosok yang suda membuatnya merasakan rindu selama beberapa bulan terakhir ini, berharap barra akan memeluknya, membawanya ke pelukan dan membiarkan semuanya berlalu di sana, memutuskan untuk kembali bersama sama. Namun semua bayangan itu hanya sebuah bayangan saja, ketika suara yang sudah ia nantikan berubah menjadi suara cempreng popi." Udah dapet bukunya al?" Tanya popi.

Syafana menghembuskan nafas yang sedari tadi ia tahan, sebelum ia menjawab, sosok yang ia nantikan melewatinya begitu saja, matanya masih menatap punggung barra yang semakin menjauh, ingin rasanya alice mencegat dan membuar lelaki itu mengerti bahwasanya alice sedang merindukanya, merindukan barra.

ALBARA - (Jatuh Cinta Itu Lucu)  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang