Pt. 9

10.9K 1.3K 249
                                    

Warning :: typo bertebaran

Happy reading

--o0o--

Ingat patung lilin yang Eunha beli dari hasil jalan-jalannya bersama Jungkook? Ya, saat ini Min Yoongi tengah menatap geli hadiah pemberian Eunha itu. Senyumnya dipaksakan karena tidak senang dengan cindera mata tersebut. "Boleh aku buang?" Tanya itu cukup serius. Yoongi tidak akan mempermasalahkan jika patung lilin hewan kucing yang dia dapat bukan berwarna merah muda. Tetapi Lee Eunha dengan tidak berdosanya memberi hadiah patung lilin kucing merah muda itu kepada Yoongi.

"Itu pemberian Jungkook juga. Jadi, kau masih berani ingin membuangnya?" Bukan tanpa sebab Eunha melakukannya. Ia masih kurang menerima sikap menyebalkan Yoongi saat dirinya ditatap sengit oleh Jungkook hanya karena belajar memasak di dapur berdua semalaman bersama Seokjin. Semua ulah mulut tidak sopan Yoongi. Dan sekarang Eunha ingin membalaskan kekesalannya pada laki-laki Min itu.

Sudah diancam oleh kalimat 'pemberian Jungkook juga', maka Yoongi harus menerima hadiah itu dengan terpaksa.

"Terima kasih untuk hadiahnya, Nona Lee." Ujar Seokjin. Laki-laki satu ini mendapat patung lilin panda warna putih.

Alis Eunha seketika berkerut. Sudah beberapa hari. Kini ia mulai menyadari ada yang aneh. Dari enam anggota Bangtan. Hanya Seokjin yang memanggilnya Nona Lee terus-menerus tanpa berani memanggilnya lebih informal. Mengapa begitu? Eunha semakin dibuat bertanya-tanya. Ia masih harus mengumpulkan banyak rahasia yang Jungkook sembunyikan. Apa yang ada dibalik semua misteri tentang suaminya sendiri.

"Kau pulang sendiri?" Yuna bertanya karena tidak menemukan keberadaan Jungkook memasuki ruang televisi itu bersama Eunha.

"Masih di halaman depan. Sedang mengobrol serius dengan Taehyung dan Namjoon yang baru pulang dari bandara." Jawab Eunha sedikit malas. Bukan malas menjawab pertanyaan Yuna. Namun malas yang Eunha maksud yakni pekerjaan Jungkook lagi-lagi menyita waktu suaminya itu. Obrolan serius yang sedang Jungkook bicarakan dengan Namjoon dan Taehyung saat ini bukan lain yaitu urusan bisnis.

Jungkook benar-benar orang yang super sibuk. Itu faktanya.

"Aku ingin ke salon besok pagi. Kau mau ikut?" Yuna mendapat patung lilin lumba-lumba warna biru. Eunha seolah tahu apa yang Yuna sukai. Maka sebagai rasa terima kasih, Yuna ingin mengajak Eunha pergi ke salon.

Tertarik dengan ajakan tersebut. Eunha mulai mengangguk antusias. Pikirannya sibuk menimbang-nimbang apa yang perlu ia ubah di salon nanti. Saat mendapatkan jawabannya. Eunha tidak sabar ingin cepat hari esok. Senyumnya mengembang. Kemudian pamit menuju kamar untuk membersihkan diri. Sebentar lagi adalah waktu makan malam. Eunha harus mandi dan berganti pakaian dengan piyama baru motif lain yang lucu-lucu pemberian dari Yuna.

"Setelah dipikir-pikir, rumah terasa lebih hidup sejak Nona Lee hadir. Sebelumnya, dimana pun berpijak, hanya akan ada kesunyian yang mendominasi." Baik Yoongi maupun Yuna mengangguk setuju dengan hal itu. Bahkan sejak kemunculan Eunha, jarang sekali mendengar Jungkook bertariak marah-marah. Terakhir kali laki-laki itu murka yakni pada hari saat Eunha dikabarkan menghilang. Pengaruh hadirnya sosok menggemaskan itu membawa kebaikan untuk pribadi Jungkook. Sebagai orang yang menyayangi Jungkook dan ingin yang terbaik, Seokjin sangat bersyukur.

"Saat aku menangkap Mike sebelum dibakar hidup-hidup. Dia adalah orang yang memiliki gangguan psikologis akut. Terlalu mendambakan karya ciptaannya sendiri. Hingga tindakannya merugikan orang lain." Yoongi masih mengingatnya. Melihat lukisan wanita sempurna yang tampak indah. Tentu saja indah, karya itu dibuat dari hasil potongan-potongan lukisan bagian tubuh terindah mendiang gadis-gadis cantik di kota Aveiro. Hanya Eunha yang selamat dari hipnotis membawa maut itu.

Shades Of GreyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang