Pt. 27

13.1K 1.1K 194
                                    


Warning : Typo bertebaran

Happy reading

---o0o---

"Aku lebih baik menikah dengan Taehyung dari pada harus jadi istrimu, Jungkook." Kata Yuna sambil menyilangkan kedua tangan di dada. Menatap tajam ke arah Jungkook yang duduk di sebrangnya.

Eunha terkekeh geli. Wanita itu berbangga hati setelah mendengar jawaban dari Yuna. "Lihat? Tidak ada perempuan yang mau jadi istrimu. Hanya aku. Jadi baik-baiklah padaku. Ahh-yha!" Eunha menjerit di akhir kalimat saat hidung mancungnya ditarik kuat oleh jemari tangan Jungkook.

"Kami akan menikah bulan depan." Taehyung menjelaskan dengan perasaan tenang. Awalnya sempat menyukai istri yang Jungkook nikahi saat di pulau Liyu. Tetapi pada akhirnya rasa suka tersebut memudar. Taehyung bersyukur tidak menikahi Eunha karena wanita Lee tersebut tampak aneh. Seperti yang pernah Jungkook katakan, bahwa Lee Eunha itu ajaib.

Ekspresi wajah Eunha tidak cukup senang. Hal itu bisa Jungkook ketahui dari decakan yang Eunha buat. "Apa lagi?" Tanya Jungkook kembali ingin tahu.

Eunha melemaskan bahunya. Kemudian menjawab pertanyaan dari suaminya. "Seandainya bisa memiliki banyak suami. Aku pasti akan menikahi Taehyung! Lalu menikahi Seokjin juga!" Eunha bicara dengan senyum merekah.

"Kau lihat?" Jungkook menatap Taehyung. Sorot matanya memandangi Taehyung dengan cukup serius. "Tidak ada yang paling gila selain dia. Kau harus banyak bersyukur karena tidak menikahinya." Ucap Jungkook lagi.

Topik pembicaraan jadi semakin konyol. Yuna sempat malu karena suara mereka saat bicara terdengar cukup keras, sehingga pengunjung lain di restoran tersebut tidak sengaja mendengar, mengalihkan pandangan ke arah mereka berempat dengan tatapan heran.

"Jeon Jungkook! Kau yang menyeretku ke altar lebih dulu! Kalau aku disuruh memilih, lebih baik menikah dengan Taehyung! Tentu saja karena dia lebih tampan." Ini tidak salah. Perkataan Eunha memang benar, tetapi Jungkook juga punya wajah yang menawan.

"Jika aku tahu kau terlalu mengagumi ketampanan sahabatku sendiri, aku akan membiarkanmu mati tenggelam di laut hari itu." Tidak seperti biasanya, Jungkook bukan ingin bertengkar, hanya saja Eunha selalu bisa memancing emosinya.

"Kau tidak ikhlas menolongku? Kau yang suka denganku lebih dulu." Mereka mulai saling menyalahkan. Eunha sudah mengeluarkan ekspresi kesal. Alis tebalnya terangkat dan menyatu. Seperti tokoh kartun burung merah pemarah.

"Itu karena posisimu yang berbahaya!"

Eunha melihat sesuatu di mata Jungkook karena matanya kemudian mengeras menyiratkan kekesalan. "Tidak perlu membentakku, Sir." Eunha mencuri minuman milik Yuna lalu menyeruputnya dengan santai. Ia akan berhasil membuat Jungkook kalah jika berdebat sengit dengannya. Seperti dalam kamus, Lee Eunha selalu benar, Jungkook yang salah.

Yuna melirik Taehyung sebentar lalu menggelengkan kepala. Di saat seperti ini, Yuna hanya ingin bisa menghilang. "Sudah tidak terhitung berapa kali mereka bertengkar. Jika tahu mereka akan kemari, kita pilih restoran lain untuk bertemu." Itu karena Yuna merasa malu. Pandangan orang-orang sesekali menoleh ke arah meja tempat mereka duduk lantaran mendengar debat antara Eunha dan Jungkook yang membingungkan.

"Kalian akan menetap di Seoul?" Tanya Taehyung setelah meja sudah dipenuhi oleh menu baru yang dipesan oleh Eunha.

Eunha meneguk minuman dari gelasnya pelan-pelan. Kesegaran cherryade memang tidak terkalahkan. Mampu mengembalikan semangatnya dan juga mengendalikan emosinya. Beberapa menit lalu ia memang sempat berdebat dengan suaminya. Tapi sekarang sudah berdamai. Terbukti dari tindakkan refleks Jungkook yang memindahkan wortel dari piring makan Eunha ke mulut Jungkook sendiri. Mengunyah sambil mengangguk mengiyakan pertanyaan Taehyung. "Rumah yang sedang dibangun masih belum sepenuhnya beres. Tapi setelah selesai nanti, itu akan jadi rumah utama kami."

Shades Of GreyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang