Warning :: typo bertebaranHappy reading
--o0o--
Sera dan Maya, keduanya menjerit meminta pertolongan agar dibebaskan dari tempat asing penuh dengan barang-barang yang lama tidak terpakai. Tangis itu menyelimuti ketika sosok laki-laki berpenampilan serba warna hitam mendekatkan diri.
DOORR
Suara tembakan terdengar. Maya tergeletak tak bernyawa dalam hitungan detik saja. Peluru panas yang menebus di jantung berhasil menumbangkan gadis malang itu.
Tersisa Sera. Masih dengan raut ketakutan. Pandangannya meringis setiap kali sorot mata milik Jungkook memberinya tatapan tajam yang kian menggelap.
"Mati lewat tanganku, atau lewat tanganmu sendiri?" Sambil tersenyum getir, Jungkook melemparkan pistolnya ke arah Sera.
Tak lama setelah itu, Sera menembakkan pistol tersebut ke arah jantungnya sendiri.
• • •
Eunha membuka matanya. Terbangun dari mimpi yang mengerikan itu. Napasnya memburu, keringat mengucur di area wajah turun ke leher jenjangnya. "Apa yang baru saja aku mimpikan? Sera? Maya? Dan Jungkook?" Ketiganya muncul bersamaan dalam mimpi yang menurut Eunha aneh.
Bagaimana tidak aneh? Sera dan Maya telah dikabarkan meninggal karena kecelakaan. Mengapa bisa muncul dalam mimpinya dan mati terbunuh di tangan suaminya?
Eunha menggeleng lalu melihat ke arah jarum jam pada dinding. Pukul dua dini hari. Masih terlalu pagi dan gelap untuk bangun dari tidur. Ia bahkan hanya sendirian di kamar yang besar ini. Tidak ada Jungkook. Hubungan keduanya masih terjerat perang dingin. Lebih tepatnya, Jungkook yang menghindarinya. Terakhir mereka bertemu, laki-laki itu mencoba menahannya untuk mendapatkan jawaban tentang kasus tabrak lari enam belas tahun lalu, Eunha terpaksa tidak jujur demi menyelamatkan orang yang tidak bersalah seperti ayah Seokjin. Dan sekarang ia harus menerima pernikahannya jadi tidak menyenangkan seperti ini.
"Aku susah payah mencari posisi yang nyaman untuk tidur. Dan malah terbangun karena mimpi tidak jelas itu. Hei, mimpi! Kau mau bertengkar denganku?" Eunha memukulkan tangannya pada bantal guling. Menggerutu karena setelah ini ia akan sulit untuk tertidur kembali. Tubuhnya lebih lelah dari biasa-biasanya. Mungkin karena menyiapkan lahan perkebunan di halaman belakang rumah bersama Bibi Han kemarin, Eunha yang tidak biasa berkebun merasa tubuhnya seperti remuk di mana-mana.
Karena sungguh tidak bisa tertidur dengan mudah lagi. Akhirnya Eunha menjadikan nomor ponsel Jungkook sasaran untuk menghilangkan rasa kekesalannya yang terbangun malam ini.
• • •
"Semua tempat pembuangan sampah sudah ditelusuri. Tidak ada rubik dengan inisial JK bisa kami temukan. Jika rubik itu dibuang, kemungkinan pagi ini sudah tiba di tempat pengumpulan sampah. Tapi sepertinya Nyonya tidak membuang rubik itu ke mana pun." Dae Hye yang sejak semalam diberi tugas untuk mencari dan menemukan rubik milik Jungkook, hari ini tiba ke kantor dalam keadaan mata lelah dan menguap beberapa kali karena mengantuk.
"Kau yakin sudah menelusuri semua tempat untuk mencari?" Semalam Jungkook datang ke apartemen Dae Hye meminta pertolongan secara tulus dengan sekretarisnya itu. Alhasil tidur malam Dae Hye di waktu istirahat tertunda karena harus melaksanakan tugas yang Sang Atasan perintahkan. Diberi gaji besar dan sangat memuaskan untuk masa depan yang lebih cerah, Dae Hye benar-benar tidak boleh menyepelekan tiap tugas dari atasannya.
Terdengar Jungkook menggeram kesal. Istrinya pasti sudah membohonginya perihal rubik yang dibuang. Bagaimana bisa Jungkook melupakan fakta bahwa Lee Eunha perempuan unik yang terkadang penuh kekonyolan. Terlalu gusar kehilangan rubik itu membuat Jungkook tidak bisa fokus pada beberapa hal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shades Of Grey
FanfictionLee Eunha adalah putri cantik dari presiden Korea Selatan yang unik dan menggemaskan. Saat liburannya ke Roma, dalam perjalanan kapal pesiar sebuah bahaya datang membuatnya bertemu Jeon Jungkook, pria dingin yang memiliki kecerdasan luar biasa. Suat...