Pt. 12

15.5K 1.4K 292
                                    

Warning :: typo bertebaran

Happy reading

--o0o--


Eunha terdiam duduk dalam mobil yang tengah melaju membawanya ke sebuah gedung acara pesta pernikahan Leo. Pandangannya kosong. Eunha terus melamun dan dibuat berpikir tentang percakapannya bersama Yuna tadi. Mungkinkah Jungkook benar-benar sekejam itu menyakiti orang lain hanya untuk keinginannya sendiri? Eunha hanya takut Jungkook bisa melukainya juga sewaktu-waktu jika ia memiliki kesalahan yang tidak bisa ditoleransi. Jika istri lain pada umumnya takut dengan suami karena sebagai rasa hormat. Namun berbeda, Eunha lebih takut dirinya mendapatkan hal serupa dari Jungkook seperti yang laki-laki itu berbuat pada orang lain.

Teringat juga saat awal pertemuan mereka. Eunha sudah tahu bahwa Jungkook yang menyelamatkan hidupnya dari ombak besar lautan yang ingin menelannya. Tetapi satu fakta ketika Jungkook menodongkan senjata kepadanya. Eunha ikut merasakan kengerian itu lagi. Jika melihat sikap Jungkook akhir-akhir ini padanya. Laki-laki itu tidak tampak seperti monster. Dan Eunha tidak pernah tahu bagaimana Jungkook ketika tidak bersamanya.

"Hei? Sayang? Kau melamun?" Jungkook yang sedari tadi duduk di samping Eunha dan memperhatikan sikap aneh istrinya itu lantas dibuat bertanya-tanya.

Eunha sudah tampil cantik dengan gaun yang dibelinya dua hari lalu. Gaun bahan beluderu warna merah dengan rok panjang hingga mata kaki serta bagian bahu yang terekspos jelas. Memperlihatkan leher putih dilingkari kalung cantik memiliki liontin bentuk love di tengah-tenganya.

Pandangan Eunha tersadar, melihat ke arah Jungkook dengan sedikit linglung. "Kenapa?"

"Kau terlihat kebingungan. Ada apa? Heum?" Tangan Jungkook beralih melingkar di pinggang Eunha. Menarik tubuh wanita itu agar lebih mendekat padanya.

Mobil sedan mewah itu hanya ada mereka berdua, Taehyung yang menyetir serta Seokjin yang duduk di samping pengemudi. Sisanya memakai mobil Van dan mengikuti dari belakang.

Eunha mencoba mencari kenyamanan lewat membalas dengan memeluk tubuh Jungkook. Menyandarkan kepalanya di dada bidang laki-laki itu. Lagi-lagi menghirup aroma menyegarkan yang paling Eunha sukai. Seketika pikirannya kembali merasa tenang.

Ya, Eunha tidak perlu begitu takut akan kekejaman Jungkook. Laki-laki itu yang mengatakannya sendiri bahwa ia sangat penting bagi hidup Jungkook dan satu-satunya yang Jungkook pedulikan untuk sekarang. Persetan dengan penyakit psikologis yang kronis, atau bahkan tentang masa lalu Jungkook yang menyedihkan. Eunha berada di sini sekarang karena ia mencintai laki-laki itu. Ingin menghabiskan banyak waktu bersama Jungkook sebagai seorang istri. Lagi pula, dirinya sudah berjanji akan membantu apapun yang sedang Jungkook alami. Eunha akan mencoba untuk menelusuri kasus tabrak lari kakak laki-laki Jungkook. Tapi, ia harus memulai dari mana?

"Apa tempatnya masih jauh?" Eunha bertanya. Sudah menebak sekitar lima belas menit dalam perjalanan, dan sampai sekarang mobil belum berhenti di tempat tujuan.

Jungkook membuat dagu Eunha naik agar wajah cantik itu mendongak menatapnya. Tidak tahan untuk tidak mencium. Satu ciuman mendarat di bibir merah muda Eunha karena Jungkook yang selalu saja berhasil tergoda oleh benda kenyal itu. "Kita menuju gedung paling mewah di kota ini. Leo menikahi seorang putri walikota. Dan, kau sudah tahu sendiri selanjutnya."

"Jadi semua tamu yang akan datang termasuk orang penting? Sepertimu?"

"Apa aku orang penting?" Tanya Jungkook jahil. Eunha yang kesal lantas memukul pelan dada Jungkook. Seketika ingatan tentang kekejaman Jungkook menghilang begitu saja. Lihatlah. Laki-laki ini tidak terlihat menakutkan atau berbahaya. Jungkook yang sekarang sudah berbeda. Semoga saja memang begitu. Batin Eunha penuh harap.

Shades Of GreyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang