Warning : Typo bertebaran
Happy reading
---o0o---
"Aku tidak mengerti denganmu, Eunha." Yuna meletakkan gelas berisi cokelat panas tepat di samping ia sedang duduk. Menikmati udara yang lebih dingin di waktu menjelang tengah malam. Halaman depan rumah Juyi menjadi tempat yang lebih indah ketika langit terlihat dipenuhi bintang bercahaya. Pandangan Yuna kembali menatap Eunha. "Jelas-jelas kau masih mencintainya. Tapi kau memperlakukannya seperti orang yang asing. Aku mengerti kalau kau masih marah dan kecewa karena tembakan yang kemarin. Tapi, sekarang semua sudah berlalu. Tidak bisakah memaafkannya dan kembali hidup bahagia bersama-sama?"
Eunha menutupi tubuhnya dengan jaket bulu yang lebih tebal. Setelah melihat Jungkook kembali dari dalam hutan, ia belum memutuskan masuk ke kamar. Justru menyuruh Yuna duduk bersama di halaman depan rumah. Menikmati waktu yang begitu tenang. Tidak banyak hiruk pikuk di daerah sekitar. Memang sangat menenangkan.
"Dikatakan bahwa cermin yang pecah dapat dipersatukan kembali. Namun, dua kaca yang pecah disatukan lagi, retaknya masih ada. Begitu kepercayaan antara dua orang rusak, sulit untuk dikumpulkan kembali." Ucap Eunha tanpa ekspresi. Hatinya masih cukup bimbang. Ia belum memilih apakah memang ingin benar-benar berpisah dengan Jungkook. Dan kalau hal itu terjadi, bisakah ia hidup bahagia setelahnya?
"Kau ingat ketika pertama kalian bertemu? Saat dia menyelamatkanmu. Aku tidak melihat langsung pada waktu itu. Tapi Jungkook yang aku kenal tidak akan sebaik ketika dia menolongmu dari ombak di lautan. Sekarang dia sudah menyesali perbuatannya. Semuanya sudah berlalu. Bukankah lebih baik memberinya satu kali lagi kesempatan?"
"Dia lebih dulu merusak kepercayaan yang pernikahan ini bangun. Aku tidak pernah merasa menyesal karena menikah dengannya. Tapi, justru dia yang menyesal menikah denganku hanya karena kesalahpahaman di masa lalu. Aku mencoba mengabulkan keinginannya. Berpisah adalah hal yang tepat untuk kami berdua." Eunha menegakkan tubuhnya. Menahan butiran bening yang sudah bersiap di ujung mata. Ia tidak akan lagi menangisi hal seperti ini. "Sudah larut malam. Ayo masuk dan bersiap tidur."
Yuna tidak mencegah. Membiarkan Eunha masuk lebih dulu meninggalkannya. Sebenarnya, Yuna juga sedang memiliki masalahnya sendiri. Namun ia sulit untuk terbuka. Walau sebenarnya memang sangat ingin berbagi cerita kepada Eunha.
Yuna mengambil gelas yang masih berisi cokelat dan kini sudah lebih hangat karena udara yang dingin. Ikut memasuki rumah dan menutup pintu. Segera bergegas menuju ruang kamar yang ditempatinya bersama Juyi. Beristirahat melepas rasa lelah, baik fisik maupun hatinya sendiri.
• • •
Eunha menutup pintu geser kamar yang ditempatinya. Saat sudah berada di dalam, pandangannya langsung tertuju ke arah sudut ruangan. Melihat dengan sangat jelas tubuh Jungkook meringkuk di atas lantai tanpa alas apapun. Tidur hanya dengan satu bantal untuk kepala.
Merasa iba. Eunha tidak bermaksud menyiksa suaminya dengan cara seperti ini. Ia tidak mengharapkan kehadiran laki-laki itu di sini. Jungkook dengan sendirinya memilih untuk tetap tinggal. Dan sekarang hati Eunha merasa hancur karena telah bersikap seperti istri yang tega.
"Bangunlah. Kau boleh tidur di kasur lipat itu dan memakai selimutnya." Eunha tidak bermaksud kejam. Bukti nyata bahwa ia akan meminjamkan kasur lantai dan selimutnya untuk Jungkook. Sedang dirinya, memilih untuk tidur beralas jaket mantel bulunya sendiri.
Jungkook masih lemah. Menahan luka di kakinya tidaklah mudah. Hanya diobati dengan obat seadanya. Karena sebelumnya sudah sering mengalami banyak luka di tubuhnya, maka yang kali ini juga akan sembuh dengan cepat seperti biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shades Of Grey
FanfictionLee Eunha adalah putri cantik dari presiden Korea Selatan yang unik dan menggemaskan. Saat liburannya ke Roma, dalam perjalanan kapal pesiar sebuah bahaya datang membuatnya bertemu Jeon Jungkook, pria dingin yang memiliki kecerdasan luar biasa. Suat...