EXO - For Life
_____________________________
Samudra tidak mengantar Aleta pulang, dia malah ingin menelepon Angga untuk mengantarkannya.
Jelas, Aleta tidak mau merepotkan Angga yang bukan siapa-siapa baginya. Jadi Aleta putuskan untuk pulang sendiri tanpa di antar oleh siapapun, tapi sepertinya Samudra sudah menelepon Angga.
Tanpa mendengarkan obrolan via telepon Samudra dan Angga, sesegera mungkin Aleta langsung keluar dari restaurant tersebut.
Tak terasa hari sudah gelap, udara semakin dingin, tubuh Aleta sedikit menggigil karena udara malam hari, matanya sedikit mengantuk merasakan angin yang begitu tenang menembus masuk ke tubuhnya.
Aleta berjalan sambil mencari kendaraan umum, entah itu bus, angkot, taksi, ojek atau kendaraaan umum lainnya. Aleta tidak perduli yang penting sekarang dia harus pulang sebelum jam 8 malam, Aleta takut mamanya khawatir.
Aleta sedikit ragu untuk pergi ke halte karena trauma kejadian kemarin malam, Aleta mencoba memberhentikan taksi tapi tidak ada yang berhenti, disini juga tidak ada ojek.
Sial! Gara-gara dua orang itu, Aleta sekarang harus pulang malam dan sendiri. Padahal Samudra bisa saja mengantarnya tapi dia sedang tidak membawa mobilnya, jadi tidak ingin mengantarkan Aleta dengan kendaraan umum. Pikir Aleta begitu setelah mendengarkan alasan Samudra.
Tapi Aleta salah, bukannya Samudra tidak ingin mengantarnya pulang, tidak ada kendaraan bukan masalah baginya bahkan dia masih sanggup jika harus menggendong Aleta sampai rumahnya. Hanya saja dia ingin melihat sahabatnya bahagia, dia ingin menepati janjinya untuk melepaskan Aleta demi sahabat kecilnya.
19:29
Melihat arloji di tangannya, akhirnya Aleta memilih untuk memesan taksi online ketimbang harus menunggu lebih lama lagi.
Beruntung hari ini jalanan sedang tidak macet, jadi 24 menit Aleta sudah sampai di rumahnya.
-----
Di tempat lain Samudra penuh frustasi. Hari ini dia berfikir dirinya benar-benar seorang pengecut, karena sudah membiarkan pacarnya pulang sendiri.
Bagaimana jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan? Bagaimana jika Aleta di culik? Di bunuh? Atau di perkosa? Pikiran-pikiran buruknya selalu terngiang di kepalanya.
Ingin menelepon tapi dia urugkan niatnya itu, mengingat bahwa sudah menelepon Angga terlebih dahulu merasa sedikit tenang baginya. Samudra yakin Angga bisa menjaga Aleta dengan baik tanpa lecet sedikitpun.
Drrrrttt
Samudra cepat-cepat berdiri dan mengambil benda persegi panjang yang tergeletak di nakas meja belajarnya.
Sonya
Gue udah sampai di jakartaSamudra diam, membulatkan matanya tidak percaya. Sebisa mungkin dia mencoba tidak perduli, dia kembali meletakan ponselnya ke nakas meja belajarnya.
Memejamkan matanya untuk menghilangkan rasa capenya hari ini, tapi yang ada di kepalanya adalah Aleta, yang terbayang olehnya adalah Aleta, yang mengganggu pikirannya adalah Aleta. Aleta, Aleta, Aleta, dan lagi-lagi Aleta.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALETA
Novela Juvenil[END] Selamat berimajinasi untuk hubungan Aleta dan Samudra. Copyright, 2017.